BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan
peraturan menteri agama Republik Indonesia nomer 2 tahun 2008 tentang standar
kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah, untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Menyatakan bahwa
peserta didik harus mampu:
1.
Membaca, menghafal, menulis, dan memahami surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an surat Al-Fatihah, An-Naas sampai dengan surat Ad-Dhuhaa.
2.
Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang
akhlak dan amal salih.
Oleh karena itu
pemakalah mencoba menyajikan materi Al-Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan 6 untuk
Madrasah Ibtidaiyah yang sesuai dengan SKKD yang berlaku.
B.
Rumusan Masalah
Untuk membatasi masalah agar lebih
terpusat pada pokok persoalan sesuai dengan judul diatas, maka dalam makalah
ini pemakalah uraikan beberapa permasalahan yaitu :
1.
Bagaimana cara membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah
secara benar dan fasih?
2.
Apa arti dan pemahaman isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
secara sederhana?
3.
Bagaimana cara memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar
dan ikhfa’?
4.
Apa arti Surah Al-lahab serta penjelasan isi kandungan Surah Al-lahab
secara sederhana?
5.
Bagaimana cara Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits
tentang niat dan silaturahmi secara sederhana?
6.
Seperti apa pemahaman dan penerapan hukum bacaan idgam bigunnah,
idgam bilagunnah, iqlab?
7.
Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun,
al-ma’un, dan surah at-takassur?
8.
Bagaimana
Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak
yatim?
9. Bagaimana
cara membaca dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih?
10. Bagaimana menerjemahkan dan menjelaskan isi
kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara sederhana?
11. Bagaimana menerjemahkan dan menjelasakan isi
kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik secara sederhana?
12. Bagaimana cara membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan
fasih?
13.
Bagaiamana cara menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku
orang yang suka memberi dan menerapkannya?
14.
Bagaimana cara membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik
dan Fasih
15.
Seperti apa penerjemahan, penjelasan, dan keterangan isi kandungan
hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama?
C.
Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan yang ada,
maka tujuan makalah ini adalah :
1.
Dapat membaca dan menghafal surat Al-adiyat dan Surat Al-Insyirah
secara benar dan fasih.
2.
Mampu mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan
Al-kausar secara sederhana.
3.
Mampu memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’.
4.
Dapat mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan
Surah Al-lahab secara sederhana.
5.
Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang
niat dan silaturahmi secara sederhana.
6.
Dapat memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam
bilagunnah, iqlab.
7.
Mampu menerjemahkan
dan menjelaskan isi kandungan surah al-kafirun, al-ma’un, dan surah at-takassur
8.
Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang
menyayangi anak yatim
9.
Dapat membaca dan menghafal surah
al-alaq secara benar dan fasih
10.
Mampu menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr
tentang malam lailatul qadr secara sederhana
11.
Mampu menerjemahkan dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang
takwa dan ciri-ciri orang munafik secara sederhana
12.
Dapat membaca dan menghafal surat ad-duha
secara benar dan fasih
13.
Mampu menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang
suka memberi dan menerapkannya
14.
Dapat membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
15.
Mampu menerjemahkan, menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan
hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama.
D.
Manfaat Makalah
1.
Manfaat teoritis
a.
Dapat memahami materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 dengan baik.
b.
Dapat menjelaskan materi Qur’an Hadits kelas 4, 5 dan 6 sesuai
dengan SKKD 2008.
c.
Dapat menerapkan materi Qur’an Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Manfaat praktis
a.
Bagi pemakalah
Untuk
meningkatkan pengetahuan pemakalah, khususnya dalam ilmu Qur’an Hadits di Madrasah
Ibtidaiyah.
b.
Bagi pembaca
Sebagai
dasar pengetahuan bagi mahasiswa agar nantinya dapat mengaplikasikan dan
menelaah materi Qur’an Hadits kelas 4, 5, dan 6 MI.
E.
Sistematika Penulisan Makalah
Untuk
mendapatkan gambaran dan memudahkan dalam pembahasan makalah ini, pemakalah
akan menjabarkan secara global sistematika penulisannya. Adapun penyusunannya
adalah sebagai berikut :
1.
Bagian awal berisi :
Judul
Daftar
isi
2.
Bagian isi terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
B.
Rumusan masalah
C.
Tujuan makalah
D.
Manfaat makalah
E.
Sistematika penulisan makalah
BAB II LANDASAN TEORI
Kelas 4
Semester I
A.
Membaca dan menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah
B.
Mengartikan dan memahami isi kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
C.
Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’
Kelas 4 Semester II
D.
Mengartikan Surah Al-lahab serta menjelaskan isi kandungan Surah
Al-lahab
E.
Menerjemahkan dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang niat dan
silaturahmi
F.
Memahami inti hadits tentang silaturahmi
G.
Memahami dan menerapkan hukum bacaan idgam bigunnah, idgam
bilagunnah, iqlab.
Kelas 5 Semester I
A.
Menerjemahkan
dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah At-Takassur
B.
Menerjemahkan
dan menjelaskan isi kandungan hadits tentang menyayangi anak yatim
Kelas 5
Semester II
C. Membaca
dan menghafal surah al-alaq secara benar dan fasih
D.
Menerjemahkan
dan menjelaskan isi kandungan surah al-qadr tentang malam lailatul qadr secara
sederhana
E.
Menerjemahkan
dan menjelasakan isi kandungan hadits tentang takwa dan ciri-ciri orang munafik
secara sederhana
Kelas 6
Semester I
A. Membaca dan menghafal surat ad-duha secara benar dan fasih
B.
Menerjemahkan, menghafal, menunjukkan perilaku orang yang suka
memberi dan menerapkannya
Kelas 6 Semester II
A.
Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
B.
Menerjemahkan, Menjelaskan, dan menerangkan isi kandungan hadis
tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan sesama
BAB
III PEMBAHASAN
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
3.
Bagian akhir :
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Kelas 4 Semester I
A.
Membaca dan Menghafal Surat Al-Adiyat dan Surat Al-Insyirah.
Surat Al-Adiyat jumlah ayatnya ada 11 ayat. Surat ini merupakan
surat yang ke-13 dari urutan turunnya. Surat Al-Adiyat diturunkan sesudah surat
Al-‘Asr. Surat ini juga termasuk surat yang diturunkan di Makkah atau surat makkiyah.
Nama surat ini diambil dari kata Al-Adiyat yang terdapat pada ayat yang
pertama. Al-Adiyat artinya kuda perang yang berlari kencang.
Berikut surat
Al-Adiyat:
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (١)فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (٢)فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا
(٣)فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا (٤)فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا (٥)إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ
لَكَنُودٌ (٦)وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ (٧)وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
(٨)أَفَلا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ (٩)وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ
(١٠)إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ (١١)
Artinya : Demi kuda perang yang berlari
kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan
(kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia
menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
1.
Penjelasan Surah Al-‘Adiyat
Ayat satu sampai lima Allah SWT
bersumpah dengan kuda-kuda perang dan menggambarkan geraknya satu demi satu.
Bermula dari larinya yang kencang. Kemudian suara nafasnya yang mendengus
kencang, juga hentakan tapak kakinya yang mengeluarkan bunga-bunga api.
Kuda-kuda itu menggempur musuh dengan serangan kilat di waktu pagi dalam
kepulan-kepulan debu. Serangan itu menyebabkan barisan musuh kacau-balau.
Sumpah Allah dengan kuda-kuda perang itu menggambarkan betapa hebatnya penyerbuan
yang dilakukan dengan kuda. Juga menunjukkan betapa tingginya nilai kuda-kuda
perang itu di sisi Allah.
Ayat enam sampai delapan menjelaskan
tentang sifat manusia yang tidak bersyukur akan nikmat yang telah diberikan
Allah SWT kepada mereka. Sifat ini terbayang jelas dalam segala gerak-gerik dan
tutur katanya. Kemudian dijelaskan sifat manusia yang relalu mencintai harta
kekayaannya yang berbentuk uang, kekuasaan, dan nikmat-nikmat kesenangan hidup
lainnya.
Kemudian di ayat Sembilan samapai
sebelas, Allah SWT menjelaskan bahwa manusia akan dibangkitkan dari kubur di
akhirat kelak. Pada saat itu, segala rahasia yang tersembunyi di dada manusia
akan terbuka. Semua manusia akan diadili sesuai amal perbuatnnya. Pengadilan
Allah SWT sangatlah teliti karena Dia Mahateliti. Tak ada amal baik yang tak
dibalas pahala. Begitupun amal buruk akan diganjar azab.
2.
Penjelasan surah Al-Insyirah
Surah Al-Insyirah ini terdiri dari
delapan ayat. Surah ini termasuk surah makkiyah atau surah yang
diturunkan di Makkah. Surah Al-Insyirah diturunkan sesudah surah Ad-Duha. Surah
ini disebut juga dengan surah “Alam Nasyrah” yang diambil darim awal ayat pertama. Arti
dari Alam Nasyrah itu “bukankah kami telah melapangkan?”. Adapun arti
Al- Insyirah yaitu kelapangan. Dalam surah Al-Insyirah menegaskan tentang
nikmat-nikmat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah juga menyatakan
bahwa di samping kesukaran dan kemudahan Allah juga menyatakan hal itu samapai
dua kali dalam ayat lima dan enam. Hal ini berarti Allah SWT ingin menegaskan
bahwa setelah kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu, Rasulullah SAW
diperintahkan agar tetap melakukan amal-amal saleh dan bertawakal kepada-Nya.
Berikut surah Al-Insyirah.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (١)وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (٢)الَّذِي أَنْقَضَ
ظَهْرَكَ (٣)وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (٤)فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٥)إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦)فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧)وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
(٨)
Artinya: “Bukankah
Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu
bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan
bagimu sebutan (nama)mu, Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
B.
Mengartikan dan Memahami Isi Kandungan Surah An-Nasr dan Al-kausar
Allah SWT menjelaskan dalam Surah
An-Nasr bahwa agama kaum kafir akan binasa, sedangkan agam Islam yang dibawa
Nabi Muhammad SAW akan menang dan menjadi agama yang banyak dianut oleh
penduduk di dunia.
