BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah
tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para
tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah
masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW,
sampai dengan masa Khulafaurrasyidin.
Yang kami bahas di sini adalah
mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam sampai sejarah kelahiran dan
kerasulan Nabi Muhammad SAW. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan
Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah
kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian
peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
hasil analisis dari telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
kelas 3 dan 4?
2.
Bagaimana
keterkaitan materi kelas 3 dan 4?
C.
Tujuan Makalah
Dalam menyusun makalah ini, tentunya
ada tujuan yang dicapai untuk sebuah keberhasilan. Adapun tujuan makalah ini
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui hasil analisis dari telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kelas 3 dan 4.
b.
Untuk
memahami keterkaitan materi kelas 3 dan 4.
D.
Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini diharapkan
tidak hanya bagi penyusun makalah saja, namun juga bagi pembaca.
1.
Manfaat
bagi pembaca : pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang pelajaran
pendidikan agama Islam pada umumnya dan lebih khusus tentang mata pelajaran Sejarah
kebudayaan Islam dari kelas 3 dan 4.
2.
Manfaat
bagi penyusun makalah : penyusun makalah akan lebih memahami tentang
pembahasannya.
E.
Sistematika Penulisan Makalah
Dalam menulis suatu makalah, kita
perlu memperhatikan susunan pada karangan itu sendiri agar dalam menyusunnya
dapat terlihat lebih runtut dan sistematis. Sehingga penyusunan makalah
terbentuk dengan adanya sistematika . Dan sistematika dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi :
a.
Latar
Belakang Masalah
b.
Rumusan
Masalah
c.
Tujuan
Makalah
d.
Manfaat
Makalah
e.
Sistematika
Penulisan Makalah
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini
berisi materi yang dipaparkan sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Ibtidaiyah.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini
berisi analisa tentang telaah materi PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di Madrasah Ibtidaiyah kelas III dan IV.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini
berisi :
a.
Kesimpulan
b.
Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelas III Semester I
Standar
Kompetensi:
1.
Mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam
Kompetensi Dasar:
1.1
Menceritakan kondisi alam, sosial, dan
perekonomian masyarakat Arab pra-Islam
A.
Kondisi Alam masyarakat Arab pra-Islam
Semenanjung
atau Jazirah Arab merupakan kawasan yang penting dalam sejarah dunia. Agama Islam
muncul didaerah tersebut. Sebelum Islam datang, penduduk di Jazirah Arab bodoh
dan terbelakang. Setelah Islam datang, penduduk di daerah Jazirah Arab maju.
Sebagian besar wilayah Jazirah Arab terdiri atas padang pasir atau gurun.
Wilayah gurun di Jazirah Arab meliputi 4 wilayah gurun utama. Di bagian utara
terdapat Gurun an-Nafud(Sahara Langit). Pasir yang terdapat digurun ini sangat
lembut sehingga bisa membenamkan kaki orang yang menginjaknya. Di bagian
selatan terdapat Gurun Rub al-Khali. Gurun ini merupakan dataran yang keras,
tandus, dan memiliki pasir yang bergelombang. Di sebelah barat terdapat Gurun Arabia.
Gurun ini terletak di wilayah Hijaz dan memanjang ke selatan sampai ke Yaman.
Tanahnya sangat tandus dan memiliki udara yang panas. Di bagian timur terdapat
Gurun Harrat. Daerah ini juga memiliki tanah yang tandus dan gersang.
B.
Kondisi Sosial masyarakat Arab pra-Islam
Penduduk Jazirah
Arab terdiri dari 3 suku bangsa yaitu suku arab kuno, suku arab asli, dan suku
arab pendatang. Dilihat dari tempat tinggalnya, bangsa Arab ada yang tinggal di
pedalaman dan ada yang tinggal di perkotaan. Penduduk pedalaman tidak mempunyai
tempat tinggal atau perkampungan tetap. Mereka mengembara dari daerah yang satu
ke daerah yang lainnya. Mereka berpindah-pindah dengan membawa binatang ternak
untuk mencari sumber air dan padang rumput. Sebaliknya,penduduk perkotaan telah
mempunyai tempat tinggal tetap dikota-kota. Mata pencaharian mereka adalah
berdagang dan bertani. Mereka biasanya telah memiliki kecakapan berdagang
dengan baik dan cara bertani yang cukup maju.
