BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Rumusan
tujuan pendidikan Islam sangatlah relevan dengan rumusan tujuan Pendidikan
Nasional. Rumusan tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap
dan mandiri, dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata
pelajaran, yaitu : Al-qur’an Hadis, Aqidah akhlak, Fiqih, dan Sejarah
Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling
terkait, isi mengisi, dan melengkapi. Dengan adanya mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam diharapkan para siswa dapat memahami dengan seksama tentang
perjalanan agama islam mulai dari
kelahiran Rosulullah hingga setelah wafatnya Rosulullah.
b.
Rumusan
Masalah
- Bagaimana Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah?
- Apa Tujuan diadakan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah?
- Apa Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah?
- Bagaimana Keterkaitan materi kelas 5 dan 6 ?
c.
Tujuan
Dalam
menyusun makalah ini tentunya ada tujuan yang dicapai untuk sebuah
keberhasilan. Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Dapat menjelaskan tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah.
- Dapat menjelaskan Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
- Dapat menjelaskan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
- Dapat menjelaskan Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
- Dapat menjelaskan keterkaitan materi antara kelas 5 dan 6.
d.
Manfaat.
Manfaat
dari makalah ini diharapkan tidak hanya bagi penyusun makalah saja namun juga
bagi pembaca.
1.
Manfaat
bagi pembaca : Pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang pelajaran pendidikan
agama islam pada umumnya dan lebih khusus tentang mata pelajaran Sejarah
Kebudayan Islam dari kelas 5 dan 6 mulai dari :
a. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah.
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Ibtidaiyah.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
d. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah
e. Analisis Terhadap Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah.
2.
Manfaat
bagi penyusunan makalah: Penyusun makalah akan lebih memahami tentang
pembahasannya dan dapat dijadikan pengembangan dalam membuat makalah yang lain.
e.
Sistematika
Penulisan.
Dalam
menulis suatu makalah, kita perlu memperhatikan susunan pada karangan itu
sendiri agar dalam menyusunnya dapat terlihat lebih runtut dan sistematis
sehingga penyusunan makalah terbentuk dengan adanya sisematika. Dan sistematika
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
- Sistematika
BAB II LANDASAN TEORI
- Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
BAB III PEMBAHASAN :
TELAAH PAI “ Sejarah Kebudayaan Islam “
- Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah.
- Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
- Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
- Keterkaitan materi antara kelas 5 dan 6.
BAB IV PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
- Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2008
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN STANDAR ISI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI
MADRASAH
BAB I
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BAHASA ARAB
MADRASAH IBTIDAIYAH
Kelas 5
Smt
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Alokasi Waktu
|
I
|
1. Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad
saw ke Yasrib
|
1.1
Mengidentifikasi sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad saw. Ke Yasrib
1.2
Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Yasrib.
1.3Mengambil
hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. ke Yasrib
|
32 jam pelajaran (16 pertemuan)
|
2. Memahami keperwiraan Nabi Muhammad saw
|
2.1
mendeskribsikan upaya yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Dalam membina
masyarakat Madinah (social, ekonomi, agama, dan pertahanan)
2.2Meneladani keperwiraan Nabi Muhammad saw. dalam membina
masyarakat Madinah
|
||
II
|
3. Mengenal peristiwa Fathu Makkah
|
3.1 mengidentifikasi sebab-sebab
terjadinya Fathu Makkah
3.2 Menceritakan kronologi peristiwa Fathu
Makkah
3.3 Mengambil ibrah dari peristiwa Fathu
Makkah
|
28 jam pelajaran (14 pertemuan)
|
4. mengidentifikasi peristiwa akhir hayat
rosululloh saw
|
4.1 menceritakan peristiwa-peristiwa
diakhir hayat Rasulullah saw.
4.2 Mengambil hikmah dari peristiwa akhir
hayat Rasulullah saw.
|
Materi :
1.1 Mengidentifikasi sebab-sebab hijrah Nabi Muhammad
saw. Ke Yasrib
Hijrah merupakan kepindahan
Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah. Dalam hal ini, hijrah merupakan
pengorbanan dengan cara memutuskan hubungan dengan yang paling dekat dan paling
dicintai demi tegaknya agama Allah swt. Hal itu dilakukan dengan cara
meninggalkan kampong halaman dan menetap di negeri lain.