1.
Penjelasan Surah An-Nasr
Kaum muslim pada saat itu jumlahnya
masih sedikit dan dalam keadaan kekurangan dibanding dengan kekuatan musuh yang
lebih besar. Hal ini menyebabkan kaum muslimin khawatir dan gelisah. Rasulullah
SAW sendiri juga merasa sedih karena banyak kaumnya yang menolak ajaran
dakwanya. Dalam keadaan khawatir dan mencekam ini Rasulullah SAW berdoa dan
meminta pertolongan Allah. Hingga kemudian pertolongan Allah itu datang. Allah
juga member kemenangan kepada Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa
jika pertolongan Allah telah datang, maka kaum musyrik menjadi kaum yang hina.
Allah memenangkan kaum muslimin dan mengangkat kedudukan mereka menjadi jaya.
Kemudian, karena kemenangan ini
banyak orang masuk ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong. Tidak secara
perorangan seperti pada permualaan dakwa Islam.
Jika pertolongan Allah telah datang
dan kemenangan telah nyata, sucikanlah dan agungkanlah nama Allah. Sebab Allah
tidak akan sekali-kali melalaikan kebenaran dan memenangkan kebatilan. Allah
Mahasuci dan tidak akan melanggar janjinya. Allah telah menyempurnakan
nikmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW dan kaumnya, meskipun kaum kafir membenci
mereka. Hendaknya menyucikan Allah itu dengan memuji-Nya atas nikmat-nikmat
yang telah dilimpahkan kepadamu. Bersyukurlah kepada-Nya atas segala kebaikan
yang telah dilimpahkan kepadamu. Dan pujilah Allah dengan sifat-sifat yang
wajib bagi-Nya. Sesungguhnya Allah itu Mahakuasa, tidak ada yang
mengalahkan-Nya. Dan Allah Mahabijaksana yang tidak akan menyia-nyiakan amal
perbuatan yang baik.
Mintalah ampun kepada-Nya agar Allah
mengampuni dirimu dan orang-orang yang mengikuti kamu atas kekhawatiran dan
kesusahan akibat dari terlambatnya pertolongan Allah.
Sesungguhnya Allah SWT banyak menerima taubat hamba-hamba-Nya.
Allah mencoba hamba-hamba-Nya dengan berbagai ujian. Jika ternyata hamba-Nya
masih lemah, Allah membangkitkannya denag perintah meminta kekuatan kepada-Nya,
setelah itu Allah akan memperkuat tekat mereka melalui janji-Nya.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ
اللَّهِ وَالْفَتْحُ (١)وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
(٢)فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣)
Artinya: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penerima taubat.”
2.
Penjelasan Surah Al-Kautsar
Dalam surah ini Allah SWT
menjelaskan telah memberikan nikmat yang banyak kepada Nabi Muhammad SAW. Allah
menganugerakan perasaan istiqamah kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau
tidak pernah meninggalkan perintah Allah. Allah menganugerakan perasaan ikhlas
kepada Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan shalat. Allah telah menganugerakan kepada
Nabi Muhammad SAW sifat tidak bakhil artinya mau mengeluarkan sedekah kepada
fakir miskin.
Allah menurunkan surah Al-Kautsar
ini untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan, cemoohan, dan tipu daya dari
kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di madinah. Mereka menuduh bahwa
pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa dan orang yang lemah. Jika
keluarga Nabi Muhammad SAW ada yang meninggal, mereka memperolokkan. Mereka
merasa gembira apabila kaum muslimin tertimpa musibah.
Allah menegaskan bahwa apa yang
dinyatakan kaum musyrikin itu adalah omong kosong dan sama sekali tidak ada
bukti-buktinya. Surah ini juga untuk memperteguh jiwa orang-orang yang masih
lemah iman dan Islamnnya. Surah ini pula sebagai jawaban atas tipu daya kaum
musyrikin, sehingga mereka mengetahui bahwa Rasulullah SAW akan berdiri sebagai
pemenang, dan para pengikutnya menjadi orang-orang yang beruntung.
الْكَوْثَرَ أَعْطَيْنَا كَ إِنَّا
Sesungguhnya
kami (Allah) telah menganugerakan pemberian yang sangat banyak. Allah telah
memberikan berbagai keutamaan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika musuh-musuhmu
(Nabi Muhammad) meremehkan dan hendak menyingkirkanmu, maka hal itu karena
rusaknya cara berpikir mereka dan lemahnya pengertian mereka.
وَانْحَرْ لِرَبِّكَ فَصَلِّ
Jadikanlah
shalatmu itu shalat yang ikhlas karena Allah. Sembelihlah hewan kurbanmu dengan
ikhlas karena Allah. Karena Allah telah menganugerakan banyak nikmat kepadamu
yang tidak terhitung banyaknya, yang belum pernah diberikan kepada selain kamu.
الأبْتَرُ هُوَ شَانِئَكَ إِنَّ
Sesungguhnya
orang-orang yang membenci Nabi meraka akan terputus pengaruhnya. Mereka tidak
akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di ahirat.
Berbeda dengan
engkau wahai Muhammad aka nada penerus yang melanjutkan. Pengaruhmu masih tetap
ada dan langkah-langkah keutamaanmu akan tetap menjadi suri teladan sampai hari
kiamat.
C.
Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Izhar dan Ikhfa’
Saat membaca kitab suci Al-qur’an
kita harus memperhatikan kiadah-kiadah dalam ilmu tajwid. Tajwid adalah ilmu
yang mempelajari tata cara membaca Al-qur’an dengan benar. Maka dari itu kita
akan mempelajari tentang ilmu tajwid terlebih dahulu agar bisa membaca
Al-qur’an dengan fasih dan benar sehingga kita akan mendapatkan pahala sepuluh
kebaikan dari setiap huruf yang kita baca.
1.
Pengertian Izhar
Izhar menurut bahasa artinya jelas
(terang). Menurut istilah Izhar adalah apabila ada nun sukun/mati atau tanwin bertemu
dengan huruf-huruf yang makhrajnya berada di tenggorokan (hamzah, ha, kha,
‘ain, ghain, ha’)Suara nun sukun/mati atau tanwin harus dibaca jelas tanpa dengung.
Hukum bacaan Izhar ada 3 yaitu:
a)
Izhar Halqi
b)
Izhar Wajib
c)
Izhar Syafawi
2.
Pengertian Ikhfa’
Ikhfa’ menurut bahasa artinya samar-samar. Sedangkan menurut
istilah adalah nun sukun/ mati atau
tanwin bertemu dengan huruf: ta, sa,
jim, dal, dzal, za, sin, shen, shod, dho’, to’, dho, fa, kof, kaf. [1]
Kelas
4 Semester II
D.
Mengartikan Surah Al-lahab Serta Menjelaskan Isi Kandungan Surah
Al-lahab
Surah Al-lahab adalah salah satu surah yang diambil dari salah
seorang paman Nabi Muhammad SAW. Nama aslinya adanya Abdul ‘uzza bin Abdul
mutallib. Istrinya bernama Arwa bint Harb. Keduanya dikisahkan oleh Allah SWT
dalam surah ini karena perbuatan jahatnya. Harta bendanya dibelanjakan untuk
memusuhi Nabi Muhammad SAW, mereka benar-benar telah merugi di dunia dan di
ahirat.
أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
يَدَا تَبَّتْ ١
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ٢
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ٣
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ٤
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ٥
Artinya:
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ ٢
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ ٣
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ ٤
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ ٥
Artinya:
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
Al-qur’an
adalah pedoman hidup umat manusia. Rasulullah SAW sebelum wafat telah berpesan
kepada umatnya agar tetap berpegang teguh kepada Al-qur’an dan Hadits agar
selamat hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu caranya yaitu dengan membaca
Al-qur’an dan mempelajari arti atau terjemahannya, dan memahami isi
kandungannya.
E.
Menerjemahkan dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Niat dan
Silaturahmi
Berniat sangatlah penting dilakukan
apalagi dalam beribadah kepada Allah. Sebelum melakukan sesuatu hendaknya kita
berniat. Tapi jangan berniat untuk melakukan sesuatu yang buruk. Berniatlah
untuk melakukan kebaikan, dengan begitu apa yang kita lakukan mendapat pahala
dari Allah.
1.
Hadits tentang Niat
: عُمَرَ عَنْ: يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ
مَا نَوَى.
Artinya: Dari
Umar bin Khattab r.a. berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda “
sesungguhnya (sah atau tidak) suatu amal tergantung pada niatnya, dan
sesungguhnya orang memperoleh balasan atas apa yang ia niatkan”. ( Muttafaq
‘Alaihi )
2.
Penjelasan Hadist Tentang Niat
Pelajaran
yang bisa diambil dari hadits di atas adalah:
a)
Niat adalah menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan
perbuatan.
b)
Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan.
c)
Apabila niat itu benar, amal perbuatannya juga benar. Sebaliknya,
jika niatnya tidak benar, amal perbuatannya juga rusak.
d)
Hal yang membedakan antara
kebiasaan dan ibadah adalah niatnya.
e)
Setiap kebiasaan yang diniatkan dengan mengikuti tuntunan agama
maka menjadi ibadah dan memperoleh pahala. Tetapi jika kebiasaan itu tidak
mengikuti tuntunan agama, kebiasaan/tradisi ituntidak memperoleh pahala.
f)
Kebiasaan yang mempunyai nilai ibadah seperti duduk di masjid
dengan niat untuk beribadah akan
memperoleh pahala. Namun jika duduk di masjid dengan niat istirahat tidak
memperoleh ibadah.
3.
Hadits tentang silaturahmi
Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada umatnya agar jangan
memutus hubungan silaturahmi antara sesame umat Islam, keluarga, teman, atau
tetangga karena beliau telah bersabda yang artinya “ Tidak akan masuk surga
orang yang memutus silaturahmi ”. Silaturahmi dapat mempererat kekeluargaan,
memperkuat persatuan, terciptanya kedamaian dan kesejahteraan bersama. Berikut
adalah hadis yang menjelaskan tentang silaturahmi yang artinya: Siapa saja yang
ingin dilapangkan (diluaskan) rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah
menghubung tali silaturahmi”. (Muttafaq ‘Alaih)
F.
