Sunday, November 18, 2012

Telaah PAI Al-Qur'an Hadits (Kelas 4-6)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Berdasarkan peraturan menteri agama Republik Indonesia nomer 2 tahun 2008 tentang standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Menyatakan bahwa peserta didik harus mampu:
1.      Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah, An-Naas sampai dengan surat Ad-Dhuhaa.
2.      Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan amal salih.
Oleh karena itu pemakalah mencoba menyajikan materi Al-Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan 6 untuk Madrasah Ibtidaiyah yang sesuai dengan SKKD yang berlaku.

B.     Rumusan Masalah
Untuk membatasi masalah agar lebih terpusat pada pokok persoalan sesuai dengan judul diatas, maka dalam makalah ini pemakalah uraikan beberapa permasalahan yaitu :
1.      Bagaimana cara membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah secara benar dan fasih?
2.      Apa arti dan pemahaman isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar secara sederhana?
3.      Bagaimana cara memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’?
4.      Apa arti Surah Al-lahab serta penjelasan isi kandungan Surah Al-lahab secara sederhana?
5.      Bagaimana cara Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana?
6.      Seperti apa pemahaman dan penerapan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, iqlab?
7.      Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun, al-ma’un, dan surah at-takassur?
8.      Bagaimana Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim?
9.      Bagaimana cara membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih?
10.  Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara sederhana?
11.  Bagaimana menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik secara sederhana?
12. Bagaimana cara membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih?
13.  Bagaiamana cara menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi dan menerapkannya?
14.  Bagaimana cara membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
15.  Seperti apa penerjemahan, penjelasan, dan keterangan isi kandungan hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama?

C.    Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan makalah ini adalah :
1.      Dapat membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah secara benar dan fasih.
2.      Mampu mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar secara sederhana.
3.      Mampu memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’.
4.      Dapat mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan Surah Al-lahab secara sederhana.
5.      Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi secara sederhana.
6.      Dapat memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, iqlab.
7.       Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun, al-ma’un, dan surah at-takassur
8.     Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim
9.     Dapat membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih
10.                        Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara sederhana
11.  Mampu menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik secara sederhana
12.                        Dapat membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih
13.  Mampu menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi dan menerapkannya
14.  Dapat membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
15.  Mampu menerjemahkan, menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama.

D.    Manfaat Makalah
1.      Manfaat teoritis
a.       Dapat memahami materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 dengan baik.
b.      Dapat menjelaskan materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 sesuai dengan SKKD 2008.
c.       Dapat menerapkan materi Qur’an Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Manfaat praktis
a.       Bagi pemakalah
Untuk meningkatkan pengetahuan pemakalah, khususnya dalam ilmu Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah.
b.      Bagi pembaca
Sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa agar nantinya dapat mengaplikasikan dan menelaah materi Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan 6 MI.

E.     Sistematika Penulisan Makalah
Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan dalam pembahasan makalah ini, pemakalah akan menjabarkan secara global sistematika penulisannya. Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut :
1.      Bagian awal berisi :
Judul
Daftar isi
2.      Bagian isi terdiri dari :
BAB I                   PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan makalah
D.    Manfaat makalah
E.     Sistematika penulisan makalah 
BAB II                 LANDASAN TEORI
                                    Kelas 4 Semester I
A.    Membaca dan menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah
B.     Mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
C.     Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’

Kelas 4 Semester II
D.    Mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan Surah Al-lahab
E.     Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan silaturahmi
F.      Memahami inti hadits tentang silaturahmi
G.    Memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam bilagunnah, iqlab.
Kelas 5 Semester I
A.    Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah At-Takassur
B.     Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim
Kelas 5 Semester II
C.     Membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih
D.    Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara sederhana
E.     Menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik secara sederhana
Kelas 6 Semester I
A.  Membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih
B.     Menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka memberi dan menerapkannya
Kelas 6 Semester II
A.    Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
B.     Menerjemahkan, Menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama
BAB III          PEMBAHASAN
BAB IV          PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
3.      Bagian akhir :
DAFTAR PUSTAKA






















BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas 4 Semester I
A.    Membaca dan Menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah. 
Surat Al-Adiyat jumlah ayatnya ada 11 ayat. Surat ini merupakan surat yang ke-13 dari urutan turunnya. Surat Al-Adiyat diturunkan sesudah surat Al-‘Asr. Surat ini juga termasuk surat yang diturunkan di Makkah atau surat makkiyah. Nama surat ini diambil dari kata Al-Adiyat yang terdapat pada ayat yang pertama. Al-Adiyat artinya kuda perang yang berlari kencang.
Berikut surat Al-Adiyat:
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (١)فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (٢)فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا (٣)فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا (٤)فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (٥)إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ (٦)وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ (٧)وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ (٨)أَفَلا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (٩)وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ (١٠)إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (١١)

Artinya : Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
1.      Penjelasan Surah Al-‘Adiyat
Ayat satu sampai lima Allah SWT bersumpah dengan kuda-kuda perang dan menggambarkan geraknya satu demi satu. Bermula dari larinya yang kencang. Kemudian suara nafasnya yang mendengus kencang, juga hentakan tapak kakinya yang mengeluarkan bunga-bunga api. Kuda-kuda itu menggempur musuh dengan serangan kilat di waktu pagi dalam kepulan-kepulan debu. Serangan itu menyebabkan barisan musuh kacau-balau. Sumpah Allah dengan kuda-kuda perang itu menggambarkan betapa hebatnya penyerbuan yang dilakukan dengan kuda. Juga menunjukkan betapa tingginya nilai kuda-kuda perang itu di sisi Allah.
Ayat enam sampai delapan menjelaskan tentang sifat manusia yang tidak bersyukur akan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada mereka. Sifat ini terbayang jelas dalam segala gerak-gerik dan tutur katanya. Kemudian dijelaskan sifat manusia yang relalu mencintai harta kekayaannya yang berbentuk uang, kekuasaan, dan nikmat-nikmat kesenangan hidup lainnya.
Kemudian di ayat Sembilan samapai sebelas, Allah SWT menjelaskan bahwa manusia akan dibangkitkan dari kubur di akhirat kelak. Pada saat itu, segala rahasia yang tersembunyi di dada manusia akan terbuka. Semua manusia akan diadili sesuai amal perbuatnnya. Pengadilan Allah SWT sangatlah teliti karena Dia Mahateliti. Tak ada amal baik yang tak dibalas pahala. Begitupun amal buruk akan diganjar azab.   

2.      Penjelasan surah Al-Insyirah
Surah Al-Insyirah ini terdiri dari delapan ayat. Surah ini termasuk surah makkiyah atau surah yang diturunkan di Makkah. Surah Al-Insyirah diturunkan sesudah surah Ad-Duha. Surah ini disebut juga dengan surah “Alam Nasyrah”  yang diambil darim awal ayat pertama. Arti dari Alam Nasyrah itu “bukankah kami telah melapangkan?”. Adapun arti Al- Insyirah yaitu kelapangan. Dalam surah Al-Insyirah menegaskan tentang nikmat-nikmat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah juga menyatakan bahwa di samping kesukaran dan kemudahan Allah juga menyatakan hal itu samapai dua kali dalam ayat lima dan enam. Hal ini berarti Allah SWT ingin menegaskan bahwa setelah kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu, Rasulullah SAW diperintahkan agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakal kepada-Nya.
Berikut surah Al-Insyirah.

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١)وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢)الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (٣)وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤)فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥)إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦)فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (٨)
Artinya: “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

B.     Mengartikan dan Memahami Isi Kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
Allah SWT menjelaskan dalam Surah An-Nasr bahwa agama kaum kafir akan binasa, sedangkan agam Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW akan menang dan menjadi agama yang banyak dianut oleh penduduk di dunia.

