Tuesday, November 27, 2012

Telaah PAI Sejarah Kebudayaan Islam (Kelas 3 & 4)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin
Yang kami bahas di sini adalah mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam sampai sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana hasil analisis dari telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas 3 dan 4?
2.      Bagaimana keterkaitan materi kelas 3 dan 4?

C.    Tujuan Makalah
Dalam menyusun makalah ini, tentunya ada tujuan yang dicapai untuk sebuah keberhasilan. Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui hasil analisis dari telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas 3 dan 4.
b.      Untuk memahami keterkaitan materi kelas 3 dan 4.
D.    Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini diharapkan tidak hanya bagi penyusun makalah saja, namun juga bagi pembaca.
1.      Manfaat bagi pembaca : pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang pelajaran pendidikan agama Islam pada umumnya dan lebih khusus tentang mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam dari kelas 3 dan 4.
2.      Manfaat bagi penyusun makalah : penyusun makalah akan lebih memahami tentang pembahasannya.

E.     Sistematika Penulisan Makalah
Dalam menulis suatu makalah, kita perlu memperhatikan susunan pada karangan itu sendiri agar dalam menyusunnya dapat terlihat lebih runtut dan sistematis. Sehingga penyusunan makalah terbentuk dengan adanya sistematika . Dan sistematika dari makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi :
a.       Latar Belakang Masalah
b.      Rumusan Masalah
c.       Tujuan Makalah
d.      Manfaat Makalah
e.       Sistematika Penulisan Makalah
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi materi yang dipaparkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi analisa tentang telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah kelas III dan IV.

BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini berisi :
a.       Kesimpulan
b.      Saran













BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas III Semester I
Standar Kompetensi:                         
1.      Mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam
Kompetensi Dasar:
1.1    Menceritakan kondisi alam, sosial, dan perekonomian masyarakat Arab pra-Islam
A.    Kondisi Alam masyarakat Arab pra-Islam
Semenanjung atau Jazirah Arab merupakan kawasan yang penting dalam sejarah dunia. Agama Islam muncul didaerah tersebut. Sebelum Islam datang, penduduk di Jazirah Arab bodoh dan terbelakang. Setelah Islam datang, penduduk di daerah Jazirah Arab maju. Sebagian besar wilayah Jazirah Arab terdiri atas padang pasir atau gurun. Wilayah gurun di Jazirah Arab meliputi 4 wilayah gurun utama. Di bagian utara terdapat Gurun an-Nafud(Sahara Langit). Pasir yang terdapat digurun ini sangat lembut sehingga bisa membenamkan kaki orang yang menginjaknya. Di bagian selatan terdapat Gurun Rub al-Khali. Gurun ini merupakan dataran yang keras, tandus, dan memiliki pasir yang bergelombang. Di sebelah barat terdapat Gurun Arabia. Gurun ini terletak di wilayah Hijaz dan memanjang ke selatan sampai ke Yaman. Tanahnya sangat tandus dan memiliki udara yang panas. Di bagian timur terdapat Gurun Harrat. Daerah ini juga memiliki tanah yang tandus dan gersang.

B.     Kondisi Sosial masyarakat Arab pra-Islam
Penduduk Jazirah Arab terdiri dari 3 suku bangsa yaitu suku arab kuno, suku arab asli, dan suku arab pendatang. Dilihat dari tempat tinggalnya, bangsa Arab ada yang tinggal di pedalaman dan ada yang tinggal di perkotaan. Penduduk pedalaman tidak mempunyai tempat tinggal atau perkampungan tetap. Mereka mengembara dari daerah yang satu ke daerah yang lainnya. Mereka berpindah-pindah dengan membawa binatang ternak untuk mencari sumber air dan padang rumput. Sebaliknya,penduduk perkotaan telah mempunyai tempat tinggal tetap dikota-kota. Mata pencaharian mereka adalah berdagang dan bertani. Mereka biasanya telah memiliki kecakapan berdagang dengan baik dan cara bertani yang cukup maju.
           Bangsa Arab hidup dalam kabilah-kabilah, baik yang hidup di pedalaman maupun yang diperkotaan. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang pemimpin dan memiliki ikatan yang kuat diantara anggota kabilah. Oleh karena itu, perselisihan dan peperangan selalu terjadi antara kabilah yang satu dengan kabilah yang lainnya sebelum lahirnya islam.