Memahami Inti Hadits Tentang Silaturahmi
Silaturahmi berasal dari bahasa Arab
yaitu Sillah dan kata arrahim. Kata sillah berasal dari
kata wasala yang artinya menyambung atau menghimpun. Sedangkan kata arrahim
berasal dari kata rahima yang artinya sayang atau kandungan. Jadi,
silaturahim adalah menyambung atau menghimpun hubungan kasih sayang
persaudaraan yang terputus atau bercarai-berai karena suatu hal.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan:
1.
Berkunjung kerumah keluarga yang tempat tinggalnya jauh.
2.
Berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama tidak berjumpa atau
bertemu.
3.
Berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar keadaannya.
Hadits diatas mengandung perintah
agar kita umat Islam suka melakukan silaturahmi kepada keluarga, saudara,
teman, dan tetangga. Dengan silaturahmi akan tercipta persaudaraan yang kokoh
dan bersatu sehingga akan tercipta kehidupan yang damai, aman, dam sejahtera.
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa
kita umat Islam harus suka melakukan silaturahmi. Karena orang yang melakukan
silaturahmi akan mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu:
1.
Dilapangkan rizkinya.
2.
Dipanjangkan umurnya.
Ketahuilah
olehmu bahwa setiap perintah yang Allah perintahkan kepada kita umat Islam, ada
keuntungan dan hikma di dalamnya.
Hikmah silaturahmi:
a)
Memperoleh keridaan Allah SWT.
b)
Mengembirakan sanak keluarga.
c)
Membuat malaikat sangat senang.
d)
Mendapat pujian dari manusia.
e)
Membuat iblis sangat sedih.
f)
Menambah umur.
g)
Menambah berkah dalam rizki.
h)
Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal.
i)
Menambah kasih sayang.
j)
Menambah pahala setelah ia meninggal.
Dalam agama
Islam tali silaturahmi secara luas terdapat pada:
1.
Shalat berjamaah.
2.
Shalat jum’at.
3.
Shalat idul fitri dan idul adha.
4.
Ibada haji.
G.
Memahami dan Menerapkan Hukum Bacaan Idgam Bigunnah, Idgam
Bilagunnah, Iqlab
Setelah mempelajari hukum bacaan Izhar
dan mengetahui macam-macam hurufnya, selanjutnya akan mempelajari bacaan tajwid
berikutnya. Sekarang kita akan mempelajari tentang hukum bacaan Idgam.
1.
Pengertian Idgam
Idgam menurut bahasa artinya melebur atau memasukkan dengung. Sedangkan
menurut istilah Idgam adalah apabila nun sukun/mati atau tanwin bertemu
dengan huruf-hurufnya yang jumlahnya ada enam, yaitu ya’, nun, mim, wawu, lam, ra’.
Cara membacanya, dua huruf tersebut menjadi satu.
2.
Hukum bacaan Idgam
Macam-macam Idgam ada 2, yaitu:
1.
Idgam bigunnah
2.
Idgam bilagunnah
a.
Idgam bugunnah
Idgam bugunnah artinya melebur (memasukkan) dengan degung keras
karena gunnah artinya dengung. Huruf idgam bigunnah ada empat yaitu, ya’, nun,
mim, wawu. Apabila ada nunsukun/mati
atau tanwin bertemu dengan salah
satu huruf dari empat tersebut, hukum bacaan adalah Idgam bigunnah.
b.
Idgam bilagunnah
Idgam bilagunnah artinya melebur
(memasukkan) tanpa dengung. Apabila ada nun sukun/mati atau tanwin
bertemu dengan huruf lam atau ra’
maka hukum bacaannya ada idgam bilagunnah.
Cara membaca nun sukun/ mati atau tanwin
bila bertemu dengan huruf Idgam bilagunnah yaitu suara nun sukun/mati
atau tanwin hilang karena dimasukkan atau dilebur kedalam huruf sesuudahnya
dengan ditekan atau tanpa dengung.
c.
Iqlab
Iqlab menurut
bahasa artinya membalikkan atau beralih. Sedangkan menurtut istilah yaitu
apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ maka suara nun sukun
atau tanwin diganti menjadi suara mim. Huruf Iqlab itu hanya satu yaitu ba’.[2]
Kelas 5 Semester 1
A.
Menerjemahkan
dan Menjelaskan Isi Kandungan Surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan Surah At-Takassur
1.
Menerjemahkan
surah al-kafirun
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١)لا أَعْبُدُ مَا
تَعْبُدُونَ (٢)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣)وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا
عَبَدْتُمْ (٤)وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٥)لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ
دِينِ (٦)
Artinya :
1.
Katakanlah: "Hai
orang-orang kafir,
2.
Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah
3.
Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah.
4.
Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5.
dan kamu tidak pernah
(pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6.
Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku".
2.
Menjelaskan pokok
kandungan surah al-kafirun
Surah al-kafirun
terdiri dari 6 ayat. Surah ini disebut surah makkiyah, yaitu surah yang
diturunkan di kota makkah. Surah ini diturunkan sesudah surah al-ma’un dan
sebelum nabi muhammad SAW hijrah ke madinah.
Tujuan utama
surah al-kafirun diturunkn adalah untuk menolak usulan kaum kafir mekah yang
mengajak Nabi Muhammad SAW dan umat islam menyembah berhala-berhala selama satu
tahun dan pada tahun berikutnya kaum kafir mekah akan beribadah sesuai dengan
ajaran islam. Mereka ingin menggabungkan antara ajaran mereka yang menyembah
berhala dengan ajaran islam. Orang yang mengusulkan ini kepada Nabi Muhammad
antara lain al-walid bin al-mughirah, aswad bin abdul muthalib, dan umayyah bin
khallaf. Kemudian nabi dengan tegas menolak usulan mereka sambil menjawab, “Aku
berlindung kepada Allah dari golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah.”
Mereka itulah
yang dalam ayat pertama disebut sebagai الكفرون (orang-orang kafir), yaitu
tokok-tokoh kaum kafir mekah yang selalu menolak serta menentang ajaran Nabi
Muhammad SAW. Bahkan mereka selalu membujuk dan merayu Nabi Muhammad SAW agar
berhenti menyebarkan dakwah islam (menyembah Allah SWT).
Inti dari surah ini
terdapat pada ayat yang ke-6 (terakhir), yaitu لكم دينكم ولي دين (untukmulah agamamu, dan untukkulah,
agamaku).
Artinya, beribada
menurut agama dan kepercayaan masing-masing dengan tetap
saling menghargai. Karena tujuan diturunkannya ayat ini adalah memberikan
kebebasan kepada kaum kafie mekah untuk menjalankan cara penyembaahannya.
Sebaliknya kaum kafir mekah juga harus memberi kebebasan terhadap Nabi Muhammad
dan umat islam untuk beribadah sesuai ajaaran islam.
Jadi, pokok-pokok
kandungan surah al-kafirun adalah :
- Penolakan usulan kaum kafir mekah untuk menggabungkan kepercayaan antara ajaran mereka dengan ajaran islam.
- Penolakan Nbi Muhammad untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir mekah
- Menetapkan cara hidup beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
3.
Menerjemahkan
Surah Al-Ma’un
ارءيت الذي يكذب باالدين *
فذالك الذي يدع اليتيم *
ولا يحض على طعام المسكين *
فويل للمصلين *
الذين هم عن صلاتهم ساهون*
الذين هم يراءون*
ويمنعون الماعون *
Artinya :
( 1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?( 2) Itulah orang
yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir
miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang
yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan (
menolong dengan ) barang yang berguna.
4.
Menjelaskan pokok kandungan surah al-ma’un
Surah al-ma’un terdiri dari 7 ayat dan termasuk
surah makkiyah (surah yang diturunkan di kota mekah). Suah ini diturukan
setelah surah at-takatsur. Nama al-ma’un diambil dari kata yang terdapat pada
ayat ke tjuh. Al-ma’un artinya “bantuan”.
Dalam surah ini dijelaskan oleh Allah SWT bahwa
yang termasuk orang-orang yang mendustakan agama, yaitu :
1)
Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2)
Orang yang tidak mau memerhatikan, memberi makan, atau memberi bantuan
kepada orang miskin.
Termasuk juga sebagai pendusta agama yaitu orang yang tidak memercayai
inti agama yang sejati, yaitu menolong orang yang lemah akan diberi ganjaran
mulia dan pahala yang besar dari Allah SWT.
Allah juga mengancam orang-orang yang melakukan sholat, tetapi selalu
lalai dan tidak sungguh-sungguh dalam sholatnya. Dia mengerjakan sholat, tetapi
selalu ingin dipuji dan dilihat oleh orang lain. Itulah yang disebut “riya”.
Setiap amal seperti sholat, puasa, memberi sedekah, dilakukan bukan karena
Allah, tetapi selalu ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain.Sebab
diturunkannya ayat ini adalah berkenaan dengan kaum munafikin yang
mepertontonkan/meremehkan (riya’) sholat kepada kaum mukminin.
Jadi, kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa sifat manusia yang
dipandang sebagai pendusta agama, seperti :
1.
Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak menyayangi anak yatim
2.
Orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin.
3.
Orang yang melalaikan sholatnya
5.
Mengamalkan kandungan surah al-ma’un
Mendengar penjelasan guru tentang kandungan
surah al-ma’un, murid-murid kelas 5 merasa tertarik dan senang dengan
penjelasan tersebut dan berusaha mengamalkannya. Diantaranya adalah siti nur
hasanah.
Siti nurhasanah sangat disenangi oleh bapak/ibu
guru serta teman-temannya disekolah. Walaupun mereka kurang begitu pandai,
tetapi akhlak dan budi pekertinya sangat baik, ramah, dan suka menolong
temannya yang yatim.
Siti nurhaasanah juga sangat rajin melaksanakan
sholat 5 waktu. Setiap sholat dzuhur berjama’ah disekolah, dia tidak pernah
melalaikan waktu sholatya.
Marilah kita contoh siti nurhasanah yang sudah
mengamalkan sebagian kandungan surah al-ma’un, sebab sangat banyak keuntungan
bagi orang yang beramal secara sembunyisembunyi hanya karena Allah. Bahkan
ketika dia beramal dengan tangan kanannya, sakan-akan tangan kirinya tidak
mengetahuinya. Di akhirat kelak dia akan mendapatkan naungan dari Allah SWT
darp panas tang sangat terik.
