Saturday, January 4, 2014 1 komentar

Filsafat Ilmu (Aksiologi)




BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai pengetahuan. Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai? Bagian dari filsafat pengetahuan membicarakan tentang ontologis, epistomologis dan aksiologi, Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.
  1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian aksiologi?
2.      Apa fungsi aksiologi ?
3.      Apa saja pendekatan – pendekatan dalam aksiologi?
4.      Apa kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu?

  1. Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian aksiologi
2.      Untuk mengetahui fungsi aksiologi
3.      Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan dalam aksiologi
4.      Untuk mengetahui kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu
















BAB II
AKSIOLOGI ILMU
  1. Pengertian Aksiologi Ilmu
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi ilmu (nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan  (Kattsoff: 1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi meliputi nilai-nilai, parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu sebagaimana kehidupan kita yang menjelajahi kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil, dan kawasan simbolik yang masing-masing menunjukan aspeknya sendiri-sendiri. Lebih dari itu, aksiologi juga menunjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu kedalam praksis.[1] Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu :
1.        Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika
2.        Estetic Expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan
3.        Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
Dari definisi-definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.[2]
          Kattsoff (2004: 323) menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga macam cara yaitu:
  1. Subyektivitas yatu nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai merupakan reaksi yang diberikan manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung dari pengalaman.
  2. Obyektivisme logis yaitu nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi ontologi, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.
  3. Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan unsur obyektif yang menyusun kenyataan.


  1. Fungsi Aksiologi
Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi antara lain :
1.      Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2.      Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.      Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.[3]
  1. Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi
Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi dapat dijawab dengan tiga macam cara, yaitu :
1.    Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupaka reaksi-reaksi yang diberkan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka.
2.    Nilai-Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ontologi namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.
3.    Nilai-Nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.[4]
  1. Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Bagaimana dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan antara peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada objektifitasnya.
 Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai subjektif .







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi ilmu (nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan  (Kattsoff: 1992).
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.
Aksiologi membberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma nilai.

B.     Saran
Seorang pendidik hendaknya tahu akan pentingya hakekat nilai yang akan diajarkan kepada para anak didiknya, sehingga anak didik mengetahui etika keilmuan yang bermoral dalam ilmu yang dipelajarinya.
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk mengkaji dan membuat makalah yang semakin baik. Pembahasan makalah ini mungkin masih kurang sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://laily-muttoharoh.blogspot.com/2011/12/dimensi-aksiologi
http://ganjureducation.wordpress.com/2010/12/28/aksiologi-ilmu-pengetahuan
Louis o. Kattsoff. 2004. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara wacana yogya
Risieri Frondizi. 2007.  Pengantar Filsafat Nilai. Yogyakarta : Pustaka pelajar


[1] Louis o. Kattsoff. Pengantar Filsafat. (Yogyakarta: Tiara wacana yogya). 2004. Hlm: 319
[3] http://laily-muttoharoh.blogspot.com/2011/12/dimensi-aksiologi.html
[4] Risieri Frondizi. Pengantar Filsafat Nilai. (yogyakarta : 2007). Hlm: 167
0 komentar

Sumber dan Media PAI



BAB I
Pendahuluan

  1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu, tugas yang diemban oleh guru atau pembelajar adalah mampu menggunakan alat-alat yang disediakan oleh sekolah atau bahkan secara kreatif dan inovatif mampu menggunakan alat yang murah dan efisien untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Kenyataannya di atas menuntut guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang maupun pengelola pembelajaran untuk memiliki ketrampilan dalam menyusun rencana pengajaran maupun melakukan interaksi dengan anak didik, mengelola kelas, menggunakan sumber belajar termasuk didalamnya menggunakan media pembelajaran. Untuk itu guru yang profesional memerlukan pemahaman mengenai ilmu yang mendasari profesinya.
  1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana pengertian Sumber dan Media PAI ?
  2. Bagaimana pemilihan Sumber dan Media PAI ?
  3. Apa manfaat Sumber dan Media PAI ?
  4. Apa fungsi Sumber dan Media PAI ?