C.     Kondisi Ekonomi masyarakat Arab pra-Islam
Mata pencaharian utama bangsa Arab pada waktu itu adalah berdagang. Walaupun demikian, ada juga yang berkebun, beternak domba dan unta, serta menambang emas.
Secara umum, perekonomian dikuasai oleh kelompok orang-orang yang kuat. Dengan demikian, suku yang memiliki kemampuan perang yang baik akan lebih makmur dibandingkan suku yang lemah. Mereka akan berkuasa dan menentukan segala sesuatu bagi suku lain yang lemah.
Kaum pedagang memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang pemberani. Mereka membeli hasil bumi yang dihasilkan oleh kaum petani.

1.2    Menjelaskan keadaan adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat Arab pra-Islam
Sebelum Islam datang, bangsa Arab menganut dua macam kepercayaan. Yang pertama adalah kepercayaan yang bersumber dari agama samawi atau tauhid. Yang kedua adalah kepercayaan animisme dan dinamisme. Agama samawi yang dianut bangsa Arab tersebut adalah agama Yahudi dan agama Kristen. Animisme merupakan kepercayaan terhadap kekuatan roh yang mendiami benda, seperti pohon, batu, dan sungai. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala benda memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan animisme dan dinamisme ini ada yang sudah berbentuk agama yaitu agama majusi. Selain itu, animisme dan dinamisme berbentuk penyembahan berhala atau benda – benda yang dikeramatkan. Beberapa cara penyembahan berhala itu adalah :
a.       Para penyembah berhala berjalan mengelilingi berhala atau patung.
b.      Para penyembah berhala mempersembahkan hewan Qurban dihadapan berhala.
c.       Para penyembah berhala mempersembahkan sesajen di hadapan berhala.
d.       Para penyembah berhala memberkan sesajen di tempat-tempat yang dianggap keramat.
e.       Sebagian bangsa Arab memuja malaikat.
1.3    Menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW
Dalam asuhan Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi remaja yang tahan banting. Nabi Muhammad SAW menyadari bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Ia juga menyadari bahwa pamannya, Abu Thalib adalah orang yang kurang mampu. Oleh karena itu, Nabi Muhammad Saw berkerja membantu pamannya dalam mencukupi kebutuhannya. Saat berusia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW mengikuti kafilah dagang ke Syam. Dalam perjalanan, ia bertemu pendeta Buhairah yang mengatakan dirinya akan menjadi nabi akhir zaman. Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 15 tahun, suku Quraisy berperang melawan suku Hawazin. Perang itu disebut Perang Fijar. Fijar artinya melanggar kesucian. Perang itu disebabkan suku Hawazin menyerang suku Quraisy pada bulan Zulkaidah.


1.4    Mengambil ibrah dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam
Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim. Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia di kalangan suku Quraisy.
Kelas III Semester II
Standar Kompetensi:
2.      Mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar:
2.1    Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi lahirnya Nabi Muhammad SAW
Penyerangan pasukan gajah ke Makkah merupakan peristiwa yang luar biasa. Pasukan gajah menyerang Ka’bah pada tahun 571 M. Mereka  merampas harta penduduk yang mereka jumpai sepanjang perjalanan. Pasukan gajah dihancurkan oleh Allah swt dengan mengirimkan burung Ababil. Pasukan gajah hancur dan gagal menghancurkan Ka’bah. Sifat-sifat tercela pasukan gajah adalah sebagai berikut :
a.       Iri adalah rasa tidak senang apabila orang lain mendapat nikmat atau kesenangan.
b.      Dengki adalah menginginkan kenikmatan yang didapat orang lain berpindah kepadanya.
c.       Dendam adalah keinginan yang kuat untuk membalas.
d.      Sombong adalah rasa tinggi hati dan meremehkan orang lain.