1.      Penjelasan Surah An-Nasr
Kaum muslim pada saat itu jumlahnya masih sedikit dan dalam keadaan kekurangan dibanding dengan kekuatan musuh yang lebih besar. Hal ini menyebabkan kaum muslimin khawatir dan gelisah. Rasulullah SAW sendiri juga merasa sedih karena banyak kaumnya yang menolak ajaran dakwanya. Dalam keadaan khawatir dan mencekam ini Rasulullah SAW berdoa dan meminta pertolongan Allah. Hingga kemudian pertolongan Allah itu datang. Allah juga member kemenangan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa jika pertolongan Allah telah datang, maka kaum musyrik menjadi kaum yang hina. Allah memenangkan kaum muslimin dan mengangkat kedudukan mereka menjadi jaya.
Kemudian, karena kemenangan ini banyak orang masuk ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong. Tidak secara perorangan seperti pada permualaan dakwa Islam.
Jika pertolongan Allah telah datang dan kemenangan telah nyata, sucikanlah dan agungkanlah nama Allah. Sebab Allah tidak akan sekali-kali melalaikan kebenaran dan memenangkan kebatilan. Allah Mahasuci dan tidak akan melanggar janjinya. Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dan kaumnya, meskipun kaum kafir membenci mereka. Hendaknya menyucikan Allah itu dengan memuji-Nya atas nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan kepadamu. Bersyukurlah kepada-Nya atas segala kebaikan yang telah dilimpahkan kepadamu. Dan pujilah Allah dengan sifat-sifat yang wajib bagi-Nya. Sesungguhnya Allah itu Mahakuasa, tidak ada yang mengalahkan-Nya. Dan Allah Mahabijaksana yang tidak akan menyia-nyiakan amal perbuatan yang baik.
Mintalah ampun kepada-Nya agar Allah mengampuni dirimu dan orang-orang yang mengikuti kamu atas kekhawatiran dan kesusahan akibat dari terlambatnya pertolongan Allah.
Sesungguhnya Allah SWT banyak menerima taubat hamba-hamba-Nya. Allah mencoba hamba-hamba-Nya dengan berbagai ujian. Jika ternyata hamba-Nya masih lemah, Allah membangkitkannya denag perintah meminta kekuatan kepada-Nya, setelah itu Allah akan memperkuat tekat mereka melalui janji-Nya.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (١)وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (٢)فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣)

Artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”
2.      Penjelasan Surah Al-Kautsar
Dalam surah ini Allah SWT menjelaskan telah memberikan nikmat yang banyak kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menganugerakan perasaan istiqamah kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Allah menganugerakan perasaan ikhlas kepada Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan shalat. Allah telah menganugerakan kepada Nabi Muhammad SAW sifat tidak bakhil artinya mau mengeluarkan sedekah kepada fakir miskin.
Allah menurunkan surah Al-Kautsar ini untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan, cemoohan, dan tipu daya dari kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di madinah. Mereka menuduh bahwa pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa dan orang yang lemah. Jika keluarga Nabi Muhammad SAW ada yang meninggal, mereka memperolokkan. Mereka merasa gembira apabila kaum muslimin tertimpa musibah.
Allah menegaskan bahwa apa yang dinyatakan kaum musyrikin itu adalah omong kosong dan sama sekali tidak ada bukti-buktinya. Surah ini juga untuk memperteguh jiwa orang-orang yang masih lemah iman dan Islamnnya. Surah ini pula sebagai jawaban atas tipu daya kaum musyrikin, sehingga mereka mengetahui bahwa Rasulullah SAW akan berdiri sebagai pemenang, dan para pengikutnya menjadi orang-orang yang beruntung.
الْكَوْثَرَ أَعْطَيْنَا         كَ إِنَّا
Sesungguhnya kami (Allah) telah menganugerakan pemberian yang sangat banyak. Allah telah memberikan berbagai keutamaan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika musuh-musuhmu (Nabi Muhammad) meremehkan dan hendak menyingkirkanmu, maka hal itu karena rusaknya cara berpikir mereka dan lemahnya pengertian mereka.
وَانْحَرْ لِرَبِّكَ فَصَلِّ
Jadikanlah shalatmu itu shalat yang ikhlas karena Allah. Sembelihlah hewan kurbanmu dengan ikhlas karena Allah. Karena Allah telah menganugerakan banyak nikmat kepadamu yang tidak terhitung banyaknya, yang belum pernah diberikan kepada selain kamu.
الأبْتَرُ هُوَ شَانِئَكَ إِنَّ
Sesungguhnya orang-orang yang membenci Nabi meraka akan terputus pengaruhnya. Mereka tidak akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di ahirat.
Berbeda dengan engkau wahai Muhammad aka nada penerus yang melanjutkan. Pengaruhmu masih tetap ada dan langkah-langkah keutamaanmu akan tetap menjadi suri teladan sampai hari kiamat.
C.    Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Izhar dan Ikhfa’
Saat membaca kitab suci Al-qur’an kita harus memperhatikan kiadah-kiadah dalam ilmu tajwid. Tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-qur’an dengan benar. Maka dari itu kita akan mempelajari tentang ilmu tajwid terlebih dahulu agar bisa membaca Al-qur’an dengan fasih dan benar sehingga kita akan mendapatkan pahala sepuluh kebaikan dari setiap huruf yang kita baca.
1.      Pengertian Izhar
Izhar menurut bahasa artinya jelas (terang). Menurut istilah Izhar adalah apabila ada nun sukun/mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf yang makhrajnya berada di tenggorokan (hamzah, ha, kha, ‘ain, ghain, ha’)Suara nun sukun/mati atau tanwin  harus dibaca jelas tanpa dengung.
Hukum bacaan Izhar ada 3 yaitu:
a)      Izhar Halqi
b)      Izhar Wajib
c)      Izhar Syafawi
2.      Pengertian Ikhfa’
Ikhfa’ menurut bahasa artinya samar-samar. Sedangkan menurut istilah adalah nun sukun/ mati  atau tanwin  bertemu dengan huruf: ta, sa, jim, dal, dzal, za, sin, shen, shod, dho’, to’, dho, fa, kof, kaf. [1]

Kelas 4 Semester II
D.    Mengartikan Surah Al-lahab Serta Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-lahab
Surah Al-lahab adalah salah satu surah yang diambil dari salah seorang paman Nabi Muhammad SAW. Nama aslinya adanya Abdul ‘uzza bin Abdul mutallib. Istrinya bernama Arwa bint Harb. Keduanya dikisahkan oleh Allah SWT dalam surah ini karena perbuatan jahatnya. Harta bendanya dibelanjakan untuk memusuhi Nabi Muhammad SAW, mereka benar-benar telah merugi di dunia dan di ahirat.
أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ يَدَا تَبَّتْ ١
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ٢
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ٣
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ٤
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ٥
Artinya:
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
Al-qur’an adalah pedoman hidup umat manusia. Rasulullah SAW sebelum wafat telah berpesan kepada umatnya agar tetap berpegang teguh kepada Al-qur’an dan Hadits agar selamat hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu caranya yaitu dengan membaca Al-qur’an dan mempelajari arti atau terjemahannya, dan memahami isi kandungannya.

E.     Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Niat dan Silaturahmi
Berniat sangatlah penting dilakukan apalagi dalam beribadah kepada Allah. Sebelum melakukan sesuatu hendaknya kita berniat. Tapi jangan berniat untuk melakukan sesuatu yang buruk. Berniatlah untuk melakukan kebaikan, dengan begitu apa yang kita lakukan mendapat pahala dari Allah.
1.      Hadits tentang Niat
: عُمَرَ عَنْ: يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
  إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى.

Artinya: Dari Umar bin Khattab r.a. berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda “ sesungguhnya (sah atau tidak) suatu amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya orang memperoleh balasan atas apa yang ia niatkan”. ( Muttafaq ‘Alaihi )
2.      Penjelasan Hadist Tentang Niat
Pelajaran yang bisa diambil dari hadits di atas adalah:
a)      Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan.
b)      Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan.
c)      Apabila niat itu benar, amal perbuatannya juga benar. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, amal perbuatannya juga rusak.
d)      Hal yang membedakan antara kebiasaan dan ibadah adalah niatnya.
e)      Setiap kebiasaan yang diniatkan dengan mengikuti tuntunan agama maka menjadi ibadah dan memperoleh pahala. Tetapi jika kebiasaan itu tidak mengikuti tuntunan agama, kebiasaan/tradisi ituntidak memperoleh pahala.
f)       Kebiasaan yang mempunyai nilai ibadah seperti duduk di masjid dengan  niat untuk beribadah akan memperoleh pahala. Namun jika duduk di masjid dengan niat istirahat tidak memperoleh ibadah.
3.      Hadits tentang silaturahmi
Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada umatnya agar jangan memutus hubungan silaturahmi antara sesame umat Islam, keluarga, teman, atau tetangga karena beliau telah bersabda yang artinya “ Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi ”. Silaturahmi dapat mempererat kekeluargaan, memperkuat persatuan, terciptanya kedamaian dan kesejahteraan bersama. Berikut adalah hadis yang menjelaskan tentang silaturahmi yang artinya: Siapa saja yang ingin dilapangkan (diluaskan) rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubung tali silaturahmi”. (Muttafaq ‘Alaih)
F.     Memahami Inti Hadits Tentang Silaturahmi
Silaturahmi berasal dari bahasa Arab yaitu Sillah dan kata arrahim. Kata sillah berasal dari kata wasala yang artinya menyambung atau menghimpun. Sedangkan kata arrahim berasal dari kata rahima yang artinya sayang atau kandungan. Jadi, silaturahim adalah menyambung atau menghimpun hubungan kasih sayang persaudaraan yang terputus atau bercarai-berai karena suatu hal.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan:
1.      Berkunjung kerumah keluarga yang tempat tinggalnya jauh.
2.      Berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau bertemu.
3.      Berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar keadaannya.
Hadits diatas mengandung perintah agar kita umat Islam suka melakukan silaturahmi kepada keluarga, saudara, teman, dan tetangga. Dengan silaturahmi akan tercipta persaudaraan yang kokoh dan bersatu sehingga akan tercipta kehidupan yang damai, aman, dam sejahtera.
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa kita umat Islam harus suka melakukan silaturahmi. Karena orang yang melakukan silaturahmi akan mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu:
1.      Dilapangkan rizkinya.
2.      Dipanjangkan umurnya.
Ketahuilah olehmu bahwa setiap perintah yang Allah perintahkan kepada kita umat Islam, ada keuntungan dan hikma di dalamnya.
Hikmah silaturahmi:
a)      Memperoleh keridaan Allah SWT.
b)      Mengembirakan sanak keluarga.
c)      Membuat malaikat sangat senang.
d)     Mendapat pujian dari manusia.
e)      Membuat iblis sangat sedih.
f)       Menambah umur.
g)      Menambah berkah dalam rizki.
h)      Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal.
i)        Menambah kasih sayang.
j)        Menambah pahala setelah ia meninggal.
Dalam agama Islam tali silaturahmi secara luas terdapat pada:
1.      Shalat berjamaah.
2.      Shalat jum’at.
3.      Shalat idul fitri dan idul adha.
4.      Ibada haji.