Bangsa
Arab hidup dalam kabilah-kabilah, baik yang hidup di pedalaman maupun yang
diperkotaan. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang pemimpin dan memiliki ikatan
yang kuat diantara anggota kabilah. Oleh karena itu, perselisihan dan
peperangan selalu terjadi antara kabilah yang satu dengan kabilah yang lainnya
sebelum lahirnya islam.
C.
Kondisi Ekonomi masyarakat Arab pra-Islam
Mata
pencaharian utama bangsa Arab pada waktu itu adalah berdagang. Walaupun
demikian, ada juga yang berkebun, beternak domba dan unta, serta menambang
emas.
Secara umum,
perekonomian dikuasai oleh kelompok orang-orang yang kuat. Dengan demikian,
suku yang memiliki kemampuan perang yang baik akan lebih makmur dibandingkan
suku yang lemah. Mereka akan berkuasa dan menentukan segala sesuatu bagi suku
lain yang lemah.
Kaum pedagang
memiliki kedudukan yang penting dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang
pemberani. Mereka membeli hasil bumi yang dihasilkan oleh kaum petani.
1.2
Menjelaskan keadaan adat-istiadat dan
kepercayaan masyarakat Arab pra-Islam
Sebelum Islam
datang, bangsa Arab menganut dua macam kepercayaan. Yang pertama adalah
kepercayaan yang bersumber dari agama samawi atau tauhid. Yang
kedua adalah kepercayaan animisme dan dinamisme. Agama samawi
yang dianut bangsa Arab tersebut adalah agama Yahudi dan agama Kristen.
Animisme merupakan kepercayaan terhadap kekuatan roh yang mendiami benda,
seperti pohon, batu, dan sungai. Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala
benda memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan
animisme dan dinamisme ini ada yang sudah berbentuk agama yaitu agama majusi.
Selain itu, animisme dan dinamisme berbentuk penyembahan berhala atau benda –
benda yang dikeramatkan. Beberapa cara penyembahan berhala itu adalah :
a.
Para penyembah berhala berjalan mengelilingi
berhala atau patung.
b.
Para penyembah berhala mempersembahkan hewan
Qurban dihadapan berhala.
c.
Para penyembah berhala mempersembahkan sesajen
di hadapan berhala.
d.
Para
penyembah berhala memberkan sesajen di tempat-tempat yang dianggap keramat.
e.
Sebagian bangsa Arab memuja malaikat.
1.3
Menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi
Muhammad SAW
Dalam asuhan
Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi remaja yang tahan banting. Nabi
Muhammad SAW menyadari bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Ia juga menyadari
bahwa pamannya, Abu Thalib adalah orang yang kurang mampu. Oleh karena itu,
Nabi Muhammad Saw berkerja membantu pamannya dalam mencukupi kebutuhannya. Saat
berusia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW mengikuti kafilah dagang ke Syam. Dalam
perjalanan, ia bertemu pendeta Buhairah yang mengatakan dirinya akan menjadi
nabi akhir zaman. Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 15 tahun, suku Quraisy
berperang melawan suku Hawazin. Perang itu disebut Perang Fijar. Fijar artinya
melanggar kesucian. Perang itu disebabkan suku Hawazin menyerang suku Quraisy
pada bulan Zulkaidah.
1.4
Mengambil ibrah dari sejarah masyarakat
Arab pra-Islam
Muhammad
adalah anggota kabilah Bani Hasyim. Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia
di kalangan suku Quraisy.
Kelas III
Semester II
Standar
Kompetensi:
2.
Mengenal sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW
Kompetensi
Dasar:
2.1
Menceritakan kejadian luar biasa yang mengiringi
lahirnya Nabi Muhammad SAW
Penyerangan pasukan gajah ke Makkah merupakan
peristiwa yang luar biasa. Pasukan gajah menyerang Ka’bah pada tahun 571 M.
Mereka merampas harta penduduk yang
mereka jumpai sepanjang perjalanan. Pasukan gajah dihancurkan oleh Allah swt
dengan mengirimkan burung Ababil. Pasukan gajah hancur dan gagal menghancurkan
Ka’bah. Sifat-sifat tercela pasukan gajah adalah sebagai berikut :
a.