Sebab-sebab hijrahnya Nabi
Muhammad saw ke Yatsrib antara lain:
- Nabi Muhammad saw mendapat perlakuan yang buruk dari penduduk Makkah
- Peristiwa isra’ mi’raj yang mengandung mandat bagi Nabi Muhammad saw. untuk melakukan hijrah ke Madinah.
1.2 Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad
saw ke Yasrib.
Melihat kaum muslimin
melakukan hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy menjadi gusar. Mereka
menganggap bahwa kaum muslimin akan memiliki kekuatan yang besar jika pergi ke
Madinah. Oleh karena itu, mereka mencari cara untuk melenyapkan Nabi Muhammad
saw. Akhirnya mereka memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad saw. pada malam
hari sebelum berangkat ke Madinah. Akan tetapi, beliau telah diberi tahu oleh
Malaikat Jibril mengenai hal itu. Pada malam itu , Nabi Muhammad saw.
berjaga-jaga dan bersiap-siap pergi ke Madinah. Nabi Muhammad saw. kemudian
menyuruh Ali bin Abi Tholib menempati tempat tidurnya. Ketika orang-orang
Quraisy menyerbu rumah Rosulullah, mereka terkejut ketika menjumpai bahwa yang
dirumah adalah Ali Bin Abi Tholib. Dengan kesal, orang-orang Quraisy segera
menyebarkan algojonya untuk melacak jejak Nabi Muhammad saw. Mereka menjanjikan
hadiah seratus ekor unta bagi siapa yang pun yang dapat menangkap Nabi Muhammad
saw.
Setelah keluar dari
rumahnya, Nabi Muhammad saw. pergi menemui Abu Bakar as-Sidiq untuk pergi ke
Madinah. Selanjutnya mereka bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari tiga
malam. Pada malam keempat, mereka keluar dari gua dan menyewa seorang kafir
yang sangat dipercaya, yaitu Abdullah bin Uraiqit. Akhirnya Nabi Muhammad saw.
tiba di Quba (dekat Madinah) pada hari senin, 20 September 622 M setelah berjalan selama
tujuh hari dan menetap selama empat hari. Beliau juga membangun sebuah masjid
yang diberi nama Masjid Quba.
1.3 Mengambil hikmah dari peristiwa hijrah Nabi
Muhammad saw. ke Yasrib
Hikmah yang dapat diambil
dari peristiwa hijrah kaum muslimin ke Madinah antara lain:
1.
Kaum
muslimin merasa beban penderitaanya berkurang.
2.
Kaum
muslimin ertambah keimanannya dengan adanya bukti pertolongan Allah swt.
3.
Hijrah
membuka mata kaum kafir Quraisy bahwa tidak semua suku Arab membenci Nabi
Muhammad saw dan ajarannya.
4.
Hijrah
menunjukkan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa Islam merupakan rahmatan
lil-alamin.
2.1 Mendeskribsikan
upaya yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Dalam membina masyarakat Madinah
(social, ekonomi, agama, dan pertahanan).
Setelah
Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin datang ke Madinah, mereka segera berusaha membangun
landasan-landasan utama bagi terbentuknya sebuah masyarakat/negara baru.
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. adalah :
1.
Membangun
Masjid
Pada masa Nabi Muhammad
saw., masjid digunakan sebagai pusat kegiatan peribadatan dan penyelenggaraan
pemerintahan.
2.
mempersaudarakan
kaum anshor dan muhajirin
3.
Menyusun
Dustur (Undang-undang).
2.2
Meneladani
keperwiraan Nabi Muhammad saw. dalam membina masyarakat Madinah.
Berkaitan
dengan terbentuknya masyarakat di MAdinah, Nabi Muhammad saw. kemudian
menetapkan sebuah dustur atau undang-undang yang dikenal dengan sebutan Piagam
Madinah. Adapun ketetapan-ketetapan dalam Piagam Madinah adalah sebagai
berikut:
a.
Dengan nama
Allah, telah ditetapkan oleh Muhammad, Nabi Allah, bahwa semua orang yang
beriman, baik dari suku Quraisy, suku Madinah, maupun dari mana saja, semuanya
adalah satu Negara.
b.