G.    Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Idgam Bigunnah, Idgam Bilagunnah, Iqlab
Setelah mempelajari hukum bacaan Izhar dan mengetahui macam-macam hurufnya, selanjutnya akan mempelajari bacaan tajwid berikutnya. Sekarang kita akan mempelajari tentang hukum bacaan Idgam.  
1.      Pengertian Idgam
Idgam menurut bahasa artinya melebur atau memasukkan dengung. Sedangkan menurut istilah Idgam adalah apabila nun sukun/mati atau tanwin bertemu dengan huruf-hurufnya yang jumlahnya ada enam, yaitu ya’, nun, mim, wawu, lam, ra’. Cara membacanya, dua huruf tersebut menjadi satu.
2.      Hukum bacaan Idgam
Macam-macam Idgam ada 2, yaitu:
1.      Idgam bigunnah
2.      Idgam bilagunnah
a.      Idgam bugunnah
Idgam bugunnah artinya melebur (memasukkan) dengan degung keras karena gunnah artinya dengung. Huruf idgam bigunnah ada empat yaitu, ya’, nun, mim, wawu. Apabila ada nunsukun/mati  atau tanwin  bertemu dengan salah satu huruf dari empat tersebut, hukum bacaan adalah Idgam bigunnah.
b.      Idgam bilagunnah
Idgam bilagunnah artinya melebur (memasukkan) tanpa dengung. Apabila ada nun sukun/mati  atau tanwin  bertemu dengan huruf lam  atau ra’ maka hukum bacaannya ada idgam bilagunnah.
Cara membaca nun sukun/ mati  atau tanwin  bila bertemu dengan huruf Idgam bilagunnah yaitu suara nun sukun/mati atau tanwin hilang karena dimasukkan atau dilebur kedalam huruf sesuudahnya dengan ditekan atau tanpa dengung.
c.       Iqlab
Iqlab menurut bahasa artinya membalikkan atau beralih. Sedangkan menurtut istilah yaitu apabila nun sukun  atau tanwin  bertemu dengan huruf ba’ maka suara nun sukun atau tanwin diganti menjadi suara mim. Huruf Iqlab itu hanya satu yaitu ba’.[2]

Kelas 5 Semester 1
A.    Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah At-Takassur
1.      Menerjemahkan surah al-kafirun

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١)لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (٢)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣)وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (٤)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٥)لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)

Artinya :
1.      Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2.      Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3.      Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4.      Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5.      dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6.      Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
2.      Menjelaskan pokok kandungan surah al-kafirun
Surah al-kafirun terdiri dari 6 ayat. Surah ini disebut surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di kota makkah. Surah ini diturunkan sesudah surah al-ma’un dan sebelum nabi muhammad SAW hijrah ke madinah.
Tujuan utama surah al-kafirun diturunkn adalah untuk menolak usulan kaum kafir mekah yang mengajak Nabi Muhammad SAW dan umat islam menyembah berhala-berhala selama satu tahun dan pada tahun berikutnya kaum kafir mekah akan beribadah sesuai dengan ajaran islam. Mereka ingin menggabungkan antara ajaran mereka yang menyembah berhala dengan ajaran islam. Orang yang mengusulkan ini kepada Nabi Muhammad antara lain al-walid bin al-mughirah, aswad bin abdul muthalib, dan umayyah bin khallaf. Kemudian nabi dengan tegas menolak usulan mereka sambil menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah.”
Mereka itulah yang dalam ayat pertama disebut sebagai الكفرون (orang-orang kafir), yaitu tokok-tokoh kaum kafir mekah yang selalu menolak serta menentang ajaran Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka selalu membujuk dan merayu Nabi Muhammad SAW agar berhenti menyebarkan dakwah islam (menyembah Allah SWT).
Inti dari surah ini terdapat pada ayat yang ke-6 (terakhir), yaitu لكم دينكم ولي دين  (untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku).
Artinya, beribada menurut agama dan kepercayaan masing-masing dengan tetap saling menghargai. Karena tujuan diturunkannya ayat ini adalah memberikan kebebasan kepada kaum kafie mekah untuk menjalankan cara penyembaahannya. Sebaliknya kaum kafir mekah juga harus memberi kebebasan terhadap Nabi Muhammad dan umat islam untuk beribadah sesuai ajaaran islam.
Jadi, pokok-pokok kandungan surah al-kafirun adalah :
  1. Penolakan usulan kaum kafir mekah untuk menggabungkan kepercayaan antara ajaran mereka dengan ajaran islam.
  2. Penolakan Nbi Muhammad untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir mekah
  3. Menetapkan cara hidup beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
3.      Menerjemahkan Surah Al-Ma’un
ارءيت الذي يكذب باالدين * فذالك الذي يدع اليتيم *
ولا يحض على طعام المسكين * فويل للمصلين *
الذين هم عن صلاتهم ساهون* الذين هم يراءون*
ويمنعون الماعون *
Artinya :  ( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna.

4.      Menjelaskan pokok kandungan surah al-ma’un
Surah al-ma’un terdiri dari 7 ayat dan termasuk surah makkiyah (surah yang diturunkan di kota mekah). Suah ini diturukan setelah surah at-takatsur. Nama al-ma’un diambil dari kata yang terdapat pada ayat ke tjuh. Al-ma’un artinya “bantuan”.
Dalam surah ini dijelaskan oleh Allah SWT bahwa yang termasuk orang-orang yang mendustakan agama, yaitu :
1)      Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2)      Orang yang tidak mau memerhatikan, memberi makan, atau memberi bantuan kepada orang miskin.
Termasuk juga sebagai pendusta agama yaitu orang yang tidak memercayai inti agama yang sejati, yaitu menolong orang yang lemah akan diberi ganjaran mulia dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Allah juga mengancam orang-orang yang melakukan sholat, tetapi selalu lalai dan tidak sungguh-sungguh dalam sholatnya. Dia mengerjakan sholat, tetapi selalu ingin dipuji dan dilihat oleh orang lain. Itulah yang disebut “riya”. Setiap amal seperti sholat, puasa, memberi sedekah, dilakukan bukan karena Allah, tetapi selalu ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain.Sebab diturunkannya ayat ini adalah berkenaan dengan kaum munafikin yang mepertontonkan/meremehkan (riya’) sholat kepada kaum mukminin.
Jadi, kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama, seperti :
1.      Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2.      Orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin.
3.      Orang yang melalaikan sholatnya

5.      Mengamalkan kandungan surah al-ma’un
Mendengar penjelasan guru tentang kandungan surah al-ma’un, murid-murid kelas 5 merasa tertarik dan senang dengan penjelasan tersebut dan berusaha mengamalkannya. Diantaranya adalah siti nur hasanah.
Siti nurhasanah sangat disenangi oleh bapak/ibu guru serta teman-temannya disekolah. Walaupun mereka kurang begitu pandai, tetapi akhlak dan budi pekertinya sangat baik, ramah, dan suka menolong temannya yang yatim.
Siti nurhaasanah juga sangat rajin melaksanakan sholat 5 waktu. Setiap sholat dzuhur berjama’ah disekolah, dia tidak pernah melalaikan waktu sholatya.
Marilah kita contoh siti nurhasanah yang sudah mengamalkan sebagian kandungan surah al-ma’un, sebab sangat banyak keuntungan bagi orang yang beramal secara sembunyisembunyi hanya karena Allah. Bahkan ketika dia beramal dengan tangan kanannya, sakan-akan tangan kirinya tidak mengetahuinya. Di akhirat kelak dia akan mendapatkan naungan dari Allah SWT darp panas tang sangat terik.