6.
Menerjemahkan surah at-takatsur
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2} كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {3}
ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ {4} كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ
الْيَقِينِ{5} لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ {6} ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ
الْيَقِينِ{7} ثُمَّ لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8}
Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,[1] sampai
kamu masuk ke dalam kubur.[2] Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
(akibat perbuatanmu itu),[3] dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
[4] Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,[5]
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam,[6] dan sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin,[7] kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu ).[8]”
7. Menjelaskan Pokok-Pokok Kandungan Surah At-Takatsur
Surah at-takatsur terdiri dari 8 ayat,
termasuk golongan surah makkiyah. Dinamai surah “at-takatsur” yang artinya
“bermegah-megahan” diambil dari ayat pertama. Maksudnya manusia telah lalai,
lengah, dan berpaling dari tujuan hidup sejati, tidak lagi memerhatikan
kesucian jiwa, kecerdasan akal, tidak pula memerhatikan bahwa kehidupan akan
menemui kematian. Manusia telah diberdayakan oleh kemegahan harta benda hingga
membanggakan dirinya dihadapan orang lain. Sedekahkanlah sebagian harta kita
kepada orang lain. Karena harta yang kita sedekahkan tidak akan berkurang,
bahkan akan ditambah lagi oleh Allah. Nabi Muhammad bersabda :
ما
نقصت صد قة من مال وما زادالله ...........(رواه مسلم)
Artinya : “tidak akan kurang harta karena
sedekah. Dan Allah menambah rezeki seorang hamba ....................” (H.R.
Muslim)
Inti
dan isi pokok kandungan surah at-takatsur yaitu :
1.
Keinginan
manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia
dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut
mendatanginya
2.
Manusia
akan ditanya diakhirat nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
8.
Mengamalkan
kandungan surah At-takatsur
Mendengar
penjelasan diatas, umar anak seorang yang kaya raya yang setiap hari membawa
uang jajan lebih dari pada teman yang lain, tidak berlaku sombong dan
membanggakan dirinya. Bahkan, umar selalu memberikan bantuan kepada
teman-temannya yang lain.
Berbeda dengan arif yang selalu membanggakan dirinya di hadapan
teman-temannya ketika bermain. Dia selalu membawa uang banyak ketika bermain,
tetapi tidak pernah memberikan bantuan kepada orang lain.
Oleh karena itu, jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri.
Karena orang yang sombong akan menjadi penduduk neraka.
B.
Menerjemahkan
dan Menjelaskan Isi Kandungan Hadits Tentang Menyayangi Anak Yatim
1.
Membaca
hadits tentang manyayangi anak yatim
عن سهل بن سعد قال
، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : انا وكا فل اليتيم فى الجنة هكذا واشر با
لسبا بة والوسطى وفرج بينهما (رواه
البخار)
2.
Menerjemahkan
hadits tentang menyayangi anak yatim
“dari
sahl bin sa’ad r.a. ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, ‘saya bersama orang
yang memelihara anak yatim didalam surga seperti ini,’ beliau menunjukkan
(mengisyaratkan) dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan di
antara keduanya.” (H.R. Bukhari)
3.
Pokok
– pokok kandungan isi hadits
Berdasarkan
hadits tersebut, Rasululla sangat menganjurkan kita untuk menyayangi dan
memelihara anak yatim. Jangan sekali-kali kita menelantarkan dan menyia-nyiakan
mereka.
Mereka yang dsebut anak yatim adalah anak yang usianya dibawah 15
tahun dan ayahnya telah meninggal dunia. Sedangkan piatu adalah anak yang
usianya dibawah 15 tahun dan ibunya telah meninggal dunia. Adapun yatim piatu
adalah anak yang ayah dan ibunya telah mmeninggal dunia.
Mereka semuua sangat memerlukan perlindungan dan ksih sayang orang
tua. Kasihanilah mereka, sungguh perbuatan yang sangat mulia adalah jika kita
selalu menyantuni mereka.
Bentuk santunan yang bisa kita berikan kepadamereka, seperti : uang,
makanan pakaian, beras, alat- alat pendidikan dan lain-lain yang berguna bai kehidupan
mereka. Rang yang berbuat baik dan menyantui anak yatim seperti hadits Nabi ,
akan hidup bersama Nabi nanti disurga. Mereka akan selalu berdampingan dengan
beliau seperti jari telunjuk dan jari tengah.
4.
Perilaku
Suka Menyantuni Anak Yatim
Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, jika ingin hidup berdampingan
dengan beliau di surga hendaknya menyayangi dan memmerhatikan kehidupan anak
yatim. Kita juga hendaknya menyantuni mereka, baik berupa uang, makanan
pakaian, ataupun lainnya. Terlebih lagi pada bulan muharram, bulan yang mmang
sangat dianjurkan untuk menyantuni anak yatim. Nabi Muhammad SAW bersbda :
من لا يرحم الناس لا يرحم (متفق عليه)
Artinya : “siapa saja yang
tidak menyayangi manusia (orang lain), ia tidak akan disayangi (oleh Allah).”
(muttafaq alaih)
Jadi, orang yang
selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan mendapatkan
beberapa keuntungan, yaitu:
1. Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah SWT bila endapa kesulitan
2. Akan disenangi oleh orang banyak
3. Diberi kemudahan ketika belajar
4. Mendapat kebahagiaan dala khidupan
5. Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.[3]
Kelas 5 Semester
2
C.
Membaca dan menghafal surah
Al-Alaq secara benar dan fasih
1.
Surah Al-Alaq
Gua hira adalah nama gunung
di mekah. Nabi Muhammad SAW mendatangi gua hira selama beberapa hari untuk
beribadah kepada Allah SWT.
Ketika Nabi Muhammad berada
di dalam gua tersebut, beliau dikejutkan oleh kedatangan Malaikat Jibril yang
membawa wahyu Ilahi. Lalu, Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” Nabi Muhammad
menjawab “Saya tidak bisa membaca.”
Percakapan malaikat jibril
dengan Nabi Muhammad terjadi sampai beberapa kali. Barulah Nabi Muhammad dapat
mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat jibril, yaitu surah Al- Alaq ayat
1-5.
Surah Al-Alaq ayat 1-5
merupakan ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun, berarti juga wahyu yang
pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW.
2.
Menerjemahkan Surah Al-Alaq
(3)
أْ وَرَبُّكَ
الْأَكْرَمُاقْرَ (2) خَلَقَ
الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ (1) اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
(6) كَلاَّ إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى (5) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (4) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(6) كَلاَّ إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى (5) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (4) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(9)
أَرَأَيْتَ الَّذِي
يَنْهَى (8) إِنَّ
إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى (7) أَن
رَّآهُ اسْتَغْنَى
(12)أَوْ
أَمَرَ بِالتَّقْوَى (11) أَرَأَيْتَ
إِن كَانَ عَلَى الْهُدَى (10)عَبْدًا
إِذَا صَلَّى
(15)كَلاَّ
لَئِن لَّمْ يَنتَهِ لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ (14)أَلَمْ
يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى (13)أَرَأَيْتَ
إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّى
(19)كَلاَّ
لا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ (18)سَنَدْعُ
الزَّبَانِيَةَ (17)فَلْيَدْعُ
نَادِيَه (16)نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
Artinya : (1.) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,(2). Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(3). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah(,4). Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.(5). Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(6). Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,(7). karena dia melihat
dirinya serba cukup.(8). Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu).(9).
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,(10). seorang hamba ketika dia
mengerjakan shalat[2],(11). bagaimana pendapatmu jika orang
yang dilarang (yaitu Rasulullah s.a.w.) itu berada di atas kebenaran,(12). atau
dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?(13). Bagaimana pendapatmu jika orang yang
melarang itu mendustakan dan berpaling?(14). Tidakkah dia mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?(15). Ketahuilah, sungguh jika
dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-(16). (yaitu)
ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.(17). Maka biarlah dia memanggil
golongannya (untuk menolongnya),(18). kelak Kami akan memanggil malaikat
Zabaniyah[4],(19). sekali-kali jangan, janganlah
kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
3.
Menghafal
Surah Al-Alaq
Belajar
Al-Qur’an tidak cukup membacanya saja. Akan tetapi, kita perlu mengetahui
tejemahnya. Kemudian setelah kita dapat menerjemahkannya, barulah kita berusaha
untuk menghafalnya. Dan sedapat mungkin bisa menerapkan dalam bacaan sholat.
4.
Menjelaskan
Pokok Kandungan Surah Al-Alaq
Surah
Al-Alaq terdiri dari 19 ayat. Termasuk gologan surah makkiyah dan merupakan
surah pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Al-Alaq
artinya segumpal darah. Surah ini diturunkan sebagai ancaman kepada abu jahal
dan pengikutnya ketika menghalangi Nabi Muhammad hendak melakukan Sholat.
Pokok
kandungan surah Al-Alaq adalah :
1.
Allah SWT
menjelaskan penciptaan aal kejadian manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel
yang amat kecil menjadi manusia yang mampu menguasai dunia.
2.
Dengan
kemurahan, keagungan, dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang
belum diketahuiya. Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan
manusia berkuasa atas makhluk bumi lainnya.
3.
Penjelasan
Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat Allah yang melimpah kepadanya
ketika manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi sombonh dan takabur.
D.
Menerjemahkan
dan Menjelaskan ISi Kandungan Surah Al-Qadr Tentang Malam lailatul Qadr Secara
Sederhana
Malam lailatul Qadr adalah malam kemuliaan. Malam yang agung bagi
kaum muslimin, serta merupakan malam tasyakur atas nikmat dan anugerah yang
telah diberikan Allah kepada manusia. Para malaikat pun ikut merasakan
keagungan malam ini.
1.
Pokok
Kandungan Surah Al-Qadr
Surah al-qadr terdiri dari 5 ayat, termasuk golongan surah
makkiyah.surh al-qadr diturunkan setelah surah ‘abasa. Al-qadr artinya
kemuliaan. Surah al-qadr menjelaskan tentang waktu turunnya Al-Qur’an. Allah
SWT telah menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam yag penuh kemuliaan atau malam
lailatul qadr.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah :
1.