2.2    Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW
Kelahiran Nabi Muhammad saw didahului oleh peristiwa serangan pasukan gajah ke Makkah. Oleh karena itu, masyarakat Arab menyebut tahun kelahiran Nabi Muhammad saw sebagai tahun gajah.
Muhammad adalah anggota kabilah bani Hasyim.Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia di kalangan suku Quraisy. Kakek Muhammad yang bernama Abdul muttalib merupakan salah satu kepala suku Quraisy.AyahMuhammad bernama Abdullah. Ia merupakan salah satu putra Abdul Muttalib.Ibu Muhammad bernama Aminah Binti Wahhab. Ia berasal dari kabilah bani Zuhroh. Baik dari garis keturunan ayahnya maupun ibunya,Muhammad merupakan keturunan nabi Ismail dan Nabi Ibrahim.
Tidak lama setelah peristiwa serangan pasukan Gajah, Aminah binti Wahhab melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu adalah Muhammad. Ia lahir pada malam menjelang dini hari Senin Tanggal 12 Robiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M.
Muhammad kemudian diasuh oleh Halimah Assa’diyah sampai usia 4 tahun. Jejak kanak-kanak,Muhammad sudah menunjukkan tanda-tanda Kenabian . Muhammad sudah pandai berjalan pada usia 5 bulan. Ia juga telah pandai berbicara ketika berusia 9 bulan. Pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas untuk menggembala kambing bersama anak-anak Halimah. Pada usia itu ia berhenti menyusu.
Aminah Binti Wahab, ibu Muhammad meninggal di kampung Abwa Setelah berziarah kemakam Abdullah di kota Yasrib.Muhammad Kemudian diasuh oleh Abdul Muthallib. Setelah Abdul Muthallib meninggal,muhammad diasuh oleh Abu Thalib.














Silsilah Nabi Muhammad saw
Fihr/Quraisy
Kilab

Qusay

       Abdu Dar          Abdul Uzza       Abdu Manaf                      Zuhrah
   Hasyim                         Abdu Manaf
Abdul Mutholib                 Wahab


       Abbas      Abu Thalib                Abu Lahab  Zubair   Hamzah


                                         Abdullah                                               Aminah
Muhammad
 




2.3    Mengambil ibrah dari kenabian dan kerasulan Muhammad SAW
Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim. Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia di kalangan suku Quraisy.



Standar Kompetensi:
3.      Mengenal peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Kompetensi Dasar:
3.1. Mendeskripsikan peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Sebagai keturunan Bani Hasyim, Nabi Muhammad saw selalu membantu menyediakan air bagi orang yang datang ke Ka’bah untuk memuja berhala. Walaupun demikian, ia tidak pernah mengikuti upacara pemujaan itu. Ia merasa risi terhadap perbuatan kaumnya yang menyembah berhala. Oleh karena itu, menjelang usia 40 tahun, ia sering bertafakkur di Gua Hira yang terletak 6 km di sebelah timur kota Makkah. Bertafakkur ialah mengasingkan diri untuk merenung atau menimbang dengan sungguh-sungguh. Wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan, 6 Agustus 611 Masehi. Ayat yang turun waktu itu adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah turunnya wahyu pertama, Muhammad dan Khadijah menemui Waraqah bin Naufal. Ia seorang pemeluk Nasrani yang taat dan mempelajari Injil dan bahasa Ibrani. Waraqah bin Naufal memberi tahu bahwa peristiwa tersebut merupakan tanda bahwa Muhammad telah dipilih Allah swt menjadi utusanNya.
Wahyu kedua yang turun adalah Surah al-Muddasir ayat 1-7. Setelah turunnya ayat tersebut, Nabi Muhammad saw mulai berdakwah.
3.2 Mengambil ibrah peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Sosok Muhammad adalah pribadi yang sempurna. Sifat, watak dan budi pekertinya menyenangkan orang lain. Ia tidak memiliki sifat tercela. Oleh karena itu, ia digelari Al-Amin oleh masyarakat Mekkah. Dan kebijaksanaanNya terlihat pada peristiwa peletakan Hajar Aswad.[1]

Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi:
1.      Mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya
Kompetensi Dasar:
1.1  Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya
A.    Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Setelah menerima wahyu yang pertama, Khadijah mengajak Nabi Muhammad saw untuk menemui Waraqah bin Naufal (saudara Khadijah, seorang pemeluk Nasrani yang taat dan rajin  mempelajari Injil dalam bahasa Ibrani). Dari Waraqah bin Naufal inilah, Nabi Muhammad saw mengetahi bahwa dirinya telah diangkat Allah swt menjadi rasul.
Seusai pertemuannya dengan Waraqah bin Naufal, Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu yang kedua, yaitu surah al- Muddatsir ayat 1-7. Dalam ayat ini, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk berdakwah kepada umatnya. Setelah turun wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw berdakwah. Namun, dakwahnya masih terbatas pada sanak keluarganya atau secara sembunyi-sembunyi. Orang-orang yang menerima dakwah Nabi Muhammad saw pada masa itu terdiri dari kalangan keluarganya. Mereka adalah orang-orang yang telah mengenal kejujuran dan ketulusan beliau. [2]
B.     Dakwah secara terang-terangan
Nabi Muhammad saw menjalankan dakwah secara diam-diam ini 3 tahun lamanya. Kemudian, turun perintah untuk menjalankan dakwah secara terang-terangan. Perintah itu terdapat dalam surah al-Hijr ayat 94 berikut.
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚ̍ôãr&ur Ç`tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ÇÒÍÈ 
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Nabi Muhammad saw kemudian melaksanakan perintah itu. Langkah pertama yang dilakukannya adalah mengundang kerabat dan beberapa orang terpandang dari suku Quraisy dalam jamuan makan. Dalam kesempatan itu, Nabi Muhammad saw menyampaikan inti ajaran Islam agar manusia hanya menyembah Allah swt. Manusia dilarang menyembah berhala dan benda-benda lain. Akan tetapi, kebanyakan orang yang hadir itu menolak ajakan Nabi Muhammad saw. Mereka menganggap ajaran Nabi Muhammad saw bertentangan dengan ajaran nenek moyang. Hanya sedikit di antara mereka yang mau menerima. Sebagian yang lain menolak ajakan itu dengan halus, tetapi sebagian yang lain juga menolaknya secara terang-terangan.
1.2  Menunjukkan contoh ketabahan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dalam berdakwah
Walaupun mendapat tentangan yang keras, usaha dakwah Nabi Muhammad saw terus berlanjut. Jumlah pemeluk Islam setiap hari selalu bertambah.
Ketika kaum kafir Quraisy gagal membujuk Nabi Muhammad saw untuk menghentikan dakwahnya, akhirnya mereka mulai menggunakan cara-cara kekerasan. Mereka melakukan kekerasan terhadap Nabi Muhammad saw dan menyiksa para pengikutnya. Mereka dipukul, dicambuk, dan tidak diberi makan serta minum. Akibat perlakuan yang sangat kejam itu, Nabi Muhammad saw mengungsikan para pengikutnya ke Ethiopia atau Habsyah.
Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi Muhammad saw begitu lengkap ketika pamannya, Abu Thalib meninggal dunia pada usia 87 tahun. Tiga hari kemudian, Khadijah juga meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Tahun itu diberi nama ‘amul-huzn atau tahun kesedihan. Namun, beliau tetap sabar dan tabah dalam menjalankan dakwah.ketabahan Nabi Muhammad saw itulah yang membuat dakwah Islam terus berjalan hingga masa-masa sesudahnya.
Para sahabat Nabi Muhammad saw menunjukkan ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan agama Islam. Mereka mengalami perlakuan yang buruk dari kaum kafir Quraisy, seperti diolok-olok, dicaci maki, dipukuli, ditelentangkan di atas pasir, dan disiksa dengan cara yang lain. Misalnya, Bilal bin Rabah, yang merupakan sahabat kesayangan Nabi Muhammad saw. Ia seorang berkulit hitam dari Habsyah. Pada mulanya ia menjadi budak Umayyah bin Khalaf. Ketika tuannya mengetahui bahwa ia telah memeluk Islam, Bilal bin Rabah disiksa dengan kejam. Ia dijemur dengan telentang di atas pasir yang panas tanpa mengenakan baju. Kemudian, sebuah batu besar ditimpakan di atas dadanya. Dalam keadaan demikian, mulutnya terus mengucapkan ahad. Abu Bakar s- Siddiq kemudian datang dan membelinya dari Umayyah bin Khalaf. Akhirnya, Bilal menjadi orang yang merdeka. Setelah itu, ia menjadi muazin Nabi Muhammad saw.
1.3  Meneladani ketabahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam berdakwah
Ø   Meskipun penderitaan dan cobaan yang dihadapi manusia begitu berat, namun harus tetap sabar dan tabah dalam menghadapinya.
Ø   Dalam mempertahankan keyakinannya, manusia bersedia mengorbankan jiwa raganya.