Iri adalah rasa tidak senang apabila orang lain
mendapat nikmat atau kesenangan.
b.
Dengki adalah menginginkan kenikmatan yang
didapat orang lain berpindah kepadanya.
c.
Dendam adalah keinginan yang kuat untuk
membalas.
d.
Sombong adalah rasa tinggi hati dan meremehkan
orang lain.
2.2
Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah
Nabi Muhammad SAW
Kelahiran Nabi Muhammad saw didahului oleh
peristiwa serangan pasukan gajah ke Makkah. Oleh karena itu, masyarakat Arab
menyebut tahun kelahiran Nabi Muhammad saw sebagai tahun gajah.
Muhammad adalah anggota kabilah bani
Hasyim.Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia di kalangan suku Quraisy.
Kakek Muhammad yang bernama Abdul muttalib merupakan salah satu kepala suku
Quraisy.AyahMuhammad bernama Abdullah. Ia merupakan salah satu putra Abdul
Muttalib.Ibu Muhammad bernama Aminah Binti Wahhab. Ia berasal dari kabilah bani
Zuhroh. Baik dari garis keturunan ayahnya maupun ibunya,Muhammad merupakan
keturunan nabi Ismail dan Nabi Ibrahim.
Tidak lama setelah peristiwa serangan pasukan
Gajah, Aminah binti Wahhab melahirkan seorang anak laki-laki. Anak laki-laki
itu adalah Muhammad. Ia lahir pada malam menjelang dini hari Senin Tanggal 12
Robiul Awwal tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M.
Muhammad kemudian diasuh oleh Halimah
Assa’diyah sampai usia 4 tahun. Jejak kanak-kanak,Muhammad sudah menunjukkan
tanda-tanda Kenabian . Muhammad sudah pandai berjalan pada usia 5 bulan. Ia
juga telah pandai berbicara ketika berusia 9 bulan. Pada usia 2 tahun ia sudah
bisa dilepas untuk menggembala kambing bersama anak-anak Halimah. Pada usia itu
ia berhenti menyusu.
Aminah Binti Wahab, ibu Muhammad meninggal di
kampung Abwa Setelah berziarah kemakam Abdullah di kota Yasrib.Muhammad
Kemudian diasuh oleh Abdul Muthallib. Setelah Abdul Muthallib
meninggal,muhammad diasuh oleh Abu Thalib.
Silsilah Nabi
Muhammad saw
Fihr/Quraisy
Kilab
Qusay
Abdu Dar Abdul Uzza Abdu Manaf Zuhrah
Hasyim Abdu Manaf
Abdul Mutholib
Wahab
Abbas Abu Thalib Abu Lahab Zubair
Hamzah
Abdullah
Aminah
Muhammad
|
2.3
Mengambil ibrah dari kenabian dan kerasulan Muhammad SAW
Muhammad adalah anggota kabilah Bani Hasyim.
Kabilah ini memiliki kedudukan yang mulia di kalangan suku Quraisy.
Standar
Kompetensi:
3.
Mengenal peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Kompetensi
Dasar:
3.1. Mendeskripsikan peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Sebagai
keturunan Bani Hasyim, Nabi Muhammad saw selalu membantu menyediakan air bagi orang
yang datang ke Ka’bah untuk memuja berhala. Walaupun demikian, ia tidak pernah
mengikuti upacara pemujaan itu. Ia merasa risi terhadap perbuatan kaumnya yang
menyembah berhala. Oleh karena itu, menjelang usia 40 tahun, ia sering
bertafakkur di Gua Hira yang terletak 6 km di sebelah timur kota Makkah.
Bertafakkur ialah mengasingkan diri untuk merenung atau menimbang dengan
sungguh-sungguh. Wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan, 6 Agustus 611
Masehi. Ayat yang turun waktu itu adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah
turunnya wahyu pertama, Muhammad dan Khadijah menemui Waraqah bin Naufal. Ia
seorang pemeluk Nasrani yang taat dan mempelajari Injil dan bahasa Ibrani.
Waraqah bin Naufal memberi tahu bahwa peristiwa tersebut merupakan tanda bahwa
Muhammad telah dipilih Allah swt menjadi utusanNya.