Al-Qur’an
diturunkan pada malam lailatul qadr
2.
Lailatul
qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan
3.
Lailatul
qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan.
2.
Mengamalkan
Kandungan Surah Al-Qadr
Setelah
mengetahui isi pokok kandungan surah al-qadr, kita harus lebih mencintai
Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia di dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Manusia yang mengikuti ajaran AlQur’an akan
selamat didunia dan di akhirat. Sebaliknya, orang yang mengingkari ajaran
Al-Qur’an akan celaka di dunia dan di akhirat.
Umat
islam memperingati datangnya malam lailatul qadr pada setiap bulan ramadhan,
khusunya pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Pada malam-malam tersebut,
umat islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, seperti membaca
Al-Qur’an, sholat sunnah, atau berdzikir.
E.
Menerjemahkan
dan Menjelasakan Isi Kandungan Hadits Tentang Takwa dan Ciri-Ciri Orang Munafik
Secara Sederhana
1.
Menerjemahkan
Hadis Tentang Takwa
Kapan
dan dimana kita bertakwa kepada Allah SWT akan dijelaskan dalam hadits dibawah
ini :
عن ابى ذ رقال ،
قال رسو ل الله ص.م. : اتق الله حيثما كنت واتبع السيئت الحسسنة تمحها و خا لق
الناس بخلق حسن (رواه الترمذى)
Artinya : “dari abu
zar berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘bertkwalah kepada Allah dimana
saja kamu berada dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, supaya
perbuatan baik itu menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang
baik.’”(H.R. Tirmidzi)
2.
Isi
pokok kandungan hadits tentang takwa
Takwa
artinya menjaga diri dengan penuh kepatuhan dan ketaatan kepada Allah atas
segala perintahNya dan menjauhi segala larangannya. Agama islam mengajarkan
agar kita cepat-cepat menyesali kesalahan, berjanji pada diri sendiri untuk
tidak mengulangi dengan keslahan baru, lalu istighfar dan bertaubat kepada
Allah dengan bersungguh-sungguh. Iringilah taubat dengan perbuatan baik. Sebab,
perbuatan baik itu dapat menghapus perbuatan buruk yang kita lakukan.
Jadi,
kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ;
1)
Kita wajib
bertakwa kepada Allah dimana saja berada, dan dalam keadaan apapun.
2)
Apabila
kita melakukan kesalahan, hendaknya segera mengiringinya dengan perbuatan baik
agar kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus.
3)
Hendaknya
kita berakhlak terpuji dalam pergaulan dengan siapapun
3.
Hadits
Tentang Ciri-Ciri Orang Munafik
a.
Lafal
hadits tentang cirri-ciri orang munafik
Sifat-sifat yang dimiliki oleh orng-orang munafik sangat tercela.
Oleh karena itu, kita harus menjauhinya. Agar kita terhindar dari sifat-sifat
munafik, Rasulullah SAW menjelaskan tentang ciri-ciri orang munafik dalam
hadits yang artinya:
“tanda-tanda
orang munfik itu ada tiga, apabila berbicaa ia berdusta, apabila berjanji ia
ingkar, dan apabila dipercaya ia khianat” (H.R. Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairah)
b.
Kandungan
hadits tentang ciri-ciri orang munafik
Orang munafik adalah orang yang berpura-pura beriman, ia mempunyai
ciri-ciri khusus. Ucapannya tidak sesuai dengan perbutannya. Lain dimulut, lain
pula dihati, dan tidak mau berterus terang. Selalu berdusta atau berbohog.
Orang yang mempunyai sifat semacm ini sangat berbahaya didunia. Ibarat musang
berbulu ayam, sulit untuk mengetahuinya. Kita sebagai orang yang beriman
dilarang memiliki sifat munafik, karena dapat menimbulkan kekacauan dan saling
tidak memercayai ditengah-tengah khidupan masyarakat. Akibat dari sifat munafik
selain dapat merugikan diri sendiri, juga dapat merugikan orang lain. Allah SWT
akan murka kepadanya dan kelak ia akan dimasukkan ke dalam neraka yang paling
bawah.
Jadi,
ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah :
1.
Apabila
berbicara, selalu berbohong
2.
Apabila
berjanji, selalu mengingkarinya
3.
Apabila
diberi sebuah kepercayaan, selalu berkhianat
c.
Kandungan
hadits tentang ciri-ciri orang munfik
Sebagai
orang beriman, kita harus menjauhi perilaku munafik. Biasakanlah untuk selalu
berkata jujur, menepati janji kepada orang lain, dan menjalankn amanah dengan
baik.[4]
Kelas 6 semester I
A. Membaca dan Menghafal Surat Ad-Duha Secara Benar dan Fasih
1.
Lafal surah ad-duha
Surah ad-duha
termasuk surah makkiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum nabi Muhammad SAW
hijrah ke madinah. Surah ini terdiri atas 11 ayat dan merupakan surah ke-93.
Surah ini diturunkan sesudah surah al-fajr.
a.
Melafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar.
Melafalkan alqur’an dengan baik dan benar (fasih) merupakan suatu keharusan atau fardlu
‘ain. Membaca alqur’an tanpa memerhatikan kebenaran bacaannya dapat
mengakibatkan salah arti yang akan menimbulkan dosa.
وَالضُّحَى
وَاللَّيْلِإِذَا سَجَى
مَاوَدَّعَكَرَبُّكَوَمَا قَلَى
وَلَلْآخِرَةُخَيْرٌلَّكَ مِنَالْأُولَى
وَلَسَوْفَيُعْطِيكَرَبُّكَفَتَرْضَى
أَلَمْيَجِدْكَيَتِيمًافَآوَى
وَوَجَدَكَضَالًّافَهَدَى
وَوَجَدَكَعَائِلًافَأَغْن
فَأَمَّاالْيَتِيمَفَلَاتَقْهَر
وَأَمَّاالسَّائِلَفَلَاتَنْهَر
وَأَمَّابِنِعْمَةِرَبِّكَفَحَدِّثْ
b.
Menghafalkan surah ad-duha dengan baik dan benar
Dalam menghafal surah-surah alqur’an, perlu kesungguhan dan
ketelitian. Ayat yang dihafalkan harus benar-benar sesuai dengan kaidah tajwid.
2.
Menerjemahkan surah ad-Duha
Terjemahan ayat
a.
Demi waktu duha (ketika matahari
naik sepenggalah)
b.
Dan demi malam apabila telah sunyi,
c.
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau
(Muhammad) dan tidak (pula) membencimu
d.
Dan sungguh, yang kemudian itu lebih
baik bagimu dari pada yang permulaan
e.
Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti
memberikan karuniaNya kepadamu sehingga engkau menjadi puas.
f.
Bukankah dia mendapatimu sebagai
seorang yatim lalu Dia melindungi (mu)
g.
Dan dia mendapatimu sebagai seorang
yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk
h.
Dan dia mendapatimu sebagai seorang
yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan
i.
Maka terhadap anak yatim janganlah
engkau berlaku sewenang-wenang
j.
Dan terhadap orang yang
meminta-minta, janganlah engkau menghardik (nya)
k.
Dan terhadap nikmat Tuhanmu
hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)
3.
Kandungan surah ad-Duha
Dalam surah ini
Allah SWT menurunkan kasih sayang dan melimpahkan rahmatNya kepada nabi
Muhammad SAW. Allah ingin mengobati penderitaan yang dialami oleh nabi Muhammad
saw. Sekaligus memberikan ketenangan dan keyakinan kepadanya.
Surah ad-duha
diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk menghibur,
menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena
ejek-ejekan dari kaum kafir quraisy.
Dalam beberapa
ayat diceritakan bahwa nabi Muhammad saw. Menderita sakit hingga membuatnya
susah bangun. Beliau berbaring ditempat tidurnya dan tidak bangun untuk sholat
tahjjud semalam atau dua malam. Kemudian datanglah seorang wanita musyrik dan
berkata “wahai Muhammad, aku melihat
setanmu telah pergi meninggalkanmu”.
Sufyan ibnu
uyainah meriwayatkan bahwa malaikat jibril tidak datang membawa wahyu kepada
nabi Muhammad saw. Sekitar lima belas hari. Lamanya wahyu tidak turun itu
membuat orang-orang kafir mengatakan “Muhammad
telah ditinggalkan oleh tuhannya”
a.
Asbabun nuzul surah ad-Duha
Pada ayat 1 dan
2, Allah bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam. Waktu duha adalah waktu
yang menyegarkan bagi tubuh setiap makhluk. Hal ini menunjukkan adanya
penyegaran bagi nabi Muhammad saw. Setelah beberapa saat tidak turun wahyu,
hati beliau menjadi gelisah dan gelap. Keadaan ini berubah ketika turun wahyu
kepada beliau. Waktu malam yang sunyi, tenang dan gelap menjadi waktu istirahat
yang sangat baik.
Pada ayat ke 3
berisi berita yang sangat mengembirakan dan menyejukkan hati nabi Muhammad saw.
Pada ayat ke 4,
Allah swt menyatakan bahwa akhir lebih baik dari pada permulaan. Artinya,
kehidupan diakhirat adalah lebih utama dari pada didunia. Ayat ini juga
mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu mencintai dunia. Dunia tidaklah
kekal dan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan bersifat kekal.
Pada ayat ke 5,
Allah menjelaskan bahwa diakhirat, nabi Muhammad saw. Akan diberikan karunia
yang besar. Beliau diberikan hak untuk memberi syafaat kepada umatnya. Hal ini
tidak pernah diberikaan kepada para nabi dan rosul yang lain.
Pada ayat ke 6, Allah swt mengingatkan nabi Muhammad
saw, tentang masa lalu beliau. Ketika lahir, beliau dalam keadaan yatim.
Kemudian, Allah swt, melindunginya dengan melembutkan hati banyak orang
sehingga membuat mereka iba dan mau merawatnya. Masa kecil beliau yang selalu
berpindah-pindah asuhan hingga menjadi mullia dengan diangkat Allah swt menjadi
rosul.