BAB II
Pembahasan

A.    Pengertian Sumber dan Media PAI
· Sumber belajar
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang, atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa.[1]Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajar.
• Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” Dalam Bahasa arab, media adalah perantara ÙˆَسَائِÙ„ْ)) atau pengantar pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2] Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan.
  1. Pemilihan Sumber dan Media PAI
1.      Pemilihan Sumber Pembelajaran
Dalam memilih sumber pembelajaran harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a.       ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal
b.      praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka
c.       mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita
d.      fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan
e.       sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa
2.      Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu untuk meningkatkan kegiatan proses pembelajaran. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain : tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/ mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (dardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknisi dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
a.       Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional. Spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).
b.      Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran.
c.       Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Factor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d.      Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Sering kali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlakukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.
e.       Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
f.       Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.[3]
  1. Manfaat Sumber Dan Media PAI
Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi:
1.      Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik.
2.      Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret.
3.      Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas
4.      Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
5.      Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro.
6.      Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
7.      Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.[4]
Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1.      Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkkan proses dan hasil belajar.
2.      Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.      Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,,
a.       Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung diruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b.      Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar
c.       Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
d.      Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi computer.
e.       Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti computer, film, dan video
f.       Peristiwa alam seperti meletusnya gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi computer.
4.      Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan  mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke  museum atau kebun binatang.[5]
  1. Fungsi Sumber dan Media PAI
Sumber belajar memiliki fungsi :
  1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
a.       mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan
b.      mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
  1. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
a.       mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
b.      memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
  1. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a.       perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis
b.      pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
  1. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan
a.       meningkatkan kemampuan sumber belajar
b.      penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
  1. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu
a.       mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit
b.      memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
  1. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.[6]
Levie & Lentz (192) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu :
1.      Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menengngkan dan mengarahkan perhatian mereka terhadap pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
2.      Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat mengungggah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
3.      Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. [7]







BAB III
Penutup

A.    Kesimpulan
1.      Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar.
2.      Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar.
3.      Dalam memilih sumber pembelajaran harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a.       Ekonomis
b.      Praktis
c.       Mudah
d.      Fleksibel
e.       sesuai dengan tujuan
4.      Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain : tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/ mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (dardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknisi dan biaya.
5.      Manfaat sumber belajar antara lain meliputi:
a.       Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik.
b.      Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret.
c.       Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas
d.      Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
e.       Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro.
f.       Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
g.      Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
6.      Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a.       Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
b.      Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
c.       Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
d.      Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan  mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan dan kami susun semoga bermanfaat bagi kita, ini bukan proses akhir sehingga kami masih memerlukan tanggapan, saran dan kritik yang dapat kami sempurnakan pada makalah selanjutnya.












Daftar Pustaka

Kasful Anwar Us., dan Hendra Harmi, 2011, Perencanaan Sistem Pembelajaran  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bandung: ALFABET.
Arsyad. Azhar, 2011, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://ppbu.blogspot.com/2011/12/fungsi-sumber.html


[1] Dr. Kasful Anwar Us., M.Pd. & Hendra Harmi, S.Ag., M.Pd., Perencanaan Sistem Pembelajaran  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: ALFABETA, cv, 2011), hal: 174
[2] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A., Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal: 3
[3]Dr. Kasful Anwar & Hendra Harmi, Loc. Cit., hlm:162-163
[4] http://nurul-pai.blogspot.com/2013/01/sumber-belajar.html
[5] Ibid, hlm;25-27
[6] http://ppbu.blogspot.com/2011/12/fungsi-sumber.html
[7] Prof. dr. azhar arsyad, M.A., Media Pembelajaran, (Jakarta ; PT Raja Grafindo Pustaka, 2011), hlm;16-17

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Zudi Pranata. Powered by Blogger.
 
;