Perdamaian
dan peperangan akan mengikat semua umat islam.
c.
Orang
yahudi yang ikut serta menggabungkan diri dalam Negara Islam akan dilindungi
dari semua gangguan, serta mempunyai hak-hak yang sama.
d.
Orang-orang
Yahudi bersama umat Islam akan membentuk suatu bangsa campuran dan mereka akan
mengamalkan agama mereka sama bebasnya dengan umat islam.
e.
Sekutu
orang Yahudi akanmemperoleh keamanan dan kebebasan yang sama.
f.
Sekutu
orang Yahudi dan orang-orang islam akan dihormati sebagai penyokong.
g.
Semua umat
islam yang sejati akan memandang rendah orang yang berbuat kejahatan dan tidak
akan melindunginya, meskipun dia adalah saudara dekatnya.
h.
Orang yang
bersalah akan dituntut dan dihukum.
i.
Orang
yahudi akan bergabung dengan umat islam dalam mempertahankan kota madinah.
Ditetapkannya
Piagam Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Piagam itu
dikemudian hari membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan umat Islam.
3.1 mengidentifikasi
sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah
Selama
dua tahun perjanjian Hudaibiyah, dakwah islam sudah menjangkau seluruh
semenanjung Arab. Dakwah itu juga ternyata mendapat sambutan yang baik.
Suku-suku yang paling selatan pun telah menggabungkan diri kedalam islam. Semua
itu membuat kedudukan kaum Quarisy makin terpojok. Salah satu isi Perjanjian
hudaibiyah menyatakan bahwa semua suku diperbolehkan bersekutu, baik dengan
kaum muslimin maupun kaum Quraisy. Berdasarkan hal itu, kaum muslimin bersekutu
dengan Bani khuza’ah. Pada masa selanjutnya, keseluruhan Bani Khuza’ah ini
masuk islam. Sementara itu kaum Quraisy bersekutu dengan Bani Bakar. Karena
suatu permsalahan, Bani Bakar menyerang Bani khuza’ah. Mereka membunuh beberapa
orang Bani Khuza’ah dan memporaporandakan desa mereka. Keadaan menjadi lebih
parah ketika kaum Quraisy membantu Bani Bakar. Tindakan tersebut melanggar
perjanjian Hudaibiyah. Akibatnya orang-orang Bani Khuza’ah mengadukan hal itu
kepada Nabi Muhammad saw.
Mendengar
pengaduan bani khuza’ah, Nabi Muhammad saw segera memerintahkan kaum musimin
untuk melaukan persiapan guna menaklukkan kota
Makkah.
3.2 Menceritakan kronologi peristiwa Fathu
Makkah
Nabi
Muhammad saw. membuat persiapan-pesiapan untuk berangkat ke Mekah. Selama
mengadakan persiapan perang itu, nabi Muhammad berusaha untuk merahasiakannya.
Namun sahabat yang bernama Hatib bin Balta’ah menulis surat kepada kaum quraisy untuk memberi tahu
apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Allah swt memberitahukan kepada Nabi
Muhammad saw. tentang perbuatan Hatib, sehingga Nabi Muhammad saw. mengutus Ali
bin Abi Tholib dan Zubair bin Awwam untuk mengambil kembali surat tersebut.
Kaum
muslimin berhasil mengumpulkan pasukan sejumlah 10.000 tentara. Kaum Quraisy
tidak kuat untuk bertempur melawan pasukan muslimin sehingga mereka meletakkan
senjata. Pemimpin Quraisy yang bernama Abu Sufyan setelah itu masuk islam
diikuti oleh berbondong-bondong penduduk mekah. Akan tetapi Nabi Muhammad saw.
tidak pernah merasa dendam dan sekarang kota
mekah benar-benar berada dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Pada saat itu,
di sekitar ka’bah terdapat kurang lebih 360 berhala. Nabi Muhammad saw. dan
kaum muslimin segera menghancurkannya.
3.3 Mengambil ibrah dari peristiwa Fathu Makkah.
Adapun pelajaran yang dapat dipetik
dari peristiwa Fathu Makah antara lain:
- Tidak boleh memiliki sifat pendendam meski kita pernah disakiti oleh orang lain.