Wahyu kedua
yang turun adalah Surah al-Muddasir ayat 1-7. Setelah turunnya ayat tersebut,
Nabi Muhammad saw mulai berdakwah.
3.2 Mengambil
ibrah peristiwa kerasulan Muhammad SAW
Sosok Muhammad
adalah pribadi yang sempurna. Sifat, watak dan budi pekertinya menyenangkan
orang lain. Ia tidak memiliki sifat tercela. Oleh karena itu, ia digelari
Al-Amin oleh masyarakat Mekkah. Dan kebijaksanaanNya terlihat pada peristiwa
peletakan Hajar Aswad.[1]
Kelas IV
Semester I
Standar
Kompetensi:
1.
Mengenal dakwah Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya
Kompetensi
Dasar:
1.1
Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW beserta
para sahabatnya
A.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Setelah menerima wahyu yang pertama, Khadijah
mengajak Nabi Muhammad saw untuk menemui Waraqah bin Naufal (saudara Khadijah,
seorang pemeluk Nasrani yang taat dan rajin
mempelajari Injil dalam bahasa Ibrani). Dari Waraqah bin Naufal inilah,
Nabi Muhammad saw mengetahi bahwa dirinya telah diangkat Allah swt menjadi
rasul.
Seusai pertemuannya dengan Waraqah bin Naufal,
Nabi Muhammad saw mendapatkan wahyu yang kedua, yaitu surah al- Muddatsir ayat
1-7. Dalam ayat ini, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk berdakwah
kepada umatnya. Setelah turun wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw berdakwah.
Namun, dakwahnya masih terbatas pada sanak keluarganya atau secara
sembunyi-sembunyi. Orang-orang yang menerima dakwah Nabi Muhammad saw pada masa
itu terdiri dari kalangan keluarganya. Mereka adalah orang-orang yang telah
mengenal kejujuran dan ketulusan beliau. [2]
B.
Dakwah secara terang-terangan
Nabi Muhammad saw menjalankan dakwah secara
diam-diam ini 3 tahun lamanya. Kemudian, turun perintah untuk menjalankan
dakwah secara terang-terangan. Perintah itu terdapat dalam surah al-Hijr ayat
94 berikut.
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚÌôãr&ur Ç`tã tûüÏ.Îô³ßJø9$# ÇÒÍÈ
Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Nabi Muhammad
saw kemudian melaksanakan perintah itu. Langkah pertama yang dilakukannya
adalah mengundang kerabat dan beberapa orang terpandang dari suku Quraisy dalam
jamuan makan. Dalam kesempatan itu, Nabi Muhammad saw menyampaikan inti ajaran
Islam agar manusia hanya menyembah Allah swt. Manusia dilarang menyembah
berhala dan benda-benda lain. Akan tetapi, kebanyakan orang yang hadir itu
menolak ajakan Nabi Muhammad saw. Mereka menganggap ajaran Nabi Muhammad saw
bertentangan dengan ajaran nenek moyang. Hanya sedikit di antara mereka yang
mau menerima. Sebagian yang lain menolak ajakan itu dengan halus, tetapi
sebagian yang lain juga menolaknya secara terang-terangan.
1.2
Menunjukkan contoh ketabahan Nabi Muhammad SAW
beserta para sahabatnya dalam berdakwah
Walaupun mendapat tentangan yang keras, usaha
dakwah Nabi Muhammad saw terus berlanjut. Jumlah pemeluk Islam setiap hari
selalu bertambah.
Ketika kaum kafir Quraisy gagal membujuk Nabi
Muhammad saw untuk menghentikan dakwahnya, akhirnya mereka mulai menggunakan
cara-cara kekerasan. Mereka melakukan kekerasan terhadap Nabi Muhammad saw dan
menyiksa para pengikutnya. Mereka dipukul, dicambuk, dan tidak diberi makan
serta minum. Akibat perlakuan yang sangat kejam itu, Nabi Muhammad saw
mengungsikan para pengikutnya ke Ethiopia atau Habsyah.
Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi
Muhammad saw begitu lengkap ketika pamannya, Abu Thalib meninggal dunia pada
usia 87 tahun. Tiga hari kemudian, Khadijah juga meninggal dunia. Peristiwa itu
terjadi pada tahun ke-10 kenabian. Tahun itu diberi nama ‘amul-huzn atau
tahun kesedihan. Namun, beliau tetap sabar dan tabah dalam menjalankan
dakwah.ketabahan Nabi Muhammad saw itulah yang membuat dakwah Islam terus
berjalan hingga masa-masa sesudahnya.
Para sahabat Nabi Muhammad saw menunjukkan
ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan agama Islam. Mereka mengalami
perlakuan yang buruk dari kaum kafir Quraisy, seperti diolok-olok, dicaci maki,
dipukuli, ditelentangkan di atas pasir, dan disiksa dengan cara yang lain.
Misalnya, Bilal bin Rabah, yang merupakan sahabat kesayangan Nabi Muhammad saw.
Ia seorang berkulit hitam dari Habsyah. Pada mulanya ia menjadi budak Umayyah
bin Khalaf. Ketika tuannya mengetahui bahwa ia telah memeluk Islam, Bilal bin
Rabah disiksa dengan kejam. Ia dijemur dengan telentang di atas pasir yang
panas tanpa mengenakan baju. Kemudian, sebuah batu besar ditimpakan di atas
dadanya. Dalam keadaan demikian, mulutnya terus mengucapkan ahad. Abu
Bakar s- Siddiq kemudian datang dan membelinya dari Umayyah bin Khalaf.
Akhirnya, Bilal menjadi orang yang merdeka. Setelah itu, ia menjadi muazin Nabi
Muhammad saw.
1.3
Meneladani ketabahan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya dalam berdakwah
Ø Meskipun
penderitaan dan cobaan yang dihadapi manusia begitu berat, namun harus tetap
sabar dan tabah dalam menghadapinya.
Ø Dalam
mempertahankan keyakinannya, manusia bersedia mengorbankan jiwa raganya.
Standar
Kompetensi:
2.
Mengenal kepribadian Nabi Muhammad SAW
Kompetensi
Dasar:
2.1
Mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
a.
Sifat-sifat mulia Nabi Muhammad saw
1.
Siddiq (berarti jujur dan benar ).
2.
Amanah (terpercaya).
3.
Tabligh (menyampaikan).
4.
Fathanah (bijaksana dan cerdas).
b.
Kepedulian Nabi Muhammad saw terhadap sesama
Contohnya, ketika terjadi pada waktu Nabi
Muhammad saw melaksanakan hijrah. Dikisahkan setelah berhasil lolos dari
kepungan kaum kafir Quraisy, Nbi Muhammad saw berangkat ke Madinah dengan
ditemani oleh Abu Bakar as-siddiq. Dalam perjalanan, mereka dikejar oleh
Suraqah bin Malik. Ia tergiur hadiah 100 ekor unta. Hadiah itu dperuntukkan
oleh siapa saja saja yang berhasil menangkap Nabi Muhammad saw ditengah padang
pasir Suraqah bin Dengan penuh nafsu, ia mengejar mereka.
Namun, keajaiban terjadi. Ketika jarak mereka
tinggal beberapa langkah langkah lagi, kuda Suraqah bin Malik jatuh terperosok.
Suraqah bin Malik akhirnya jatuh kesakitan. Melihat hal itu, Nabi Muhammad
datang menolongnya. Suraqah bin Malik akhirnya meminta maaf serta membiarkannya
pergi. Begitulah sifat Nabi Muhammad saw yang sangat terpuji. Beliau tetap
memberi maaf terhadap orang yang nyata-nyata hendak membunuhnya.
C.
Kepedulian Nabi Muhammad saw terhadap Alam
Sekitar
Rasa belas kasih yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad saw tidak terbatas kepada sesama manusia saja. Akan tetapi, beliau
juga mempunyai rasa belas kasih kepada lingkungan yang ditempati manusia. Hal
itu tentu sangat sesuai dengan peran Nabi sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Contoh kebaikan yang beliau berikan kepada umat
manusia adalah sikap yang benar terhadap alam sekitar. Hal itu terjadi ketika
Nabi Muhammad saw mengirimkan pasukan ke Mu’tah. Beliau berpesan kepada
pasukannya, “jangan sekali-kali kalian membunuh wanita, anak-anak,dan orang
tua, janganlah kalian menghancurkan rumah-rumah, serta janganlah kalian
menebang pohon!”