6.      Menerjemahkan surah at-takatsur
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2} كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {3} ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {4} كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ{5} لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ {6} ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ{7} ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8}
Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. [4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5] niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu ).[8]”
7.      Menjelaskan Pokok-Pokok Kandungan Surah At-Takatsur
Surah at-takatsur terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surah makkiyah. Dinamai surah “at-takatsur” yang artinya “bermegah-megahan” diambil dari ayat pertama. Maksudnya manusia telah lalai, lengah, dan berpaling dari tujuan hidup sejati, tidak lagi memerhatikan kesucian jiwa, kecerdasan akal, tidak pula memerhatikan bahwa kehidupan akan menemui kematian. Manusia telah diberdayakan oleh kemegahan harta benda hingga membanggakan dirinya dihadapan orang lain. Sedekahkanlah sebagian harta kita kepada orang lain. Karena harta yang kita sedekahkan tidak akan berkurang, bahkan akan ditambah lagi oleh Allah. Nabi Muhammad bersabda :
ما نقصت صد قة من مال وما زادالله ...........(رواه مسلم)
Artinya : “tidak akan kurang harta karena sedekah. Dan Allah menambah rezeki seorang hamba ....................” (H.R. Muslim)
Inti dan isi pokok kandungan surah at-takatsur yaitu :
1.      Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya
2.      Manusia akan ditanya diakhirat nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
8.      Mengamalkan kandungan surah At-takatsur
Mendengar penjelasan diatas, umar anak seorang yang kaya raya yang setiap hari membawa uang jajan lebih dari pada teman yang lain, tidak berlaku sombong dan membanggakan dirinya. Bahkan, umar selalu memberikan bantuan kepada teman-temannya yang lain.
Berbeda dengan arif yang selalu membanggakan dirinya di hadapan teman-temannya ketika bermain. Dia selalu membawa uang banyak ketika bermain, tetapi tidak pernah memberikan bantuan kepada orang lain.
Oleh karena itu, jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri. Karena orang yang sombong akan menjadi penduduk neraka.
B.     Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Menyayangi Anak Yatim
1.      Membaca hadits tentang manyayangi anak yatim
عن سهل بن سعد قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : انا وكا فل اليتيم فى الجنة هكذا واشر با لسبا بة والوسطى وفرج بينهما   (رواه البخار)
2.      Menerjemahkan hadits tentang menyayangi anak yatim
“dari sahl bin sa’ad r.a. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, ‘saya bersama orang yang memelihara anak yatim didalam surga seperti ini,’ beliau menunjukkan (mengisyaratkan) dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan di antara keduanya.”  (H.R. Bukhari)
3.      Pokok – pokok kandungan isi hadits
Berdasarkan hadits tersebut, Rasululla sangat menganjurkan kita untuk menyayangi dan memelihara anak yatim. Jangan sekali-kali kita menelantarkan dan menyia-nyiakan mereka.
Mereka yang dsebut anak yatim adalah anak yang usianya dibawah 15 tahun dan ayahnya telah meninggal dunia. Sedangkan piatu adalah anak yang usianya dibawah 15 tahun dan ibunya telah meninggal dunia. Adapun yatim piatu adalah anak yang ayah dan ibunya telah mmeninggal dunia.
Mereka semuua sangat memerlukan perlindungan dan ksih sayang orang tua. Kasihanilah mereka, sungguh perbuatan yang sangat mulia adalah jika kita selalu menyantuni mereka.
Bentuk santunan yang bisa kita berikan kepadamereka, seperti : uang, makanan pakaian, beras, alat- alat pendidikan dan lain-lain yang berguna bai kehidupan mereka. Rang yang berbuat baik dan menyantui anak yatim seperti hadits Nabi , akan hidup bersama Nabi nanti disurga. Mereka akan selalu berdampingan dengan beliau seperti jari telunjuk dan jari tengah.

4.      Perilaku Suka Menyantuni Anak Yatim
Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, jika ingin hidup berdampingan dengan beliau di surga hendaknya menyayangi dan memmerhatikan kehidupan anak yatim. Kita juga hendaknya menyantuni mereka, baik berupa uang, makanan pakaian, ataupun lainnya. Terlebih lagi pada bulan muharram, bulan yang mmang sangat dianjurkan untuk menyantuni anak yatim. Nabi Muhammad SAW bersbda :
من لا يرحم الناس لا يرحم (متفق عليه)
Artinya : “siapa saja yang tidak menyayangi manusia (orang lain), ia tidak akan disayangi (oleh Allah).” (muttafaq alaih)
Jadi, orang yang selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu:
1.      Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah SWT bila endapa kesulitan
2.      Akan disenangi oleh orang banyak
3.      Diberi kemudahan ketika belajar
4.      Mendapat kebahagiaan dala khidupan
5.      Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.[3]

Kelas 5 Semester 2
C.    Membaca dan menghafal surah Al-Alaq secara benar dan fasih
1.      Surah Al-Alaq
Gua hira adalah nama gunung di mekah. Nabi Muhammad SAW mendatangi gua hira selama beberapa hari untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ketika Nabi Muhammad berada di dalam gua tersebut, beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril yang membawa wahyu Ilahi. Lalu, Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” Nabi Muhammad menjawab “Saya tidak bisa membaca.”
Percakapan malaikat jibril dengan Nabi Muhammad terjadi sampai beberapa kali. Barulah Nabi Muhammad dapat mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat jibril, yaitu surah Al- Alaq ayat 1-5.
Surah Al-Alaq ayat 1-5 merupakan ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun, berarti juga wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW.
2.      Menerjemahkan Surah Al-Alaq
 (3) أْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُاقْرَ (2) خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ (1) اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
 (6) كَلاَّ إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى (5) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (4) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(9) أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى (8) إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (7) أَن رَّآهُ اسْتَغْنَى
(12)أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى (11) أَرَأَيْتَ إِن كَانَ عَلَى الْهُدَى (10)عَبْدًا إِذَا صَلَّى
 (15)كَلاَّ لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ (14)أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى (13)أَرَأَيْتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
(19)كَلاَّ لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (18)سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ (17)فَلْيَدْعُ نَادِيَه (16)نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
Artinya : (1.) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,(2). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(3). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah(,4). Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.(5). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(6). Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,(7). karena dia melihat dirinya serba cukup.(8). Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).(9). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,(10). seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat[2],(11). bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang (yaitu Rasulullah s.a.w.) itu berada di atas kebenaran,(12). atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?(13). Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?(14). Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?(15). Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-(16). (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.(17). Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),(18). kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah[4],(19). sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

3.      Menghafal Surah Al-Alaq
Belajar Al-Qur’an tidak cukup membacanya saja. Akan tetapi, kita perlu mengetahui tejemahnya. Kemudian setelah kita dapat menerjemahkannya, barulah kita berusaha untuk menghafalnya. Dan sedapat mungkin bisa menerapkan dalam bacaan sholat.
4.      Menjelaskan Pokok Kandungan Surah Al-Alaq
Surah Al-Alaq terdiri dari 19 ayat. Termasuk gologan surah makkiyah dan merupakan surah pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Al-Alaq artinya segumpal darah. Surah ini diturunkan sebagai ancaman kepada abu jahal dan pengikutnya ketika menghalangi Nabi Muhammad hendak melakukan Sholat.
Pokok kandungan surah Al-Alaq adalah :
1.      Allah SWT menjelaskan penciptaan aal kejadian manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel yang amat kecil menjadi manusia yang mampu menguasai dunia.
2.      Dengan kemurahan, keagungan, dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang belum diketahuiya. Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan manusia berkuasa atas makhluk bumi lainnya.
3.      Penjelasan Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah kepadanya ketika manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi sombonh dan takabur.