- Selalu memiliki sifat rendah diri dihadapan Allah swt.
- Perbuatan yang bathil akan lenyap.
- Selalu bersikap baik kepada setiap orang.
- Melupakan setiap kejahatan yang pernah dilakukan oleh seseorang.
4.1 Menceritakan
peristiwa-peristiwa diakhir hayat Rasulullah saw.
Salah
satu usaha yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mengirimkan para dan mubaligh ke
berbagai daerah untuk mengajarkan agama islam. IA juga mengatur peradilan Islam
secara teratur cara-cara memungut zakat.
Salah
satu petugas yang dikirimkan Nabi Muhammad saw. adalah Mu’az bin Jabal. Pada
waktu itu, muncullah perintah Nabi Muhammad saw. yang terkenal. Perintah itu
adalah agar mu’az bin JAbal menggunakan pertimbangan akalnya dalam memutuskan
persoalan. Hal itu dilakukan apabila tidak menemukan petunjukdalam Al-quran dan
Hadist.
Pada masa
itu, Nabi Muhammad saw. menyiapkan sebuah pasukan untuk memerangi orang-orang
romawi di Balqa (yordania). Pasukan itu dipimpin oleh Usamah bin Zaid bin
Harisah yang baru berusia 18 tahun. Akan tetapi, pasukan ini tidak jadi
berangkat karena Nabi Muhammad saw. jatuh sakit.
Pada saat
itu pula Allah swt. Menurunkan wahyu yang terakhir. Wahyu tersebut adalah Surah
al-Maidah ayat 3.
Turunnya
ayat ini membuat sebagian kaum muslimin bergembira. Mereka merasa senang atas
kesempurnaan agama mereka. Akan tetapi, sebagian sahabat justru merasa sedih.
Salah satunya adalah Abu Bakar as-Siddiq. Ia mengetahui bahwa turunnya ayat
tersebut merupakan tanda berakhirnya tugas Nabi Muhammad saw. Hal itu
menandakan bahwa Nabi Muhammad saw. akan meninggalkan kaum muslimin tidak lama
lagi.
4.2 Mengambil hikmah dari peristiwa akhir
hayat Rasulullah saw.
Keteladan
yang dapat diambil dari Rosullullah adalah perjuangannya yang tak kenal lelah
dalam memperjuangkan agama Allah. Betapapun besar rintangan yang dihadapi,
beliau tidak pernah menyerah hingga akhir hayatnya. Hal itu beliau lakukan
karena rasa cintanya terhadap umatnya. Kita layak bersyukur dan meneladani hal
itu.
Kelas 6
Smt
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Alokasi Waktu
|
I
|
1. Mengenal sejarah Khalifah Abu Bakar
as-Siddiq
|
1.1 menjelaskan arti dan tugas Khulafaur
Rasyidin
1.2 Menceritakan silsilah dan kepribadian
Abu Bakar as-Sidiq
1.3 Menunjukkan contoh-contoh nilai
positif dari khalifah Abu Bakar as-Sidiq
1.4 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Abu Bakar as-Sidiq
|
32 jam pelajaran
(16 pertemuan)
|
2. Mengenal sejarah Khalifah umar bin
Khattab
|
2.1 Menceritakan silsilah dan kepribadian
Umar bin Khattab serta perjuangannya dalam dakwah Islam.
2.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai
positif dari Umar bin Khattab.
2.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Umar bin Khattab.
|
||
3. Mengenal sejarah Khalifah Usman bin
Affan
|
3.1 Menceritakan silsilah dan kepribadian
Usman bin Affan serta perjuangannya dalam dakwah Islam
3.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai
positif dari Usman bin Affan.
3.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Usman bin Affan.
|
||
II
|
4. Mengenal sejarah khalifah Ali bin Abi
talib
|
4.1 Menceritakan silsilah, kepribadian,
dan perjuangan khalifah Ali bin Abi Tholib
4.2 menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai
positif dari kekhalifahan Ali bin Abi Tholib.