2.2
Menunjukkan contoh perilaku yang meneladani
kepribadian Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam
·
Memberikan maaf terhadap orang yang berbuat kesalahan.
·
Tidak menebang pohon.
2.3
Meneladani kepribadian Nabi Muhammad SAW
sebagai rahmat bagi seluruh alam
Ø Mempunyai rasa belas
kasih kepada lingkungan yang ditempati manusia.
Ø Bersikap peduli
terhadap sesama manusia
Kelas IV
Semester II
Standar
Kompetensi:
3. Memahami
hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah
Kompetensi
Dasar:
3.1
Mengidentifikasi sebab-sebab Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Thaif dan Habsyah
Setelah meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah,
dakwah Nabi Muhammad saw makin berat. Abu Thalib dan Khadijah merupakan dua
pelindung utama dakwah Nabi Muhammad saw. Dengan meninggalnya mereka, kaum
kafir Quraisy menjadi lebih berani dalam merintangi dan mengganggu Nabi
Muhammad saw.
Karena gangguan yang sedemikian rupa, Nabi
Muhammad saw menganggap bahwa kota Makkah tidak lagi bisa dijadikan sebagai
pusat dakwah. Serta tekanan terhadap Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya makin
bertambah kejam, hal itu membuat Nabi Muhammad saw merasa kasihan terhadap para
pengikutnya. Beliau memerintahkan mereka hijrah ke Habsyah (Ethiopia). Banyak
perlakuan kasar kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya. Semua
itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Nabi Muhammad saw kemudian
berusaha menyebarkan Islam ke kota Taif, sebuah kota di Hijaz, merupakan sebuah kota yang terletak kurang
lebih 65 km di sebelah tenggara Kota Makkah. Pada waktu itu, Taif didiami penduduk
dari Bani Saqif.
3.2
Menceritakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw
ke Thaif dan Habsyah
Pada tahun 615 M atau tahun ke-5 dari kenabian,
berangkatlah kaum muslimin hijrah ke Habsyah (Ethiopia). Rombongan pertama yang
hijrah berjumlah 15 orang, dipimpin oleh Utsman bin Affan terdiri atas 11
laki-laki dan 4 wanita. Kemudian, disusul rombongan kedua diikuti oleh 83
laki-laki dan 17 orang perempuan yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Banyak perlakuan kasar kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw dan
pengikutnya. Semua itu tidak menjadikan beliau mundur untuk berdakwah. Nabi
Muhammad saw kemudian berusaha menyebarkan Islam ke kota Taif. Dalam usahanya
berdakwah ke Taif, Nabi Muhammad saw ditemani anak angkatnya, Zaid bin
Haritsah. Kepergian Nabi Muhammad saw ke Taif ini terjadi pada dua tahun
menjelang hijrah ke Madinah. Mereka berdua berangkat menuju Taif dengan
berjalan kaki.
Sesampainya di Taif, Nabi Muhammadd saw menemui
beberapa tokoh penguasa Taif, yaitu Abdul Yalail, Mas’ud dan Hubaib. Kepada
mereka, Nabi Muhammad saw menyampaikan pokok-pokok ajaran Islam. Nabi Muhammad
saw juga berharap agar mereka bersedia membantu usahanya dalm menyebarluaskan
ajaran Islam.
Namun, mereka menolak seruan Nabi Muhammad saw.
Merka mengusir Nabi Muhammad saw,
bahkan mereka menyuruh penduduk Taif untuk menyakiti Nabi Muhammad saw. Mereka
menyoraki, mengejek, memukuli dan melempari Nabi Muhammad saw dengan batu.
Akibatnya, tubuh Nabi Muhammad saw penuh
luka dan berlumuran darah. Adapun Zaid bin Haritsah berusaha melindungi
Nabi Muhammad saw dari tindakan penduduk Taif itu. Akibatnya, ia juga menderita
luka yang cukup parah. Sekujur tubuhnya belumuran darah.