D.    Menerjemahkan dan Menjelaskan ISi Kandungan Surah Al-Qadr Tentang Malam lailatul Qadr Secara Sederhana
Malam lailatul Qadr adalah malam kemuliaan. Malam yang agung bagi kaum muslimin, serta merupakan malam tasyakur atas nikmat dan anugerah yang telah diberikan Allah kepada manusia. Para malaikat pun ikut merasakan keagungan malam ini.
1.      Pokok Kandungan Surah Al-Qadr
Surah al-qadr terdiri dari 5 ayat, termasuk golongan surah makkiyah.surh al-qadr diturunkan setelah surah ‘abasa. Al-qadr artinya kemuliaan. Surah al-qadr menjelaskan tentang waktu turunnya Al-Qur’an. Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam yag penuh kemuliaan atau malam lailatul qadr.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah :
1.      Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr
2.      Lailatul qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan
3.      Lailatul qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan.
2.      Mengamalkan Kandungan Surah Al-Qadr
Setelah mengetahui isi pokok kandungan surah al-qadr, kita harus lebih mencintai Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Manusia yang mengikuti ajaran AlQur’an akan selamat didunia dan di akhirat. Sebaliknya, orang yang mengingkari ajaran Al-Qur’an akan celaka di dunia dan di akhirat.
Umat islam memperingati datangnya malam lailatul qadr pada setiap bulan ramadhan, khusunya pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Pada malam-malam tersebut, umat islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti membaca Al-Qur’an, sholat sunnah, atau berdzikir.
E.     Menerjemahkan dan Menjelasakan Isi Kandungan Hadits Tentang Takwa dan Ciri-Ciri Orang Munafik Secara Sederhana
1.      Menerjemahkan Hadis Tentang Takwa
Kapan dan dimana kita bertakwa kepada Allah SWT akan dijelaskan dalam hadits dibawah ini :
عن ابى ذ رقال ، قال رسو ل الله ص.م. : اتق الله حيثما كنت واتبع السيئت الحسسنة تمحها و خا لق الناس بخلق حسن (رواه الترمذى)
Artinya : “dari abu zar berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘bertkwalah kepada Allah dimana saja kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, supaya perbuatan baik itu menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.’”(H.R. Tirmidzi)
2.      Isi pokok kandungan hadits tentang takwa
Takwa artinya menjaga diri dengan penuh kepatuhan dan ketaatan kepada Allah atas segala perintahNya dan menjauhi segala larangannya. Agama islam mengajarkan agar kita cepat-cepat menyesali kesalahan, berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi dengan keslahan baru, lalu istighfar dan bertaubat kepada Allah dengan bersungguh-sungguh. Iringilah taubat dengan perbuatan baik. Sebab, perbuatan baik itu dapat menghapus perbuatan buruk yang kita lakukan.
Jadi, kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ;
1)      Kita wajib bertakwa kepada Allah dimana saja berada, dan dalam keadaan apapun.
2)      Apabila kita melakukan kesalahan, hendaknya segera mengiringinya dengan perbuatan baik agar kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus.
3)      Hendaknya kita berakhlak terpuji dalam pergaulan dengan siapapun

3.      Hadits Tentang Ciri-Ciri Orang Munafik
a.       Lafal hadits tentang cirri-ciri orang munafik
Sifat-sifat yang dimiliki oleh orng-orang munafik sangat tercela. Oleh karena itu, kita harus menjauhinya. Agar kita terhindar dari sifat-sifat munafik, Rasulullah SAW menjelaskan tentang ciri-ciri orang munafik dalam hadits yang artinya:
“tanda-tanda orang munfik itu ada tiga, apabila berbicaa ia berdusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila dipercaya ia khianat” (H.R. Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah)
b.      Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munafik
Orang munafik adalah orang yang berpura-pura beriman, ia mempunyai ciri-ciri khusus. Ucapannya tidak sesuai dengan perbutannya. Lain dimulut, lain pula dihati, dan tidak mau berterus terang. Selalu berdusta atau berbohog. Orang yang mempunyai sifat semacm ini sangat berbahaya didunia. Ibarat musang berbulu ayam, sulit untuk mengetahuinya. Kita sebagai orang yang beriman dilarang memiliki sifat munafik, karena dapat menimbulkan kekacauan dan saling tidak memercayai ditengah-tengah khidupan masyarakat. Akibat dari sifat munafik selain dapat merugikan diri sendiri, juga dapat merugikan orang lain. Allah SWT akan murka kepadanya dan kelak ia akan dimasukkan ke dalam neraka yang paling bawah.
Jadi, ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah :
1.      Apabila berbicara, selalu berbohong
2.      Apabila berjanji, selalu mengingkarinya
3.      Apabila diberi sebuah kepercayaan, selalu berkhianat

c.       Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munfik
Sebagai orang beriman, kita harus menjauhi perilaku munafik. Biasakanlah untuk selalu berkata jujur, menepati janji kepada orang lain, dan menjalankn amanah dengan baik.[4]

Kelas 6 semester I

A.  Membaca dan Menghafal Surat Ad-Duha Secara Benar dan Fasih
1.      Lafal surah ad-duha
            Surah ad-duha termasuk surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah. Surah ini terdiri atas 11 ayat dan merupakan surah ke-93. Surah ini diturunkan sesudah surah al-fajr.
a.       Melafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar.
Melafalkan alqur’an dengan baik dan benar  (fasih) merupakan suatu keharusan atau fardlu ‘ain. Membaca alqur’an tanpa memerhatikan kebenaran bacaannya dapat mengakibatkan salah arti yang akan menimbulkan dosa.
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِإِذَا سَجَى
 مَاوَدَّعَكَرَبُّكَوَمَا قَلَى وَلَلْآخِرَةُخَيْرٌلَّكَ مِنَالْأُولَى
 وَلَسَوْفَيُعْطِيكَرَبُّكَفَتَرْضَى أَلَمْيَجِدْكَيَتِيمًافَآوَى
 وَوَجَدَكَضَالًّافَهَدَى
 وَوَجَدَكَعَائِلًافَأَغْن
 فَأَمَّاالْيَتِيمَفَلَاتَقْهَر
وَأَمَّاالسَّائِلَفَلَاتَنْهَر
 وَأَمَّابِنِعْمَةِرَبِّكَفَحَدِّثْ
b.      Menghafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar
Dalam menghafal surah-surah alqur’an, perlu kesungguhan dan ketelitian. Ayat yang dihafalkan harus benar-benar sesuai dengan kaidah tajwid.
2.      Menerjemahkan surah ad-Duha
Terjemahan ayat
a.      Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah)
b.      Dan demi malam apabila telah sunyi,
c.       Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu
d.      Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan
e.       Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu sehingga engkau menjadi puas.
f.        Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim lalu Dia melindungi (mu)
g.      Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk
h.      Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
i.        Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang
j.        Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik (nya)
k.       Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)
3.      Kandungan surah ad-Duha
Dalam surah ini Allah SWT menurunkan kasih sayang dan melimpahkan rahmatNya kepada nabi Muhammad SAW. Allah ingin mengobati penderitaan yang dialami oleh nabi Muhammad saw. Sekaligus memberikan ketenangan dan keyakinan kepadanya.
Surah ad-duha diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk menghibur, menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejek-ejekan dari kaum kafir quraisy.
Dalam beberapa ayat diceritakan bahwa nabi Muhammad saw. Menderita sakit hingga membuatnya susah bangun. Beliau berbaring ditempat tidurnya dan tidak bangun untuk sholat tahjjud semalam atau dua malam. Kemudian datanglah seorang wanita musyrik dan berkata “wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu”.
Sufyan ibnu uyainah meriwayatkan bahwa malaikat jibril tidak datang membawa wahyu kepada nabi Muhammad saw. Sekitar lima belas hari. Lamanya wahyu tidak turun itu membuat orang-orang kafir mengatakan “Muhammad telah ditinggalkan oleh tuhannya”
a.      Asbabun nuzul surah ad-Duha
Pada ayat 1 dan 2, Allah bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam. Waktu duha adalah waktu yang menyegarkan bagi tubuh setiap makhluk. Hal ini menunjukkan adanya penyegaran bagi nabi Muhammad saw. Setelah beberapa saat tidak turun wahyu, hati beliau menjadi gelisah dan gelap. Keadaan ini berubah ketika turun wahyu kepada beliau. Waktu malam yang sunyi, tenang dan gelap menjadi waktu istirahat yang sangat baik.
Pada ayat ke 3 berisi berita yang sangat mengembirakan dan menyejukkan hati nabi Muhammad saw.
Pada ayat ke 4, Allah swt menyatakan bahwa akhir lebih baik dari pada permulaan. Artinya, kehidupan diakhirat adalah lebih utama dari pada didunia. Ayat ini juga mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu mencintai dunia. Dunia tidaklah kekal dan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan bersifat kekal.
Pada ayat ke 5, Allah menjelaskan bahwa diakhirat, nabi Muhammad saw. Akan diberikan karunia yang besar. Beliau diberikan hak untuk memberi syafaat kepada umatnya. Hal ini tidak pernah diberikaan kepada para nabi dan rosul yang lain.
Pada ayat  ke 6, Allah swt mengingatkan nabi Muhammad saw, tentang masa lalu beliau. Ketika lahir, beliau dalam keadaan yatim. Kemudian, Allah swt, melindunginya dengan melembutkan hati banyak orang sehingga membuat mereka iba dan mau merawatnya. Masa kecil beliau yang selalu berpindah-pindah asuhan hingga menjadi mullia dengan diangkat Allah swt menjadi rosul.
Pada ayat ke 7, Allah swt berfirman “Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk” sebelumnya nabi Muhammad saw tidak mengetahui siapakah Tuhan dan apa itu iman. Kemudian Allah swt memberikan wahyu (Al-qur’an) sebagai cahaya (penerang). Wahyu itu menjadi petunjuk beliau menuju pada keimanan kepada Allah swt.
Pada ayat ke 8, dijelaskan tentang kondisi nabi Muhammad saw yang sebelumnya kekurangan (miskin). Kemudian, Allah swt memberikan kecukupan sehingga beliau tidak bergantung selain kepadaNya.
Ayat 9-11, mengisyaratkan perintah kepedulian sosial. Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah swt mengingatkan tentang kondisi nabi Muhammad saw. Pada masa lalu. Pada ayat ini, Allah swt mengajarkan tentang sikap terhadap orang-orang yang dalam kondisi seperti beliau sebelumnya.
Allah swt melarang bersikap sewenang-wenang terhadap anak yatim, sebagaimana Allah swt dahulu telah melindungi nabi Muhammad saw. Beliau diperintahkan untuk melindungi anak yatim. Terhadap anak yatim hendaknya bersikap lemah lembut dan tidak menghardiknya. Allah swt memerintahkan beliau untuk senantiasa menyampaikan wahyu yang beliau terima kepada orang banyak, sehingga mereka tidak tersesat. Karena Allah swt telah memberikan kecukupan kepada beliau dari kekurangan, beliau pun diminta untuk bersikap baik kepada peminta-minta (orang miskin).