4.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Ali bin Abi Tholib.
|
28 jam pelajaran
(14 pertemuan)
|
5. Mengenal sejarah perjuangan tokoh agama
Islam di daerah
|
5.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh agama
Islam di daerah masing-masing.
5.2 Menceritakan sejarah perjuangan tokoh
agama Islam di daerah masing-masing.
|
1.1 menjelaskan arti dan tugas Khulafaur
Rasyidin
Arti Khulafaur Rasyidin adalah para pengganti Rosulullah yang mendapat
bimbingan atau petunjuk.
Adapun tugas dari Khulafaur
Rasyidin adalah:
- Meneruskan risalah Nabi Muhammad saw.
- Memerangi orang-orang yang merusak agama islam dan mengajarkan ke jalan yang benar.
- Sebagai pemimpin Negara.
- Pemimpin Agama.
1.2 Menceritakan silsilah dan kepribadian
Abu Bakar as-Sidiq
silsilah khalifah Abu Bakar
as-Sidiq
1.3 Menunjukkan contoh-contoh nilai
positif dari khalifah Abu Bakar as-Sidiq.
Abu Bakar as-Sidiq sangat mencintai Nabi Muhammad saw. Ia
selalu memberi dorongan , semangat, dan membela beliau pada masa perjuangan
Islam. Dalam suatu riwayat diceritakan, Nabi Muhammad saw. sedang khusuk
melaksanakan sholat di Masjidil Haram. Tiba-tiba datanglah uqbah bin Mu’it. Ia
langsung mencekik Nabi Muhammad saw. yang sedang bersujud. Keadaan itu sangat
membahayakan Nabi Muhammad saw. Secara kebetulan Abu Bakar as-Sidiq datang. Ia
segera menolong Nabi Muhammad saw. dan mengusir Uqbah bin Mu’it. Akibatnya
keduanya berkelahi. Dalam perkelahian itu, Abu Bakar as-Siddiq mendapatkan
luka-luka.
Abu Bakar
as-Sidiq juga tidak segan-segan mengeluarkan uangnya dalam memperjuangkan
islam. Sejumlah budak yang memeluk islam dan disiksa oleh tuannya dibebaskan
oleh Abu Bakar as-Sidiq. Diantaranya adalah Bilal bin Rabah.
1.4 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Abu Bakar as-Sidiq.
Berikut ini beberapa nilai-nilai positif yang patut kita teladani
dari khalifahan Abu Bakar as-Sidiq antara lain:
1. Seorang dermawan dan rela berkorban demi Islam.
2. Beliau adalah seorang yang lemah lembut hatinya
bahkan saat membacaAlqur’an beliau selalu menangis.
3. Beliau selalu bersikap tegas dalam memerangi
orang-orang yang murtad, serta nabi-nabi palsu dan orang-orang yang tidak mau
membayar zakat.
4. Beliau selalu hidup sederhana.
5. Beliau selalu mementingkan kepentingan Negara
daripada kepentingan pradi dan keluarga.
2.1
Menceritakan silsilah dan kepribadian Umar bin Khattab serta perjuangannya
dalam dakwah Islam.
Silsilah Umar bin Khattab
Umar bin Khattab memiliki pandangan yang jauh kedepan, luwes, dan
ail sehingga pendapatnya banyak diterima oleh orang. Hal ini terlihat ketika ia
menengahi perselisihan antara kaum anshor dan muhajirin pada waktu wafatnya
Nabi Muhammad saw. Atas jasa Umar bin Khattab pengganti beliau dipimpin secara
mufakat dan damai.
Keberanan dan ketegasan Umar bin Khattab merupakan kekatan yang
sangat besar dalam mengembangkan ajaran islam. Oleh karena itu, Umar bin
Khattab selalu menjadi kepercayaan.
2.2 Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai
positif dari Umar bin Khattab.
Umar bin
khattab menjalankan pemerintahan nya dengan adli. Ia tidak membedakan antara
tuan dan budak, kaya dan miskin serta penguasa dan rakyat jelata. Semua
mendapat perlakuan yang sama.Ian akan menghukum yang salah dan membela yang
benar. Hall itu ditunjukan dalam suatu
riwayat. Suatu ketika Umar bin Khattab bersama dengan anas bin malik. Kemudian
datanglah penduduk mesir mengadukan perihal kezaliman amru bin as. Umar bin
Khattab kemudian memanggil amru bin as dan menyruh penduduk yang teraniaya
tersebut membalas perlakuannya.