Pada ayat ke 7,
Allah swt berfirman “Dan dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk” sebelumnya nabi
Muhammad saw tidak mengetahui siapakah Tuhan dan apa itu iman. Kemudian Allah
swt memberikan wahyu (Al-qur’an) sebagai cahaya (penerang). Wahyu itu menjadi
petunjuk beliau menuju pada keimanan kepada Allah swt.
Pada ayat ke 8,
dijelaskan tentang kondisi nabi Muhammad saw yang sebelumnya kekurangan
(miskin). Kemudian, Allah swt memberikan kecukupan sehingga beliau tidak
bergantung selain kepadaNya.
Ayat 9-11,
mengisyaratkan perintah kepedulian sosial. Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah swt
mengingatkan tentang kondisi nabi Muhammad saw. Pada masa lalu. Pada ayat ini,
Allah swt mengajarkan tentang sikap terhadap orang-orang yang dalam kondisi
seperti beliau sebelumnya.
Allah swt
melarang bersikap sewenang-wenang terhadap anak yatim, sebagaimana Allah swt
dahulu telah melindungi nabi Muhammad saw. Beliau diperintahkan untuk
melindungi anak yatim. Terhadap anak yatim hendaknya bersikap lemah lembut dan
tidak menghardiknya. Allah swt memerintahkan beliau untuk senantiasa
menyampaikan wahyu yang beliau terima kepada orang banyak, sehingga mereka
tidak tersesat. Karena Allah swt telah memberikan kecukupan kepada beliau dari
kekurangan, beliau pun diminta untuk bersikap baik kepada peminta-minta (orang
miskin).
B.
Menerjemahkan, Menghafal, Menunjukkan Perilaku Orang yang Suka
Memberi dan Menerapkannya
1.
Lafal tentang keutamaan memberi
Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling pantas kita teladani.
Sikap beliau dalam kehidupan sungguh mengagumkan. Meskipun bukan termasuk orang
kaya harta, beliau mempunyai sikap yang dermawan.
2.
Menerjemahkan tentang hadis keutamaan memberi
Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa nabi Muhammad saw. Bersabda, “tangan
diatas (orang yang member) lebih baik dari pada tangan dibawah (orang yang
meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggungjawabmu. Sesungguhnya
sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai
kelebihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya
dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya. ” (H.R.
al-bukhari no. 1338dan muslim no 1716)
3.
Kandungan hadis
Hadis tersebut menyebutkan bahwa tangan diatas lebih baik daripada
tangan dibawah. Maksud tangan diatas adalah orang yang memberi atau sedekah,
sedangkan tangan dibawah adalah orang yang meminta atau peminta-minta. Jadi
hadist tersebut mengajarkan bahwa memberi lebih baik daripada meminta-minta.
Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam islam. Senang memberi bantuan
kepada orang yang kekurangan merupakan akhlak terpuji.
Senang memberi
hanya dimiliki oleh orang yang mempunyai sifat pemurah. Nabi Muhammad saw.
Adalah orang yang paling pemurah diantara orang-orang yang pemurah. Beliau
selalu memberi jika ada orang yang
meminta kepadanya. Jika beliau tidak punya, dicarikannya dahulu dan
diberikannya pada lain hari.
Orang pemurah
tidak saja dicintai manusia, tetapi juga dicintai Allah swt. Ia akan memperoleh
kebahagiaan didunia dan akhirat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda bahwa orang
yang bermurah hati akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan
surga, dan jauh dari neraka.
Untuk itu, kita
harus membiasakan diri bersikap pemurah. Diantara cara melatih bersikap pemurah
adalah:
a. Suka memberi
makan atau hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman
b. Menyadari bahwa
harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang didalamnya ada hak orang lain
yang harus kita berikan.
c. Meyakini bahwa
setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah swt.
Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang
mempunyai kelebihan. Maksudnya, sedekah dari orang yang mempunyai kelebihan
lebih utama dibanding orang yang kekurangan. Misalnya, orang yang kaya membantu
orang yang miskin, orang yang kuat membantu orang yang lemah, dan orang yang
sehat membantu orang yang sakit.
Barang siapa yang menjaga dirinya, niscaya Allah akan menjaganya.
Barang siapa yang merasa cukup, niscaya Allah akan mencukupkannya. Maksudnya
orang yang baik akan selalu menjaga dirinya dari sikap merasa kurang. Ia akan
selalu merasa cukup atas apa yang ditakdirkan Allah swt. Kepadanya. Meskipun
hidup sederhana, ia terima dengan ikhlas. Ia akan menjaga diri dan keluarganya
agar tidak meminta atau mengemis kepada orang lain. Kita harus yakin jika mau
menjaga diri dari meminta-minta dan merasa cukup., Allah swt. Akan menjaga dan
mencukupkan rezeki kita. Sikap menjaga diri untuk tidak meminta-minta disebut
‘iffah. [5]
Kelas
6 Semester 2
C.
Membaca dan Menghafal Surat Al-Bayyinah dengan Baik dan Fasih
Al-Qur’an
merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril, untuk dijadikan pedoman hidup bagi manusia. Sebagai
pedoman hidup, Al-Qur’an harus dibaca dengan fasih dan tartil, serta
dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca
Al-Qur’an dengan fasih berarti membaca Al-Qur’an secara baik, lancar, dan bagus
lafal bacaannya. Sedangkan membaca Al-Qur’an yang tartil berarti membaca
Al-Qur’an dengan teratur, perlahan-lahan,
dan terburu-buru. Membaca dengan stahdu dan penuh perhatian. Allah SWT
berfirman didalam surah Muzammil ayat 4:
Artinya: “….dan bacalah Al-Qur’an
itu dengan perlahan-lahan.”
1.
Membaca surah Al-Bayyinah
Surah
Al-Bayyinah terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan Surah Madaniyah yaitu surah
yang diturunkan di Madinah. Surah ini diturunkan sesudah surah At-Talaq. Surat
Al-Bayyinah diambil dari kata bayyinah dari ayat pertama yang artinya
bukti yang nyata.
Surah
Al-Bayyinah diturunkan Allah SWT berkenaan dengan orang-orang ahli kitab dan
orang-orang musyrik, dimana mereka tetap meyakini agamanya, sehingga dating
kepada mereka seorang Nabi yang dijanjikan sesuai cirri-ciri yang terdapat
dalam kitab Taurat dan Injil. Akan tetapi, setelah Nabi Muhammad SAW diutus
Allah SWT sebagai Rasul yang cirri-cirinya sesuai yang terdapat didalam kitab
Taurat dan Injil mereka terpecah belah, ada yang beriman dan percaya kepada
Nabi Muhammad SAW, tetapi ada juga mereka yang tidak mau percaya dan tetap pada
keyakinan agamanya.
Sifat mereka
keras dan membangkang, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an
Surah Al-Baqarah ayat 120. Yang artinya: “orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu, hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS.
Al-Baqarah: 120)
Dengan sikap
orang-orang Yahudi, Nasrani, dan orang-orang Musyrik tersebut diatas yang tidak
mau menerima kedatangan Nabi Muhammad SAW itu, Allah SWT menurunkan Surah
Al-Bayyinah.
لَمْ
يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ
حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ
رَسُولٌ
مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً
فِيهَا كُتُبٌ
قَيِّمَةٌ
وَمَا
تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ
الْبَيِّنَةُ
وَمَا
أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
جَزَاؤُهُمْ
عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ
رَبَّه
2.
Menerjemahkan surah Al-Bayyinah
Al-Qur’an
merupakan kitab suci yang harus dibaca dan dipelajari arti dan kandungannya,
sehingga kita memahami benar apa isi kandungan yang ada didalamnya, serta dapat
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk lebih
memudahkan dalam mengartikan Surah Al-Bayyinah, bacalah arti kata demi kata
sehingga memahami benar arti keseluruhan ayat Surah Al-Bayyinah tersebut.
Terjemah surah
Al-Bayyinah:
1.
Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang
kepada mereka bukti yang nyata, (QS. 98:1)
2. (yaitu) seorang Rasul dari
Allah (Muhammad) yang membacakan lemnbaran yang disucikan (Al-Qur’an), (QS.
98:2)
3. di dalamnya terdapat (isi)
Kitab-kitab yang lurus 1595. (QS. 98:3)
4. Dan tidaklah berpecah belah
orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang
kepada mereka bukti yang nyata. (QS. 98:4)
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus 1596, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5)
6. Sesungguhnya orang-orang
kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. 98:6)
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (QS. 98:7)
8.
Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya. (QS. 98:8)
3.
Bacaan Qalqalah
a.
Arti dan hukum bacaan Qalqalah
Qalqalah
adalah bacaan memantul. Seperti bola bila dilemparkan ke tembok, maka bola itu
akan memantul kembali. Seperti itulah bacaan qalqalah, yaitu dipantulkan. Huruf
qalqalah ada lima, yaitu:
Qalqalah
terbagi menjadi dua, yaitu:
1.
Qalqalah sugra, yaitu: qalqalah kecil (tipis membacanya). Maksudnya
qalqalah yang terjadi di tengah kalimat dan hurufnya memang mati asli.
2.
Qalqalah kubra, yaitu: qalqalah besar (tebal membacanya). Maksudnya
qalqalah yang terjadi di akhir kalimat yang hurufnya mati karena waqaf
(berhenti membacanya)
b.
Mengaplikasikan bacaan qalqalah dalam surah-surah pendek
Setelah
kita mempelajari dan memahami bacaan qalqalah tersebut diatas, terapkanlah
bacaan qalqalah dalam bacaan Al-Qur’an, agar kita terbiasa membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai dengan aturan ilmu tajwid dan terhindar dari
kesalahan baca.
4.
Menghafal surah Al-Bayyinah dengan bacaan tajwid
Agar bacaan dan hafalan kita fasih dan benar, kita harus menerapkan
kaidah ilmu tajwid dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Terutama bacaan mad,
karena bacaan mad merupakan bacaan yang dapat mengatur panjang atau tidaknya
bacaan Al-Qur’an. Dalam membaca Al-Qur’an, kita wajib memanjangkan bila
bacaannya panjang dan kita wajib memendekkan bila memang bacaannya pendek.