B.     Menerjemahkan, Menghafal, Menunjukkan Perilaku Orang yang Suka Memberi dan Menerapkannya
1.     Lafal tentang keutamaan memberi
Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling pantas kita teladani. Sikap beliau dalam kehidupan sungguh mengagumkan. Meskipun bukan termasuk orang kaya harta, beliau mempunyai sikap yang dermawan.
2.     Menerjemahkan tentang hadis keutamaan memberi
Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa nabi Muhammad saw. Bersabda, “tangan diatas (orang yang member) lebih baik dari pada tangan dibawah (orang yang meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggungjawabmu. Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya. ” (H.R. al-bukhari no. 1338dan muslim no 1716)
3.     Kandungan hadis
Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Maksud tangan diatas adalah orang yang memberi atau sedekah, sedangkan tangan dibawah adalah orang yang meminta atau peminta-minta. Jadi hadist tersebut mengajarkan bahwa memberi lebih baik daripada meminta-minta. Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam islam. Senang memberi bantuan kepada orang yang kekurangan merupakan akhlak terpuji.
Senang memberi hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi Muhammad saw. Adalah orang yang paling pemurah diantara orang-orang yang pemurah. Beliau selalu memberi  jika ada orang yang meminta kepadanya. Jika beliau tidak punya, dicarikannya dahulu dan diberikannya pada lain hari.
Orang pemurah tidak saja dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah swt. Ia akan memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda bahwa orang yang bermurah hati akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka.
Untuk itu, kita harus membiasakan diri bersikap pemurah. Diantara cara melatih bersikap pemurah adalah:
a.       Suka memberi makan atau hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman
b.      Menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita berikan.
c.       Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Maksudnya, sedekah dari orang yang mempunyai kelebihan lebih utama dibanding orang yang kekurangan. Misalnya, orang yang kaya membantu orang yang miskin, orang yang kuat membantu orang yang lemah, dan orang yang sehat membantu orang yang sakit.
Barang siapa yang menjaga dirinya, niscaya Allah akan menjaganya. Barang siapa yang merasa cukup, niscaya Allah akan mencukupkannya. Maksudnya orang yang baik akan selalu menjaga dirinya dari sikap merasa kurang. Ia akan selalu merasa cukup atas apa yang ditakdirkan Allah swt. Kepadanya. Meskipun hidup sederhana, ia terima dengan ikhlas. Ia akan menjaga diri dan keluarganya agar tidak meminta atau mengemis kepada orang lain. Kita harus yakin jika mau menjaga diri dari meminta-minta dan merasa cukup., Allah swt. Akan menjaga dan mencukupkan rezeki kita. Sikap menjaga diri untuk tidak meminta-minta disebut ‘iffah. [5]

Kelas 6 Semester 2
C.    Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, untuk dijadikan pedoman hidup bagi manusia. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an harus dibaca dengan fasih dan tartil, serta dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca Al-Qur’an dengan fasih berarti membaca Al-Qur’an secara baik, lancar, dan bagus lafal bacaannya. Sedangkan membaca Al-Qur’an yang tartil berarti membaca Al-Qur’an dengan teratur,  perlahan-lahan, dan terburu-buru. Membaca dengan stahdu dan penuh perhatian. Allah SWT berfirman didalam surah Muzammil ayat 4:
            Artinya: “….dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.”
1.      Membaca surah Al-Bayyinah
Surah Al-Bayyinah terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan Surah Madaniyah yaitu surah yang diturunkan di Madinah. Surah ini diturunkan sesudah surah At-Talaq. Surat Al-Bayyinah diambil dari kata bayyinah dari ayat pertama yang artinya bukti yang nyata.
Surah Al-Bayyinah diturunkan Allah SWT berkenaan dengan orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrik, dimana mereka tetap meyakini agamanya, sehingga dating kepada mereka seorang Nabi yang dijanjikan sesuai cirri-ciri yang terdapat dalam kitab Taurat dan Injil. Akan tetapi, setelah Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT sebagai Rasul yang cirri-cirinya sesuai yang terdapat didalam kitab Taurat dan Injil mereka terpecah belah, ada yang beriman dan percaya kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi ada juga mereka yang tidak mau percaya dan tetap pada keyakinan agamanya.
Sifat mereka keras dan membangkang, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 120. Yang artinya: “orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu, hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)
Dengan sikap orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang Musyrik tersebut diatas yang tidak mau menerima kedatangan Nabi Muhammad SAW itu, Allah SWT menurunkan Surah Al-Bayyinah.
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً
فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ
وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّه
2.      Menerjemahkan surah Al-Bayyinah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang harus dibaca dan dipelajari arti dan kandungannya, sehingga kita memahami benar apa isi kandungan yang ada didalamnya, serta dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk lebih memudahkan dalam mengartikan Surah Al-Bayyinah, bacalah arti kata demi kata sehingga memahami benar arti keseluruhan ayat Surah Al-Bayyinah tersebut.
Terjemah surah Al-Bayyinah:
1.      Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (QS. 98:1)
2.      (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lemnbaran yang disucikan (Al-Qur’an), (QS. 98:2)
3.      di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus 1595. (QS. 98:3)
4.      Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (QS. 98:4)
5.       Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus 1596, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)
6.      Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)
7.       Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. 98:7)
8.      Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)
3.      Bacaan Qalqalah
a.       Arti dan hukum bacaan Qalqalah
Qalqalah adalah bacaan memantul. Seperti bola bila dilemparkan ke tembok, maka bola itu akan memantul kembali. Seperti itulah bacaan qalqalah, yaitu dipantulkan. Huruf qalqalah ada lima, yaitu:
Qalqalah terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Qalqalah sugra, yaitu: qalqalah kecil (tipis membacanya). Maksudnya qalqalah yang terjadi di tengah kalimat dan hurufnya memang mati asli.
2.      Qalqalah kubra, yaitu: qalqalah besar (tebal membacanya). Maksudnya qalqalah yang terjadi di akhir kalimat yang hurufnya mati karena waqaf (berhenti membacanya)
b.      Mengaplikasikan bacaan qalqalah dalam surah-surah pendek
Setelah kita mempelajari dan memahami bacaan qalqalah tersebut diatas, terapkanlah bacaan qalqalah dalam bacaan Al-Qur’an, agar kita terbiasa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan aturan ilmu tajwid dan terhindar dari kesalahan baca.
4.      Menghafal surah Al-Bayyinah dengan bacaan tajwid
Agar bacaan dan hafalan kita fasih dan benar, kita harus menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Terutama bacaan mad, karena bacaan mad merupakan bacaan yang dapat mengatur panjang atau tidaknya bacaan Al-Qur’an. Dalam membaca Al-Qur’an, kita wajib memanjangkan bila bacaannya panjang dan kita wajib memendekkan bila memang bacaannya pendek.
Cara menghafal yang baik dengan cara membaca ayat atau surah berkali-kali, kemudian diingat-ingat ayat tersebut di manapun kita berada. Jika sudah hafal benar, barulah pindah pada ayat berikutnya.
5.      Bacaan mad
Seorang muslim dalam membaca Al-Qur’an harus membacanya dengan baik, tartil, dan fasih. Kita harus membiasakan membaca Al-Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
a.       Hukum bacaan mad
Mad adalah bacaan panjang, yang bacaannya antara satu alif (dua harakat) sampai tiga alif (enam harakat). Dua harakat berarti dua ketukan. Mad terbagi menjadi dua macam, yaitu mad asli (mad tabi’iy) dan mad cabang (pengembangkan dari mad asli yang lebih dikenal dengan (mad far’iy)).
1)      Mad asli (mad tabi’iy)
Adalah bacaan yang panjangnya dua harakat atau satu alif. Huruf mad tabi’iy ada tiga macam, yaitu wau, alif, dan ya’ mati. Mad ini terjadi dalam kondisi sebagai berikut:
a)      Jika ada huruf yang berharakat dammah dan diiringi setelahnya dengan huruf wau mati.
b)      Jika ada huruf yang berharakat fathah dan diiringi setelahnya dengan huruf alif.
c)      Jika ada huruf yang berharakat kasrah dan diiringi  setelahnya dengan huruf ya’ mati.
2)      Mad far’iy (mad cabang)
Adalah bacaan yang panjang bacaannya melebihi mad asli. Panjang bacaannya 2 sampai 6 harakat. Mad far’iy terbagi menjadi 13 macam, yaitu:
a)      Mad wajib muttasil
b)      Mad jaiz munfasil
c)      Mad arid lissukun
d)     Mad iwad
e)      Mad badal
f)       Mad lazim musaqqal kilmy
g)      Mad lazim mukhaffaf kilmy
h)      Mad lazim musaqqal harfy
i)        Mad lazim mukaffaf harfy
j)        Mad lin
k)      Mad silah, mad silah qasirah dan mad silah tawilah
l)        Mad farqu
m)    Mad tamkin