2.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Umar bin Khattab.
Adapun nilai-nilai positif
dari umar bin khattab yang patut kita teladani antara lain;
- Pemberani dan tidak mengenal rasa takut
- Mampu membedakan antara yang benar dan salah
- Tegas dalam menegakkan hokum islam
- Selalu mendahulukan kepentingan Negara
- Tidak memanfaatkan fasilitas Negara
- Selalu hidup sederhana
- Menghormati pemeluk agama lain
- Disiplin dan bertanggung jawab.
3.1 Menceritakan
silsilah dan kepribadian Usman bin Affan serta perjuangannya dalam dakwah Islam.
Usman bin Affan berasal dari kabilah bani
umayah. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin abul as bin umayyah bin abdu
syams. Ia merupakan seorang pedagang yang kaya raya.Pada masa itu Usman bin
Affan menjalankan kafilah dagang bersama kerabatnya dari bani umayyah.
Dibanding sahabat-sahabatnya
yang lain, Usman bin Affan memiliki sifat-sifat yang berbeda, sifat itu sebagai
berikut;
1.
Rasa malu
Tidak seorangpun diantara
sahabat nabi Muhammad yang memiliki rasa malu seperti Usman bin Affan.
2.
Pemurah
Usman bin Affan adalah orang
yang sangat dermawan . Tidak seorangpun dari orang Quraisy yang lebih dermawan
darinya.
3.2 Menunjukkan
contoh-contoh nilai-nilai positif dari Usman bin Affan.
Usmann
bin affan memiliki dua keutamaan disbanding sahabat nabi yang lain yaitu pemalu
dan pemurah. Ketika terjadi perjanjian hudaibiyah, Usman bin Affan ditunjuk
sebagai utusan untuk menemui kaum Quroisy. Pada waktu pecahnya perang tabuk,
Usman bin Affan menyumbangkan 950 ekor unta, 50 ekor kuda, dan uang 1000 dinar.
Ia juga mempunyai peran yang penting dalam pemerintahan abu bakar assidiq.
3.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Usman bin Affan.
Usman bin
affan adalah seorang yang zuhud, tawaduk, banyak megingat allah, dan memiliki
akhlak yang terpuji. Semua perbuatan
layak diteladani oleh umat islam. ketika perang tabuk, kaum muslimin
mengalami paceklik. Mereka kesulitan untuk mengumpulkan biaya bagi perang
tersebut. Saat itulah Usman bin affan memberikan bantuan yang sangat besar
berupa kendaraan dan perbekalan tentara. Ia juga membeli telaga milik orang
Yahudi. Dengan demikian kaum muslimin dapat memiliki sumber air yang cukup.
Pada masa
pemerintahan abu bakar asidiq, kaum muslimin mengalami kemarau yang sangat
panjang, banyak penduduk yang mengadukan kesulitan kepada khalifah. Pada saat
itu Usman bin affan menyumbangkan bahan makanan sebanyak 1000 ekor unta.
Usman bin affan juga seorang
ahli ibadah yang sangat khusuk, ketika para pemberontak memasuki rumahnya ia
tengah membaca al-Qur’an.
4.1 Menceritakan silsilah, kepribadian,
dan perjuangan khalifah Ali bin Abi Tholib
Ali bin
Abi Tholib sebelum lahir diberi nama Haidarah oleh ibunya, Fatimah binti as’ad
bin hasyim bin abdu manaf. Nama itu kemudian diganti oleh ayahnya dengan Ali.
Pada waktu Muhammad saw. Diangkat sebagai rosul, ali baru berusia 8 tahun. Ia
adalah orang kedua yang menerima dakwah islam setelah khadijah binti khuwailid,
istri nabi muhamad saw.
Ali bin
abi tholib adalah orang yang sangat sederhana. Tidak tampak perbedaan dalam
kehidupan rumah tangganya antara sebelum dan sesudah diangkat sebagai khalifah.
Kehidupan sederhana ini juga ia ajarkan kepada putra putrinya.