Cara menghafal yang baik dengan cara membaca ayat atau surah
berkali-kali, kemudian diingat-ingat ayat tersebut di manapun kita berada. Jika
sudah hafal benar, barulah pindah pada ayat berikutnya.
5.
Bacaan mad
Seorang
muslim dalam membaca Al-Qur’an harus membacanya dengan baik, tartil, dan fasih.
Kita harus membiasakan membaca Al-Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid. Ilmu
tajwid adalah ilmu yang mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
a.
Hukum bacaan mad
Mad
adalah bacaan panjang, yang bacaannya antara satu alif (dua harakat) sampai
tiga alif (enam harakat). Dua harakat berarti dua ketukan. Mad terbagi menjadi
dua macam, yaitu mad asli (mad tabi’iy) dan mad cabang (pengembangkan dari mad
asli yang lebih dikenal dengan (mad far’iy)).
1)
Mad asli (mad tabi’iy)
Adalah
bacaan yang panjangnya dua harakat atau satu alif. Huruf mad tabi’iy ada tiga
macam, yaitu wau, alif, dan ya’ mati. Mad ini terjadi dalam kondisi sebagai
berikut:
a)
Jika ada huruf yang berharakat dammah dan diiringi setelahnya
dengan huruf wau mati.
b)
Jika ada huruf yang berharakat fathah dan diiringi setelahnya
dengan huruf alif.
c)
Jika ada huruf yang berharakat kasrah dan diiringi setelahnya dengan huruf ya’ mati.
2)
Mad far’iy (mad cabang)
Adalah
bacaan yang panjang bacaannya melebihi mad asli. Panjang bacaannya 2 sampai 6
harakat. Mad far’iy terbagi menjadi 13 macam, yaitu:
a)
Mad wajib muttasil
b)
Mad jaiz munfasil
c)
Mad arid lissukun
d)
Mad iwad
e)
Mad badal
f)
Mad lazim musaqqal kilmy
g)
Mad lazim mukhaffaf kilmy
h)
Mad lazim musaqqal harfy
i)
Mad lazim mukaffaf harfy
j)
Mad lin
k)
Mad silah, mad silah qasirah dan mad silah tawilah
l)
Mad farqu
m)
Mad tamkin
D.
Menerjemahkan, Menjelaskan, dan Menerangkan Isi Kandungan Hadis
Tentang Amal Salih Kaitannya dengan Berakhlak dengan Sesama
1.
Membaca hadis amal salih
Amal salih adalah segala macam perbuatan yang bermanfaat, baik bagi
diri sendiri maupun orang lain. Contoh dari amal salih untuk diri sendiri
adalah salat, bermanfaat untuk orang lain adalah memberi sedekah kepada orang
yang membutuhkan, menyingkirkan duri di jalan, membantu ibu, dan lain-lain.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa menemui teman dengan muka yang
berseri-seri adalah juga bagian dari amal salih.
Begitu banyak amal salih yang dapat kita perbuat, mulai dari hal
yang kecil hingga hal yang besar. Pahala amal salih akan terus mengalir
walaupun kita sudah meninggal, karena manfaat dari amal salih yang pernah
dilakukan masih dirasakan oleh orang lain. Berikut hadis tentang amal salih:
2.
Pokok kandungan hadis tentang amal salih
Kehidupan
manusia di dunia ini hanya sementara, karena tidak ada seorang manusia pun yang
hidup abadi. Manusia pun tidak dapat meramalkan kapan dirinya akan meninggal
dunia. Oleh sebab itu, Allah SWT mengingatkan agar manusia menyiapkan bekal
selagi masih hidup . selagi badan masih kuat perbanyaklah amal salih.
Terdapat tiga
macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya.
Keistimewaan amal ini terletak pada nilai pahalanya yang terus-menerus
mengalir. Meskipun orang beramal salih itu telah meninggal dunia, tetapi amal
yang pernah ia tanamkan sewaktu hidupnya di dunia, tetap akan dapat ia nikmati
pahalanya di alam baka sebagai bekal untuk masuk surga.
a.
Sedekah jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya mengalir
terus-menerus. Contoh: Bu Nina mempunyai perpustakaan pribadi. Sebelum
meninggal, ia berpesan kepada anaknya supaya perpustakaannya itu diwakafkan
untuk kepentingan umum. Bu Nina yang sudah meninggal, akan terus memperoleh
pahala selama perpustakaan itu digunakan oleh khalayak umum.
b.
Ilmu yang bermanfaat
Maksud ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan kepada orang
lain, kemudian orang lain itu mengamalkan dan mengajarkannya pula. Ilmu yang
diajarkan itu mestilah ilmu yang membawa kebaikan dan kemaslahatan, bukan ilmu
yang membawa keburukan dan kerusakan. Selama orang lain dapat merasakan manfaat
dari ilmu yang dia ajarakan, maka selama itu pula dia mendapatkan pahalanya.
Contohnya, Andi mengajarkan kepada Budi tata cara berkebun karet yang benar,
mulai dari cara menanam yang baik, cara memilih bibit karet yang bagus, sampai
cara merawat dan memupuk karet. Akhirnya Budi pun bisa berkebun karet dan
memperoleh hasil yang memuaskan. Suatu ketika Andi yang masih muda meninggal
dunia. Selama Budi menggunakan ilmu itu, selama itu pula pahalanya akan
mengalir kepada Andi yang sudah meninggal. Apalagi bila Budi mengajarkannya
kepada orang lain, maka berlipatgandalah pahala yang diperoleh Andi.
c.
Anak salih yang mendoakan kedua orang tuanya
Amal lain yang pahalanya selalu mengalir adalah doa anak yang
salih. Orang tua yang memiliki anak dan mendidiknya dengan baik, sehingga
ketika orang tua itu meninggal, anaknya selalu mendoakannya, akan mendapatkan
pahalanya dari Allah. Berbeda jika yang ditinggalkan adalah anak yang gemar
berbuat maksiat. Anak semacam itu, doanya tidak akan mengalir kepada kedua
orang tuanya, bahkan mungkin mendoakan mereka pun tidak.
Berbakti kepada kedua orangtua adalah kewajiban anak. Allah
berfirman dalam surah Al-Ahqaf, ayat 15 yang artinya “dan kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya.”
Diantara bentuk bakti seorang anak kepada orangtuanya yang sudah
meninggal adalah dengan mendoakannya. Doa seorang anak kepada kedua orangtuanya
adalah memohon kepada Allah agar mereka diampuni segala dosa dan diberikan
curahan rahmat.
3.
Menunjukkan perilaku amal salih
Siswa kelas VI
Madrasah Ibtidaiyah harus dapat membedakan mana perbuatan yang baik (amal
salih) dan mana perbuatan yang tercela. Amal salih yang kita lakukan dengan
hati yang tulus akan membawa kebaikan didalam kehidupan serta menguntungkan
kita bila kita telah meninggal. Sebaliknya perbuatan tercela akan membawa
kerugian dan kegelisahan kepada kita manakala kita masih hidup di dunia,
sekaligus menyengsarakan kita, karena kita akan masuk neraka yang siksanya amat
pedih.
Berikut amal
salih yang sepatutnya dikerjakan di usia kelas VI MI sekarang ini adalah:
a.
Belajar dengan rajin (menuntut ilmu pengetahuan).
b.
Berbakti kepada orangtua dan guru, serta mendoakan mereka.
c.
Berolahraga yang menyehatkan badan.
d.
Memberikan sedekah (menolonh orang yang membutuhkan).
e.
Belajar membaca Al-Qur’an.
f.
Melakukan ibadah salat lima waktu.
g.
Menepati janji.
h.
Bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.
Perilaku yang
sepatutnya ditinggalkan adalah:
a.
Malas dan tak mau belajar.
b.
Berbohong dan melanggar janji.
c.
Membantah kedua orangtua dan guru.
d.
Melanggar norma-norma agama, hokum masyarakat, dan Negara.
e.
Membiasakan minum minuman keras.
f.
Bergaul dengan orang-orang yang melanggar aturan.
g.
Memfitnah. [6]
BAB
III
PEMBAHASAN
Dari
landasan teori yang telah kita pelajari serta melihat Standar Kompetensi Lulusan
yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia, maka dapat kita
pahami hasil telaah materi Al-Qur’an Hadits untuk kelas 4, 5, dan 6 Madrasah
Ibtidaiyah sesuai dengan tabel berikut ini:
Kelas
4 semester I
|
||
Standar
kompetensi
|
Kompetensi
dasar
|
Materi
|
1.
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih.
|
1.1
Memahami dan menghafalkan surah al-adiyat dan al-insyirah secara fasih dan
benar.
|
Ada,
dan sudah sesuai.
|
2.
Memahami arti surah-surah pendek.
|
2.1
Mengartikan dan memahami isi kandungan surah an-nasr dan surah al-kautsar
secara sederhana.
|
Ada,
dan sudah sesuai.
|
3.
Memahami kaidah ilmu tajwid
|
3.1
Memahami dan menerapkan hukum bacaan izhar dan ikhfa’.
|
Peran
guru sangat penting untuk memberikan contoh bacaan yang baik.
|
Kelas
4 semester II
|
||
4.
Memahami arti surah pendek dan hadits tentang nilai silaturahmi
|
4.1 Mengartikan
dan menjelaskan isi kandungan surah al-lahab secara sederhana.
4.2 Menerjemahkan
dan menjelaskan isi kandungan hadis tentang niat dan silaturahmi secara
sederhana.
|
Ada,
dan sudah sesuai.
|
5.
Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid
|
4.3 Memahami dan
menerapkan bacaan idgham bigunnah, idgham bilagunnah dan iqlab.
|
Guru
harus mampu memberikan contoh makhorijul hurufnya dengan baik.
|
Kelas
5 semester II
|
||
1.
Memahami arti surah pendek
|
1.1
Menerjemahkan
surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan surah At-Takassur.
1.2
Menjelaskan
isi kandungan surah Al-Kafirun, Al-Ma’un, dan At-Takassur
|
Ada,
dan sudah sesuai.
|
2.
Memahami arti hadis tentang menyayangi anak yatim
|
2.1
Menerjemahkan
hadis tentang menyayangi anak yatim.