Standar Kompetensi:
2.      Mengenal kepribadian Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar:
2.1  Mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
a.       Sifat-sifat mulia Nabi Muhammad saw
1.      Siddiq (berarti jujur dan benar ).  
2.      Amanah (terpercaya).
3.      Tabligh (menyampaikan).
4.      Fathanah (bijaksana dan cerdas).
b.      Kepedulian Nabi Muhammad saw terhadap sesama
Contohnya, ketika terjadi pada waktu Nabi Muhammad saw melaksanakan hijrah. Dikisahkan setelah berhasil lolos dari kepungan kaum kafir Quraisy, Nbi Muhammad saw berangkat ke Madinah dengan ditemani oleh Abu Bakar as-siddiq. Dalam perjalanan, mereka dikejar oleh Suraqah bin Malik. Ia tergiur hadiah 100 ekor unta. Hadiah itu dperuntukkan oleh siapa saja saja yang berhasil menangkap Nabi Muhammad saw ditengah padang pasir Suraqah bin Dengan penuh nafsu, ia mengejar mereka.
Namun, keajaiban terjadi. Ketika jarak mereka tinggal beberapa langkah langkah lagi, kuda Suraqah bin Malik jatuh terperosok. Suraqah bin Malik akhirnya jatuh kesakitan. Melihat hal itu, Nabi Muhammad datang menolongnya. Suraqah bin Malik akhirnya meminta maaf serta membiarkannya pergi. Begitulah sifat Nabi Muhammad saw yang sangat terpuji. Beliau tetap memberi maaf terhadap orang yang nyata-nyata hendak membunuhnya.
C.     Kepedulian Nabi Muhammad saw terhadap Alam Sekitar
Rasa belas kasih yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw tidak terbatas kepada sesama manusia saja. Akan tetapi, beliau juga mempunyai rasa belas kasih kepada lingkungan yang ditempati manusia. Hal itu tentu sangat sesuai dengan peran Nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Contoh kebaikan yang beliau berikan kepada umat manusia adalah sikap yang benar terhadap alam sekitar. Hal itu terjadi ketika Nabi Muhammad saw mengirimkan pasukan ke Mu’tah. Beliau berpesan kepada pasukannya, “jangan sekali-kali kalian membunuh wanita, anak-anak,dan orang tua, janganlah kalian menghancurkan rumah-rumah, serta janganlah kalian menebang pohon!”

2.2  Menunjukkan contoh perilaku yang meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
·         Memberikan maaf terhadap orang yang  berbuat kesalahan.
·         Tidak menebang pohon.

2.3  Meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
Ø  Mempunyai rasa belas kasih kepada lingkungan yang ditempati manusia.
Ø  Bersikap peduli terhadap sesama manusia

Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi:
3. Memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah
Kompetensi Dasar:
3.1    Mengidentifikasi sebab-sebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Thaif dan Habsyah
Setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah, dakwah Nabi Muhammad saw makin berat. Abu Thalib dan Khadijah merupakan dua pelindung utama dakwah Nabi Muhammad saw. Dengan meninggalnya mereka, kaum kafir Quraisy menjadi lebih berani dalam merintangi dan mengganggu Nabi Muhammad saw.
Karena gangguan yang sedemikian rupa, Nabi Muhammad saw menganggap bahwa kota Makkah tidak lagi bisa dijadikan sebagai pusat dakwah. Serta tekanan terhadap Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya makin bertambah kejam, hal itu membuat Nabi Muhammad saw merasa kasihan terhadap para pengikutnya. Beliau memerintahkan mereka hijrah ke Habsyah (Ethiopia). Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya. Semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Nabi Muhammad saw kemudian berusaha menyebarkan Islam ke kota Taif, sebuah kota di Hijaz,  merupakan sebuah kota yang terletak kurang lebih 65 km di sebelah tenggara Kota Makkah. Pada waktu itu, Taif didiami penduduk dari Bani Saqif.