4.2
menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kekhalifahan Ali bin Abi
Tholib
Ali bin
abi tholib terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani. Keberaniannya
menggetarkan lawan-lawannya.. Selain itu ,
Ali bin abi tholib juga terkenal cerdas dan menguasai banyak masalah
keagamaan. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, “Aku adalah kota ilmu pengetahuan, sedangkan Ali adalah
gerbangnya.”. Oleh karena itu, nasehat dan fatwanya selalu didengar oleh
khalifah sebelumnya. Pada masa akhir pemerintahan Umar bin Khatab, Ali bin abi
tholib termasuk salah satu yang ditunjuk menjadi anggota Majlis Asy-Syura.
MAjlis itu bertugas memilih pengganti Umar bin Khattab sebagai khalifah.
4.3 Meneladani nilai-nilai positif dari
kekhalifahan Ali bin Abi Tholib.
Nilai-nilai positif yang
patut kita teladani dari khalifah Ali bin Abi Tholib antara lain:
1.
Ali bin
abi tholib adalah orang yang sangat sederhana.
2.
Ali bin
Abi Tholib terkenal sebagai panglima perang yang sangat gagah berani.
3.
Cerdas dan
banyak menguasai ilmu keagamaan
5.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh agama
Islam di daerah masing-masing.
1.KH. Agus Salim
Agus salim adalah seorang
intelektual dan pejuang Islam. LAhir dikota Gedang, Sumatera Barat pada tahun
1884. Nama kecil Agus Salim adalah Masyudul Haq. Ia berasal dari keluarga yang
terkemuka dari masyarakat adat Minangkabau. Ia adalah putra sultan Muhammad
salim yang diangkat menjadi Hoofdjaksa diwilayah Onderhorigheden.
2. KH.
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan lahir dengan
nama kecil Muhammad Darwis. Ia merupakan tokoh pembaharuan islam di Indonesia dan
pendiri Muhammadiyah. Organisasi yang didirikannya tersebut bergerak dibidang
dakwah dan pendidikan Islam modern di Indonesia.
Ahmad Dahlan adalah anak
keempat dari KH Abu Bakar. Ia menikah dengan siti walidah dan dikaruniai enam
anak. Ia menuntut ilmu di makkah selama lima
tahun untuk menuntut ilmu agama islam, seperti qiraah, tauhid, tafsir, tasawuf,
ilmu mantic, dan ilmu falak. Sekembalinya ke kampungnya, kauman pada tahun
1902, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
3. Muhammad Arsyad
al-Banjari
Muhammad Arsyad al Banjari
adalah seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dan berperan peting dalam sejarah
islam. Khususnya dikalimantan. Ia banyak menulis kitab agama dan pernah
menduduki jabatan mufti kesultanan Banjar.
Muhammad Arsyad al-Banjari
lahir di Lok Gabang, martapura, Kalimantan
selatan pada tahun 1710. Ia adalah putra tertua dari Abdullah dan siti Aminah.
Setelah wafat, ia juga terkenal dengan sebutan “Datuk Kalampayan” karena
makamnya berlokasi di Desa Kalampayan (sekitar 56 km dari Kota Banjarmasin)
4. Sultan Alauddin
Sultan Alaudin adalah raja
gowa pertama yang masuk islam bersama raja Tallo, Sultan Abdullah Awwal
al-islam. Ayahnya bernama karaeng Tunijallo (1545-1590) dan ibunya adalah
saudara tiri raja Tallo. Sultan Alaudin adalah raja gowa yang ke-14. Ia adalah
ayah sultan Malik as-said dan kakek Sultan Hasanuddin yang terkenal dengan gelar
“Ayam jantan dari Timur”.
5.2 Menceritakan sejarah perjuangan tokoh
agama Islam di daerah masing-masing.
1.KH. Agus Salim
KH. Agus salim bekerja
sebagai penerjemah pada konsulat Kerajaan Belanda di Jeddah, Arab Saudi. Hal
itu mampu menguasai tidak kurang dari tujuh bahasa asing.
Sekembalinya dari Indonesia, KH.
Agus Salim mendirikan HIS di kota
Gedang, memimpin harian neratja, dan menjadi pemimpin redaksi pada Comssie voor
de volkslectur. Menurut KH Agus Salim, pendidikan harus meliputi tiga hal, yaitu:
1.