Dengan tertatih-tatih, Nabi Muhammad saw dan
Zaid bin Haritsah meninggalkan Taif. Nabi Muhammad saw dan Zaid bin Haritsah
kemudian meneruskan perjalanannya kembali ke Makkah. Namun, berita tentang
dakwah Nabi Muhammad saw ke Taif telah sampai kepada kaum kafir Quraisy. Hal
itu membuat mereka makin memusuhi Nabi Muhammad saw dan pengikutnya.
3.3
Meneladani kesabaran Nabi Muhammad
SAW dalam peristiwa hijrah ke Thaif dan Habsyah
Ø Dalam
berdakwah, meskipun ada kaum yang mengejek, dakwah harus tetap dilaksanakan.
Standar
Kompetensi:
4.
Memahami peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
SAW
Kompetensi
Dasar:
4.1
Mendeskripsikan peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
A.
Peristiwa Isra’Mi’raj
Dalam sejarah Islam, Isra’-Mi’raj berarti
perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa
di Yerusalem dan diteruskan dengan naik ke langit sampai Sidratul Muntaha.
Perjalanan ini mengandung perintah untuk
mendirikan shalat lima waktu sehari semalam. Peristiwa ini terjadi setahun
menjelang Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Peristiwa ini dijelaskan oleh oleh
Allah swt dalam Al-Qur’an Surah al-Isra’ ayat 1:
`»ysö6ß üÏ%©!$# 3uó r& ¾ÍnÏö7yèÎ/ Wxøs9 ÆÏiB ÏÉfó¡yJø9$# ÏQ#tysø9$# n<Î) ÏÉfó¡yJø9$# $|Áø%F{$# Ï%©!$# $oYø.t»t/ ¼çms9öqym ¼çmtÎã\Ï9 ô`ÏB !$oYÏG»t#uä 4 ¼çm¯RÎ) uqèd ßìÏJ¡¡9$# çÅÁt7ø9$# ÇÊÈ
Artinya: Maha
suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
B.
Kejadian-kejadian dalam Isra’-Mi’raj
Dalam perjalanan Isra’-Mi’raj, Nabi Muhammad
saw melihat beberapa kejadian, yang mana kejadian itu merupakan tanda-tanda
kebesaran Allah swt dan menjadi gambaran keadaan nyata di dunia. Kejadian itu
adalah:
1.
Nabi Muhammad saw melihat beberapa orang
membawa daging yang baik. Di sebelahnya ada daging yang busuk. Orang-orang itu
justru mengambil daging yang busukn membuang daging yang baik. Mereka adalah
gambaran orang-orang yang berzina.
2.
Nabi
Muhammad saw melihat orang yang memiliki perut sangat besar. Begitu besar perut
itu sehingga ia tidak bisa beranjak dari tempatnya. Orang itu adalah gambaran
orang yang suka makan riba.
3.
Nabi Muhammad saw melihat orang-orang yang
memotong lidahnya sendiri. Setelah dipotong, lidah itu tersambung lalu dipotong
lagi. Demikianlah, hal itu dilakukannya berulang-ulang. Setiap kali lidahnya
terpotong ia akan menjerit kesakitan. Hal itu merupakan gambaran orang yang
suka menggunjing.
4.
Nabi Muhammad saw menyaksikan malaikat penjaga
neraka. Malaikat ini tidak pernah tersenyum dan wajahnya sangat menakutkan.
Wajahnya tidak memperlihatkan keceriaan dan kegembiraan sedikit pun.
C.
Tanggapan masyarakat Makkah terhadap peristiwa
Isra’ Mi’raj
Menjelang subuh, Nabi Muhammad saw telah
kembali berada di Makkah. Nabi Muhammad saw kemudian menceritakan peristiwa
luar biasa yang baru saja dialaminya tadi malam kepada kaum muslimin. Orang
pertama yang mempercayainya adalah Abu Bakar. Oleh karena itu, ia mendapatkan
gelar as-siddiq yang artinya orang yang membenarkan. Adapin kaum
muslimin semuanya juga membenarkan cerita Nabi Muhammad saw tersebut.
Berita tentang peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut
akhirnya juga sampai ke telinga kaum kafir Quraisy. Menurut mereka, peristiwa
Isra’ Mi’raj adalah hal yang mustahil dan merupakan kebohongan Nabi Muhammad
saw semata. Hal itu mereka jadikan bukti kedustaan dan kepalsuan seruan Nabi
Muhammad saw.