3.2    Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Thaif dan Habsyah
Pada tahun 615 M atau tahun ke-5 dari kenabian, berangkatlah kaum muslimin hijrah ke Habsyah (Ethiopia). Rombongan pertama yang hijrah berjumlah 15 orang, dipimpin oleh Utsman bin Affan terdiri atas 11 laki-laki dan 4 wanita. Kemudian, disusul rombongan kedua diikuti oleh 83 laki-laki dan 17 orang perempuan yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib. Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya. Semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Nabi Muhammad saw kemudian berusaha menyebarkan Islam ke kota Taif. Dalam usahanya berdakwah ke Taif, Nabi Muhammad saw ditemani anak angkatnya, Zaid bin Haritsah. Kepergian Nabi Muhammad saw ke Taif ini terjadi pada dua tahun menjelang hijrah ke Madinah. Mereka berdua berangkat menuju Taif dengan berjalan kaki.
Sesampainya di Taif, Nabi Muhammadd saw menemui beberapa tokoh penguasa Taif, yaitu Abdul Yalail, Mas’ud dan Hubaib. Kepada mereka, Nabi Muhammad saw menyampaikan pokok-pokok ajaran Islam. Nabi Muhammad saw juga berharap agar mereka bersedia membantu usahanya dalm menyebarluaskan ajaran Islam.
Namun, mereka menolak seruan Nabi Muhammad saw. Merka mengusir     Nabi Muhammad saw, bahkan mereka menyuruh penduduk Taif untuk menyakiti Nabi Muhammad saw. Mereka menyoraki, mengejek, memukuli dan melempari Nabi Muhammad saw dengan batu. Akibatnya, tubuh Nabi Muhammad saw penuh  luka dan berlumuran darah. Adapun Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Nabi Muhammad saw dari tindakan penduduk Taif itu. Akibatnya, ia juga menderita luka yang cukup parah. Sekujur tubuhnya belumuran darah.
Dengan tertatih-tatih, Nabi Muhammad saw dan Zaid bin Haritsah meninggalkan Taif. Nabi Muhammad saw dan Zaid bin Haritsah kemudian meneruskan perjalanannya kembali ke Makkah. Namun, berita tentang dakwah Nabi Muhammad saw ke Taif telah sampai kepada kaum kafir Quraisy. Hal itu membuat mereka makin memusuhi Nabi Muhammad saw dan pengikutnya.
3.3    Meneladani kesabaran Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa hijrah ke Thaif dan Habsyah
Ø  Dalam berdakwah, meskipun ada kaum yang mengejek, dakwah harus tetap dilaksanakan.

Standar Kompetensi:
4.      Memahami peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar:
4.1    Mendeskripsikan peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW
A.    Peristiwa Isra’Mi’raj
Dalam sejarah Islam, Isra’-Mi’raj berarti perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem dan diteruskan dengan naik ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Perjalanan ini mengandung perintah untuk mendirikan shalat lima waktu sehari semalam. Peristiwa ini terjadi setahun menjelang Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Peristiwa ini dijelaskan oleh oleh Allah swt dalam Al-Qur’an Surah al-Isra’ ayat 1:
`»ysö6ß üÏ%©!$# 3uŽó r& ¾ÍnÏö7yèÎ/ Wxøs9 šÆÏiB ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# n<Î) ÏÉfó¡yJø9$# $|Áø%F{$# Ï%©!$# $oYø.t»t/ ¼çms9öqym ¼çmtƒÎŽã\Ï9 ô`ÏB !$oYÏG»tƒ#uä 4 ¼çm¯RÎ) uqèd ßìŠÏJ¡¡9$# 玍ÅÁt7ø9$# ÇÊÈ  
Artinya: Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

B.     Kejadian-kejadian dalam Isra’-Mi’raj 
Dalam perjalanan Isra’-Mi’raj, Nabi Muhammad saw melihat beberapa kejadian, yang mana kejadian itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah swt dan menjadi gambaran keadaan nyata di dunia. Kejadian itu adalah:
1.      Nabi Muhammad saw melihat beberapa orang membawa daging yang baik. Di sebelahnya ada daging yang busuk. Orang-orang itu justru mengambil daging yang busukn membuang daging yang baik. Mereka adalah gambaran orang-orang yang berzina.
2.       Nabi Muhammad saw melihat orang yang memiliki perut sangat besar. Begitu besar perut itu sehingga ia tidak bisa beranjak dari tempatnya. Orang itu adalah gambaran orang yang suka makan riba.
3.      Nabi Muhammad saw melihat orang-orang yang memotong lidahnya sendiri. Setelah dipotong, lidah itu tersambung lalu dipotong lagi. Demikianlah, hal itu dilakukannya berulang-ulang. Setiap kali lidahnya terpotong ia akan menjerit kesakitan. Hal itu merupakan gambaran orang yang suka menggunjing.
4.      Nabi Muhammad saw menyaksikan malaikat penjaga neraka. Malaikat ini tidak pernah tersenyum dan wajahnya sangat menakutkan. Wajahnya tidak memperlihatkan keceriaan dan kegembiraan sedikit pun.
C.     Tanggapan masyarakat Makkah terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj
Menjelang subuh, Nabi Muhammad saw telah kembali berada di Makkah. Nabi Muhammad saw kemudian menceritakan peristiwa luar biasa yang baru saja dialaminya tadi malam kepada kaum muslimin. Orang pertama yang mempercayainya adalah Abu Bakar. Oleh karena itu, ia mendapatkan gelar as-siddiq yang artinya orang yang membenarkan. Adapin kaum muslimin semuanya juga membenarkan cerita Nabi Muhammad saw tersebut.
Berita tentang peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut akhirnya juga sampai ke telinga kaum kafir Quraisy. Menurut mereka, peristiwa Isra’ Mi’raj adalah hal yang mustahil dan merupakan kebohongan Nabi Muhammad saw semata. Hal itu mereka jadikan bukti kedustaan dan kepalsuan seruan Nabi Muhammad saw.
4.2    Mengambil hikmah dari peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Hikmah dari peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yaitu:
1.      Menambah kekuatan mental Nabi Muhammad saw dan kaum muslimin dalam mengembangkan ajaran Islam.
2.      Memberikan tambahan keimanan, ketahanan, ketetapan, serta keyakinan Nabi Muhammad saw dalam menegakkan Islam sampai berhasil.[3]