Pendidikan
badan (jasmani)
2.
pendidikan
budi (rohani)
3.
pendidikan
akal (ilmiah)
2. KH. Ahmad Dahlan
Pada tahun 1909 , KH. Ahmad
dahlan memasuki budi utomo dan pada tahun 1910, ia memasuki jamiat khair. PAda tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah
dan memperjuangkan dakwah islam melalui organisasi tersebut hingga akir
hayatnya.
3. Muhammad Arsyad
Al-Banjari
Muhammad Arsyad Al-Banjari
membangun sebuah sistim pendidikan yang baru. Pendidikan dilaksanakan dalam
satu kompleks yang lengkap dan musholla, tempat belajar, kiai, perpustakaan,
dan asrama untuk para santri. Selain itu, para santri juga mendapat pelajaran
bertani sebagai bekal hidup mandiri. Muhammad Arsyad Al-Banjari meninggalkan
karya yang besar yaitu kitab Sabilul Muhtadin.
4. Sultan Alaudin
Setelah masuk islam, Sultan
Alaudin berhasil mengislamkan Kerajaan
Soppeng pada tahun 1607 , kerajaan Wajo pada tahun 1610, dan kerajaan bone pada
tahun 1611. Untuk mengenang jasanya, nama Sultan Alaudin diabadikan sebagai
nama sebuah UIN di Makassar.
BAB III
PEMBAHASAN
a.
Standar
Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Ibtidaiyah.
Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
1.
Mengenal
peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Yasrib
2.
Memahami
keperwiraan Nabi Muhammad saw
3.
Mengenal
peristiwa Fathu Makkah
4.
mengidentifikasi
peristiwa akhir hayat rosululloh saw
5.
Mengenal
sejarah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
6.
Mengenal
sejarah Khalifah umar bin Khattab
7.
Mengenal
sejarah Khalifah Usman bin Affan
8.
Mengenal
sejarah khalifah Ali bin Abi talib
9.
Mengenal
sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah
b. Tujuan Sejarah Kebudayaan Islam di
MAdrasah Ibtidaiyah.
Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI
yang mempelajari tentang Sejarah Perkembangan Islam mulai dari Nabi Muhammad
saw., khulafaur rasidin, hingga tokoh-tokoh islam tanah air.
Secara substansial mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada para peserta didik untuk mempraktekkan dan membiasakan sejak dini
nilai-nilai positif dan keteladanan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw, khulafaur roshidin, serta
tokoh-tokoh islam di tanah air.
c. Ruang
Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berisi pelajran yang dapat mengarahkan
kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami sejarah
perkembangan agama islam.
b.
Keterkaitan
Materi Sejarah Kebudayaan Islam kelas 5 dan 6.
Keterkaitan
materi Sejarah Kebudayaan Islam dalam hal ini sudah saling terkait mulai dari
kelas 5 dan 6. Hal itu sudah bisa dilihat dalam susunan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari pemaparan
makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Ibtidaiyah sangat kompleks. Di dalam nya mencakup mata pelajaran
Al-Qur’an HAdist, Fiqih, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam lebih ditekankan pada pemahaman keteladan
dari Nabi Muhammad saw, Khulafaur Rasyidin, dan Tokoh-tokoh islam tanah air.
2.
Saran
1.
Agar lebih
diperbanyak mengenai keteladan dari tokoh-tokoh islam tanah air yang notabene
terdabat banyak sekali tokoh-tokoh islam di negeri ini.
2.
Lebih dijelaskan
lagi kisah teladan yang berasal dari Nabi Muhammad saw. agar peserta didik
lebih mengenal sosok beliau.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2008
Sugeng Sugiarto,
2008,Sejarah Kebudayaan Islam 3, Tiga Serangkai
Sugeng Sugiarto, 2008,
Sejarah Kebudayaan Islam 4, Tiga Serangkai
2 komentar:
TERIMAKASIH BANYAK
assalaamualaikum...
saya ijin copy ya..untuk bahan belajar anak2..
semoga amal jariyah anda senantiasa mengalir terus
Post a Comment