D.    Menerjemahkan, Menjelaskan, dan Menerangkan Isi Kandungan Hadis Tentang Amal Salih Kaitannya dengan Berakhlak dengan Sesama
1.      Membaca hadis amal salih
Amal salih adalah segala macam perbuatan yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari amal salih untuk diri sendiri adalah salat, bermanfaat untuk orang lain adalah memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, menyingkirkan duri di jalan, membantu ibu, dan lain-lain. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa menemui teman dengan muka yang berseri-seri adalah juga bagian dari amal salih.
Begitu banyak amal salih yang dapat kita perbuat, mulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar. Pahala amal salih akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal, karena manfaat dari amal salih yang pernah dilakukan masih dirasakan oleh orang lain. Berikut hadis tentang amal salih:

2.      Pokok kandungan hadis tentang amal salih
Kehidupan manusia di dunia ini hanya sementara, karena tidak ada seorang manusia pun yang hidup abadi. Manusia pun tidak dapat meramalkan kapan dirinya akan meninggal dunia. Oleh sebab itu, Allah SWT mengingatkan agar manusia menyiapkan bekal selagi masih hidup . selagi badan masih kuat perbanyaklah amal salih.
Terdapat tiga macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya. Keistimewaan amal ini terletak pada nilai pahalanya yang terus-menerus mengalir. Meskipun orang beramal salih itu telah meninggal dunia, tetapi amal yang pernah ia tanamkan sewaktu hidupnya di dunia, tetap akan dapat ia nikmati pahalanya di alam baka sebagai bekal untuk masuk surga.
a.       Sedekah jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya mengalir terus-menerus. Contoh: Bu Nina mempunyai perpustakaan pribadi. Sebelum meninggal, ia berpesan kepada anaknya supaya perpustakaannya itu diwakafkan untuk kepentingan umum. Bu Nina yang sudah meninggal, akan terus memperoleh pahala selama perpustakaan itu digunakan oleh khalayak umum.
b.      Ilmu yang bermanfaat
Maksud ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain, kemudian orang lain itu mengamalkan dan mengajarkannya pula. Ilmu yang diajarkan itu mestilah ilmu yang membawa kebaikan dan kemaslahatan, bukan ilmu yang membawa keburukan dan kerusakan. Selama orang lain dapat merasakan manfaat dari ilmu yang dia ajarakan, maka selama itu pula dia mendapatkan pahalanya. Contohnya, Andi mengajarkan kepada Budi tata cara berkebun karet yang benar, mulai dari cara menanam yang baik, cara memilih bibit karet yang bagus, sampai cara merawat dan memupuk karet. Akhirnya Budi pun bisa berkebun karet dan memperoleh hasil yang memuaskan. Suatu ketika Andi yang masih muda meninggal dunia. Selama Budi menggunakan ilmu itu, selama itu pula pahalanya akan mengalir kepada Andi yang sudah meninggal. Apalagi bila Budi mengajarkannya kepada orang lain, maka berlipatgandalah pahala yang diperoleh Andi.
c.       Anak salih yang mendoakan kedua orang tuanya
Amal lain yang pahalanya selalu mengalir adalah doa anak yang salih. Orang tua yang memiliki anak dan mendidiknya dengan baik, sehingga ketika orang tua itu meninggal, anaknya selalu mendoakannya, akan mendapatkan pahalanya dari Allah. Berbeda jika yang ditinggalkan adalah anak yang gemar berbuat maksiat. Anak semacam itu, doanya tidak akan mengalir kepada kedua orang tuanya, bahkan mungkin mendoakan mereka pun tidak.
Berbakti kepada kedua orangtua adalah kewajiban anak. Allah berfirman dalam surah Al-Ahqaf, ayat 15 yang artinya “dan kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya.”
Diantara bentuk bakti seorang anak kepada orangtuanya yang sudah meninggal adalah dengan mendoakannya. Doa seorang anak kepada kedua orangtuanya adalah memohon kepada Allah agar mereka diampuni segala dosa dan diberikan curahan rahmat.
3.      Menunjukkan perilaku amal salih
Siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah harus dapat membedakan mana perbuatan yang baik (amal salih) dan mana perbuatan yang tercela. Amal salih yang kita lakukan dengan hati yang tulus akan membawa kebaikan didalam kehidupan serta menguntungkan kita bila kita telah meninggal. Sebaliknya perbuatan tercela akan membawa kerugian dan kegelisahan kepada kita manakala kita masih hidup di dunia, sekaligus menyengsarakan kita, karena kita akan masuk neraka yang siksanya amat pedih.
Berikut amal salih yang sepatutnya dikerjakan di usia kelas VI MI sekarang ini adalah:
a.       Belajar dengan rajin (menuntut ilmu pengetahuan).
b.      Berbakti kepada orangtua dan guru, serta mendoakan mereka.
c.       Berolahraga yang menyehatkan badan.
d.      Memberikan sedekah (menolonh orang yang membutuhkan).
e.       Belajar membaca Al-Qur’an.
f.       Melakukan ibadah salat lima waktu.
g.      Menepati janji.
h.      Bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.
                               Perilaku yang sepatutnya ditinggalkan adalah:
a.       Malas dan tak mau belajar.
b.      Berbohong dan melanggar janji.
c.       Membantah kedua orangtua dan guru.
d.      Melanggar norma-norma agama, hokum masyarakat, dan Negara.
e.       Membiasakan minum minuman keras.
f.       Bergaul dengan orang-orang yang melanggar aturan.
g.      Memfitnah. [6]




BAB III
PEMBAHASAN

Dari landasan teori yang telah kita pelajari serta melihat Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, maka dapat kita pahami hasil telaah materi Al-Qur’an Hadits untuk kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan tabel berikut ini:

Kelas 4 semester I
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Materi
1.      Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih.
1.1 Memahami dan menghafalkan surah al-adiyat dan al-insyirah secara fasih dan benar.
Ada, dan sudah sesuai.
2.      Memahami arti surah-surah pendek.
2.1 Mengartikan dan memahami isi kandungan surah an-nasr dan surah al-kautsar secara sederhana.
Ada, dan sudah sesuai.
3.      Memahami kaidah ilmu tajwid
3.1 Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’.
Peran guru sangat penting untuk memberikan contoh bacaan yang baik.
Kelas 4 semester II
4.      Memahami arti surah pendek dan hadits tentang nilai silaturahmi
4.1 Mengartikan dan menjelaskan isi kandungan surah al-lahab secara sederhana.