BAB III
PEMBAHASAN

Dari landasan teori mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada Madrasah Ibtidaiyah kelas III dan IV yang telah kami bahas di atas, kami dapat menganalisis dan menghasilkan beberapa analisis yang meliputi:
a.      Analisis Materi
Dalam Kompetensi Dasar (KD) kelas III disebutkan “menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ”. Sedangkan Standar Kompetensinya (SK) adalah “mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam”. Hali ini sangat tidak sesuai. Seharusnya KD menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ” dimasukkan ke SK “mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW”.
Dalam Standar Kompetensi kelas IV disebutkan “memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah”. Seharusnya ditulis “memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Habsyah dan Thaif” karena Nabi Muhammad saw hijrah terlebih dahulu ke Habsyah, kemudian baru hijrah ke Thaif.
b.      Keterkaitan Materi Kelas 3 dan 4
Dalam hal keterkaitan materi Sejarah Kebudayaan Islam, kami menganalisis bahwa materinya sudah saling terkait mulai dari kelas III dan IV. Pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sini, peserta didik ditekankan untuk mulai mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam, mulai dari keadaan alam, sosial, ekonomi, keadaan adat-istiadat dan kepercayaan mereka. Kemudian peserta didik ditekankan untuk mengenal sejarah kelahiran, kerasulan, dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, kepribadian Nabi Muhammad saw,ti memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah hingga peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. Dari peristiwa di atas, peserta didik diharapkan dapat mengambil ibrah dari peristiwa tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Analisis Materi, kami temukan dalam Kompetensi Dasar (KD) kelas III disebutkan “menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ”. Sedangkan Standar Kompetensinya (SK) adalah “mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam”. Hali ini sangat tidak sesuai. Seharusnya KD menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ” dimasukkan ke SK “mengenal sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW”.

2.      Dalam hal keterkaitan materi Sejarah Kebudayaan Islam, kami menganalisis bahwa materinya sudah saling terkait mulai dari kelas III dan IV. Pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sini, peserta didik ditekankan untuk mulai mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam, mulai dari keadaan alam, sosial, ekonomi, keadaan adat-istiadat dan kepercayaan mereka hingga peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw.

B.     Saran
a.      Bagi Pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah disajikan agar lebih menambah pemahaman dan kreativitas dlam mengembangkan materi Sejarah Kebudayaan Islam.
b.      Bagi Pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai materi Sejarah Kebudayaan Islam kelas III dan IV, kemudian dapat memahami serta meneladani dari peristiwa masa lampau tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Misbah, Qusyairi. 1999.  Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sugiharto, Sugeng. Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 1 untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Sugiharto, Sugeng. Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 2 untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
 




[1] [1] Sugeng Sugiharto, Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 2untuk kelas III Madrasah Ibtidaiyah, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2008, hal. 2-102
[2] Qusyairi Misbah, Sejarah Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), 1999, hal. 36
[3] Sugeng Sugiharto, Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 2untuk kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2008, hal. 2-71

0 komentar:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Zudi Pranata. Powered by Blogger.
 
;