2.2
Menjelaskan
isi kandungan hadis tentang menyayangi anak yatim secara sederhana
|
Sudah
sesuai, tetapi guru harus mampu mendisiplinkann peserta didik untuk
menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari
|
Kelas
5 semester II
|
||
3.
Menghafalkan
Surah-surah pendek secara benar dan fasih.
|
3.1
Membaca
surah Al-Alaq secara benar dan fasih.
3.2
Menghafal
surah Al-Alaq secara benar dan fasih.
|
Sudah sesuai
|
4.
Memahami
arti surah pendek
|
4.1
Menerjemahkan
surah Al-Qadr
4.2
Menjelaskan
isi kandungan surah Al-Qadr tentang malam lailatul Qadr secara sederhana.
|
Sudah sesuai
|
5.
Memahami
arti hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik.
|
5.1
menjelaskan
hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik.
5.2
Menjelaskan
isi kandungan hadis tentang takwa dan cirri-ciri orang munafik secara
sederhana.
|
Peran guru
dalam memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didik sangat
dibutuhkan. Untuk menunjang pemaham anak didiknya tentang materi agar dapat
mengaplikasikannya.
|
Kelas
6 semester I
|
||
1.
Menghafal
surah pendek secara fasih dan benar
|
1.1
Membaca
surah Ad-Duha secara benar dan fasih.
1.2
Menghafal
surah Ad-Duha secara benar dddan fasih.
|
Sudah sesuai
|
2.
Memahami
arti surah pendek pilihan
|
2.1
Menerjemahkan
surah Ad-Duha
2.2
Menjelaskan
isi kandungan Surah Ad-Duha tentang meyakini kehidupan akhirat lebih baik
dari pada kehidupan dunia dengan sederhana.
|
Sudah sesuia,
guru harus lebih intensive dalam menerangkan materi ini. Karena guru dituntut
harus bisa menjelaskan dan memahamkan materi tentang adanya kehidupan akhirat
kepada anak didiknya. Sudah sesuai.
|
3.
Memahami
hadis tentang keutamaan memberi
|
3.1
Menerjemahkan
hadis tentang keutamaan memberi.
3.2
Menjelaskan
hadis tentang keutamaan memberi secara sederhana
|
Sudah sesuai
|
Kelas 6 semester
II
|
||
4.
Menghafalkan
surah pendek secara benar dan fasih
|
4.1
Membaca
surah Al-Bayyinah dengan baik dan fasih.
4.2
Menghafal
surah Al-Bayyinah dengan benar dan fasih.
|
Sudah sessuai
|
5.
Memahami
arti hadis tentang amal salih.
|
5.1
Menerjemahkan
hadis tentang amal salih.
5.2
Menjelaskan
isi kandungan hadis tentang amal salih secara sederhana.
5.3
Menerapkan
isi kandungan hadis tentang amal salih kaitannya dengan berakhlak dengan
sesama.
|
Guru harus
memperhatikan tingkah laku anak didiknya, dalam implementasi materi dalam bersosialisasi
dengan teman dan masyarakat lingkungan sekitar.
|
Berdasarkan tabel diatas maka dapat kita telaah bahwa materi Qur’an
Hadis untuk kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah telah sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan yang ditetapkan pemerintah untuk tiap kelasnya. Akan tetapi
peran seorang guru tentulah penting dalam menyampaikan materi kepada anak didik
agar tercapai tujuan pembelajaran pendidikan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka
pemakalah dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Kelas 4 Semester I
Dalam surah
an-nasr berisi tentang penegasan Allah bahwa pertolongan Allah telah datang, maka kaum
musyrik menjadi kaum yang hina. Allah memenangkan kaum muslimin dan mengangkat
kedudukan mereka menjadi jaya.
Allah
menurunkan surah Al-Kautsar untuk menguatkan pendirian Rasul pada ejekan,
cemoohan, dan tipu daya dari kaum musyrikin di makkah dan kaum munafik di
madinah. Mereka menuduh bahwa pengikut Nabi Muhammad SAW hanyalah orang biasa
dan orang yang lemah.
2.
Kelas 4 semester II
Rasulullah SAW
sebelum wafat telah berpesan kepada umatnya agar tetap berpegang teguh kepada
Al-qur’an dan Hadits agar selamat hidup di dunia dan di ahirat. Salah satu
caranya yaitu dengan membaca Al-qur’an dan mempelajari arti atau terjemahannya,
dan memahami isi kandungannya.
Niat adalah
menyengaja melakukan sesuatu yang diikuti dengan perbuatan. Niat mempunyai
peranan yang sangat penting dalam setiap perbuatan. Apabila niat itu benar,
amal perbuatannya juga benar. Sebaliknya, jika niatnya tidak benar, amal
perbuatannya juga rusak.
Silaturahmi dapat dilakukan dengan: Berkunjung kerumah keluarga
yang tempat tinggalnya jauh, berkunjung kerumah saudara dan teman yang lama
tidak berjumpa atau bertemu, berkirim surat atau menelpon menanyakan kabar
keadaannya.
3. Kelas 5 semester I
Pokok-pokok kandungan surah al-kafirun adalah :
Penolakan usulan kaum kafir mekah untuk menggabungkan
kepercayaan antara ajaran mereka dengan ajaran islam, Penolakan Nabi Muhammad
untuk menyembah apa yang disembah oleh kaum kafir mekah, Menetapkan cara hidup
beragama yang saling menghargai dalam mesyarakat.
Kandungan surah al-ma’un menerangkan beberapa
sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama, seperti : Orang yang menghardik, menyakiti, dan tidak
menyayangi anak yatim, orang yang tidak mau memberi makan fakir miskin, orang yang melalaikan
sholatnya.
Inti dan isi
pokok kandungan surah at-takatsur yaitu : Keinginan manusia untuk
bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan
hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya,
Manusia akan ditanya diakhirat nanti tentang nikmat yang dibanggakannya itu.
Orang
yang selalu menyayangi/membantu orang lain, lebih-lebih anak yatim, akan
mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu: Akan dibantu atau ditolong lagi oleh Allah
SWT bila endapa kesulitan, akan disenangi oleh orang banyak, diberi kemudahan
ketika belajar, Mendapat kebahagiaan dala kehidupan, mendapat rahmat dan kasih
sayang Allah SWT.
4. Kelas 5 semester II
Pokok kandungan surah Al-Alaq adalah : Allah SWT menjelaskan
penciptaan aal kejadian manusia dari segumpal darah. Dari sel-sel yang amat
kecil menjadi manusia yang mampu menguasai dunia. Dengan kemurahan, keagungan,
dan kebaikan-Nya, Allah mengajar kepada manusia apa yang belum diketahuiya.
Dengan membaca, menulis, dan bebagai ilmu pengetahuan manusia berkuasa atas
makhluk bumi lainnya. Penjelasan Allah SWT bahwa manusia telah melupakan nikmat
Allah yang melimpah kepadanya ketika manusia merasa dirinya kaya, ia mnjadi
sombonh dan takabur.
Pokok kandungan surah al-qadr adalah : Al-Qur’an diturunkan pada
malam lailatul qadr, Lailatul qadr adalah malam yang lebih baik dari seribu
bulan , Lailatul qadr adalah malam yang penuh dengan kemuliaan.
Kandungan hadits tentang takwa menjelaskan bahwa ; Kita wajib
bertakwa kepada Allah dimana saja berada, dan dalam keadaan apapun. Apabila
kita melakukan kesalahan, hendaknya segera mengiringinya dengan perbuatan baik
agar kesalahan yang kita lakukan dapat terhapus. Hendaknya kita berakhlak
terpuji dalam pergaulan dengan siapapun.
Ciri-ciri munafik yang harus kita jauhi adalah : Apabila berbicara,
selalu berbohong. Apabila berjanji, selalu mengingkarinya. Apabila diberi
sebuah kepercayaan, selalu berkhianat. Kandungan hadits tentang ciri-ciri orang
munfik.
5.
Kelas
6 semester I
Surah
ad-duha diturunkan khusus untuk nabi Muhammad SAW. Surah ini untuk menghibur,
menyenangkan, dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena
ejek-ejekan dari kaum kafir quraisy.
Diantara
cara melatih bersikap pemurah adalah: Suka memberi makan atau hadiah kepada
pengemis, tetangga, dan teman-teman. Menyadari bahwa harta yang kita miliki
adalah amanah Allah yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita berikan.
Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari
Allah swt.
6.
Kelas 6 semester II
Isi kandungan
surah Al-Bayyinah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul.
Bagi orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Musyrikin mereka tetap tidak mau beriman
walaupun jelas-jelas bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang terakhir.
Terdapat tiga
macam amal salih yang sangat istimewa manfaatnya bagi manusia, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang salih untuk kedua orang tuanya.
B.
Saran
1.
Bagi pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah
disajikan, agar lebih menambah pemahaman dan kreativitas dalam mengembangkan materi Qur’an Hadis kelas 4, 5, dan 6 MI.
2.
Bagi pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai materi Qur’an Hadis kelas 4, 5, dan
6 MI, kemudian dapat memahami serta mempraktekkan atas teori-teori yang telah
disajikan oleh pemakalah, dan dapat memberikan kritikan sebagai bahan koreksi
dan pertimbangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Bina Karya
Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an
dan Hadis Jilid 4. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tim Bina Karya
Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an
dan Hadis Jilid 5. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tim Bina Karya
Guru. 2009. Bina Belajar Al-Qur’an
dan Hadis Jilid 6. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Fata, Choirul.
2009. Cinta Al-Qur’an dan Hadis. Solo: Tiga Serangkai
[1] Tim
Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 4, (Jakarta:
Penerbit Erlangga), 2009, hlm. 1-59
[3] Tim Bina Karya Guru,Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid
5,(Jakarta:Penerbit Erlangga),2009,hlm.1-45
[5]
Choirul Fata, Cinta Al-Qur’an dan Hadis, (Solo: Tiga Serangkai), 2009,
hlm. 2-23
[6] Tim
Bina Karya Guru, Bina Belajar Al-Qur’an dan Hadis Jilid 6, (Jakarta:
Penerbit Erlangga), 2009, hlm.48-100
0 komentar:
Post a Comment