4.2 Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadis tentang niat dan silaturahmi secara sederhana.
Ada, dan sudah sesuai.
5.      Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid

4.3 Memahami dan menerapkan bacaan idgham bigunnah, idgham bilagunnah dan iqlab.
Guru harus mampu memberikan contoh makhorijul hurufnya dengan baik.
Kelas 5 semester II
1.      Memahami arti surah pendek
1.1             Menerjemahkan surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan surah At-Takassur.

1.2             Menjelaskan isi kandungan surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan At-Takassur
Ada, dan sudah sesuai.
2.      Memahami arti hadis tentang menyayangi anak yatim
2.1             Menerjemahkan hadis tentang menyayangi anak yatim.

2.2             Menjelaskan isi kandungan hadis tentang menyayangi anak yatim secara sederhana
Sudah sesuai, tetapi guru harus mampu mendisiplinkann peserta didik untuk menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari
Kelas 5 semester II
3.      Menghafalkan Surah-surah pendek secara benar dan fasih.
3.1             Membaca surah Al-Alaq secara benar dan fasih.

3.2             Menghafal surah Al-Alaq secara benar dan fasih.
Sudah sesuai
4.      Memahami arti surah pendek
4.1             Menerjemahkan surah Al-Qadr

4.2             Menjelaskan isi kandungan surah Al-Qadr tentang malam lailatul Qadr secara sederhana.
Sudah sesuai
5.      Memahami arti hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik.
5.1             menjelaskan hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik.

5.2             Menjelaskan isi kandungan hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik secara sederhana.
Peran guru dalam memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didik sangat dibutuhkan. Untuk menunjang pemaham anak didiknya tentang materi agar dapat mengaplikasikannya.
Kelas 6 semester I
1.      Menghafal surah pendek secara fasih dan benar
1.1             Membaca surah Ad-Duha secara benar dan fasih.

1.2            Menghafal surah Ad-Duha secara benar dddan fasih.
Sudah sesuai
2.      Memahami arti surah pendek pilihan
2.1            Menerjemahkan surah Ad-Duha

2.2             Menjelaskan isi kandungan Surah Ad-Duha tentang meyakini kehidupan akhirat lebih baik dari pada kehidupan dunia dengan sederhana.
Sudah sesuia, guru harus lebih intensive dalam menerangkan materi ini. Karena guru dituntut harus bisa menjelaskan dan memahamkan materi tentang adanya kehidupan akhirat kepada anak didiknya. Sudah sesuai.
3.      Memahami hadis tentang keutamaan memberi
3.1            Menerjemahkan hadis tentang keutamaan memberi.

3.2             Menjelaskan hadis tentang keutamaan memberi secara sederhana
Sudah sesuai
Kelas 6 semester II
4.      Menghafalkan surah pendek secara benar dan fasih
4.1            Membaca surah Al-Bayyinah dengan baik dan fasih.

4.2            Menghafal surah Al-Bayyinah dengan benar dan fasih.
Sudah sessuai
5.      Memahami arti hadis tentang amal salih.
5.1            Menerjemahkan hadis tentang amal salih.

5.2             Menjelaskan isi kandungan hadis tentang amal salih secara sederhana.


5.3            Menerapkan isi kandungan hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama.
Guru harus memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dalam implementasi materi dalam bersosialisasi dengan teman dan masyarakat lingkungan sekitar.


            Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita telaah bahwa materi Qur’an Hadis untuk kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah telah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan pemerintah untuk tiap kelasnya. Akan tetapi peran seorang guru tentulah penting dalam menyampaikan materi kepada anak didik agar tercapai tujuan pembelajaran pendidikan.














BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan analisis pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka pemakalah dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Kelas 4 Semester I
Dalam surah an-nasr berisi tentang penegasan Allah bahwa  pertolongan Allah telah datang, maka kaum musyrik menjadi kaum yang hina. Allah memenangkan kaum muslimin dan mengangkat kedudukan mereka menjadi jaya.
Allah menurunkan surah Al-Kautsar untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan, cemoohan, dan tipu daya dari kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di madinah. Mereka menuduh bahwa pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa dan orang yang lemah.

2.      Kelas 4 semester II
Rasulullah SAW sebelum wafat telah berpesan kepada umatnya agar tetap berpegang teguh kepada Al-qur’an dan Hadits agar selamat hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu caranya yaitu dengan membaca Al-qur’an dan mempelajari arti atau terjemahannya, dan memahami isi kandungannya.
Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan. Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan. Apabila niat itu benar, amal perbuatannya juga benar. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, amal perbuatannya juga rusak.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan: Berkunjung kerumah keluarga yang tempat tinggalnya jauh, berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau bertemu, berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar keadaannya.

3.      Kelas 5 semester I
Pokok-pokok kandungan surah al-kafirun adalah : Penolakan usulan kaum kafir mekah untuk menggabungkan kepercayaan antara ajaran mereka dengan ajaran islam, Penolakan Nabi Muhammad untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir mekah, Menetapkan cara hidup beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
Kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama, seperti : Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim, orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin, orang yang melalaikan sholatnya.
Inti dan isi pokok kandungan surah at-takatsur yaitu : Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya, Manusia akan ditanya diakhirat nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
Orang yang selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu: Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah SWT bila endapa kesulitan, akan disenangi oleh orang banyak, diberi kemudahan ketika belajar, Mendapat kebahagiaan dala kehidupan, mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.

4.      Kelas 5 semester II
Pokok kandungan surah Al-Alaq adalah : Allah SWT menjelaskan penciptaan aal kejadian manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel yang amat kecil menjadi manusia yang mampu menguasai dunia. Dengan kemurahan, keagungan, dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang belum diketahuiya. Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan manusia berkuasa atas makhluk bumi lainnya. Penjelasan Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah kepadanya ketika manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi sombonh dan takabur.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah : Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadr, Lailatul qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan , Lailatul qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan.
Kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ; Kita wajib bertakwa kepada Allah dimana saja berada, dan dalam keadaan apapun. Apabila kita melakukan kesalahan, hendaknya segera mengiringinya dengan perbuatan baik agar kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus. Hendaknya kita berakhlak terpuji dalam pergaulan dengan siapapun.
Ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah : Apabila berbicara, selalu berbohong. Apabila berjanji, selalu mengingkarinya. Apabila diberi sebuah kepercayaan, selalu berkhianat. Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang munfik.
5.      Kelas 6 semester I
Surah ad-duha diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk menghibur, menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejek-ejekan dari kaum kafir quraisy.
Diantara cara melatih bersikap pemurah adalah: Suka memberi makan atau hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman. Menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita berikan. Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
6.      Kelas 6 semester II
Isi kandungan surah Al-Bayyinah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul. Bagi orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Musyrikin mereka tetap tidak mau beriman walaupun jelas-jelas bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang terakhir.
Terdapat tiga macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya.

B.     Saran
1.      Bagi pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah disajikan, agar lebih menambah pemahaman dan kreativitas dalam mengembangkan materi Qur’an Hadis kelas 4, 5, dan 6 MI.
2.      Bagi pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca  mengenai materi Qur’an Hadis kelas 4, 5, dan 6 MI, kemudian dapat memahami serta mempraktekkan atas teori-teori yang telah disajikan oleh pemakalah, dan dapat memberikan kritikan sebagai bahan koreksi dan pertimbangan.


DAFTAR PUSTAKA

Tim Bina Karya Guru. 2009.  Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4. Jakarta: Penerbit  Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2009.  Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 5. Jakarta: Penerbit  Erlangga.

Tim Bina Karya Guru. 2009.  Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 6. Jakarta: Penerbit  Erlangga.

Fata, Choirul. 2009. Cinta Al-Qur’an dan Hadis. Solo: Tiga Serangkai
















 


[1] Tim Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4, (Jakarta: Penerbit Erlangga), 2009, hlm. 1-59
[2] Ibid, hlm.72-109
[3] Tim Bina Karya Guru,Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 5,(Jakarta:Penerbit Erlangga),2009,hlm.1-45
[4] Ibid,hlm.61-97
[5] Choirul Fata, Cinta Al-Qur’an dan Hadis, (Solo: Tiga Serangkai), 2009, hlm. 2-23
[6] Tim Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 6, (Jakarta: Penerbit  Erlangga), 2009,  hlm.48-100

0 komentar:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Zudi Pranata. Powered by Blogger.
 
;