4.2
Mengambil hikmah dari peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
Hikmah dari
peristiwa Isra’-Mi’raj Nabi Muhammad SAW, yaitu:
1.
Menambah kekuatan mental Nabi Muhammad saw dan
kaum muslimin dalam mengembangkan ajaran Islam.
2.
Memberikan tambahan keimanan, ketahanan,
ketetapan, serta keyakinan Nabi Muhammad saw dalam menegakkan Islam sampai
berhasil.[3]
BAB III
PEMBAHASAN
Dari landasan teori mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada
Madrasah Ibtidaiyah kelas III dan IV yang telah kami bahas di atas, kami dapat
menganalisis dan menghasilkan beberapa analisis yang meliputi:
a.
Analisis Materi
Dalam Kompetensi Dasar (KD) kelas
III disebutkan “menjelaskan masa remaja atau masa muda Nabi
Muhammad SAW ”. Sedangkan Standar Kompetensinya
(SK) adalah “mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam”. Hali ini sangat tidak sesuai. Seharusnya KD
“menjelaskan
masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ”
dimasukkan ke SK “mengenal sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW”.
Dalam Standar Kompetensi kelas IV
disebutkan “memahami
hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah”. Seharusnya ditulis “memahami hijrah
Nabi Muhammad SAW ke Habsyah dan Thaif” karena Nabi Muhammad saw hijrah
terlebih dahulu ke Habsyah, kemudian baru hijrah ke Thaif.
b.
Keterkaitan Materi Kelas 3 dan 4
Dalam hal keterkaitan materi Sejarah
Kebudayaan Islam, kami menganalisis bahwa materinya sudah saling terkait mulai
dari kelas III dan IV. Pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sini,
peserta didik ditekankan untuk mulai mengenal sejarah masyarakat
Arab pra- Islam, mulai dari keadaan alam, sosial, ekonomi, keadaan
adat-istiadat dan kepercayaan mereka. Kemudian peserta
didik ditekankan untuk mengenal sejarah kelahiran, kerasulan, dakwah Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya, kepribadian Nabi Muhammad saw,ti
memahami hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif dan Habsyah hingga peristiwa Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad saw. Dari peristiwa di atas, peserta didik diharapkan
dapat mengambil ibrah dari peristiwa tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Analisis
Materi, kami temukan dalam Kompetensi Dasar (KD) kelas III disebutkan “menjelaskan
masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ”.
Sedangkan Standar Kompetensinya (SK) adalah “mengenal sejarah masyarakat
Arab pra- Islam”.
Hali ini sangat tidak sesuai. Seharusnya KD “menjelaskan
masa remaja atau masa muda Nabi Muhammad SAW ”
dimasukkan ke SK “mengenal sejarah kelahiran Nabi
Muhammad SAW”.
2.
Dalam
hal keterkaitan materi Sejarah Kebudayaan Islam, kami menganalisis bahwa
materinya sudah saling terkait mulai dari kelas III dan IV. Pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam di sini, peserta didik ditekankan untuk mulai mengenal sejarah masyarakat Arab pra- Islam, mulai dari keadaan alam, sosial, ekonomi, keadaan
adat-istiadat dan kepercayaan mereka hingga peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad saw.
B.
Saran
a.
Bagi Pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah disajikan
agar lebih menambah pemahaman dan kreativitas dlam mengembangkan materi Sejarah
Kebudayaan Islam.
b.
Bagi Pembaca
Hendaknya
makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai materi Sejarah
Kebudayaan Islam kelas III dan IV, kemudian dapat memahami serta meneladani
dari peristiwa masa lampau tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Misbah,
Qusyairi. 1999. Sejarah Kebudayaan
Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Sugiharto, Sugeng. Bingkai Sejarah
Kebudayaan Islam 1 untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Sugiharto, Sugeng. Bingkai Sejarah
Kebudayaan Islam 2 untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
[1] [1]
Sugeng
Sugiharto, Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 2untuk kelas III Madrasah
Ibtidaiyah, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2008, hal. 2-102
[2] Qusyairi Misbah, Sejarah
Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), 1999, hal. 36
[3] Sugeng
Sugiharto, Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 2untuk kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2008, hal. 2-71
0 komentar:
Post a Comment