BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi remaja adalah bagian dari
psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari kehidupan remaja.[1]
Disini remaja atau generasi muda adalah
generasi penerus bangsa yang kelak menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan
kedamaian dan ketenteraman umat manusia dimuka bumi ini. Jika generasinya rusak
maka secara otomatis bangsanya pun akan ikut rusak,sehingga demi mewujudkan
cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah mampu mencetak generasi
yang berkualitas sesuai harapan bangsa dan Negara. Tetapi pada kenyataanya
banyak generasi muda atau remaja juga menjadi gudang permasalahan.
Dalam proses perkembangan kematangan
psikologis dan biologis, remaja kerap menghadapi ketegangan,kebingungan,dan
kekhawatiran. Remaja menjadi gemar coba-coba dalam emosi labil sehingga mudah
terpengaruh. Remaja juga sering melakukan sesuatu hal tanpa berpikir panjang
terhadap akibat yang akan terjadi selanjutnya. Sehingga usaha untuk mewujudkan
generasi penerus yang diharapkan akan sulit untuk diwujudkan. Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang psikologi perkembangan
masa remaja.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan berbagai rumusan masalah
sebagai berikut:
1.
Apa
definisi dari remaja ?
2.
Bagaimana
perkembangan masa remaja ?
3.
Bagaimana
ciri-ciri remaja ?
4.
Apa
sebab-sebab masalah remaja ?
5.
Bagaimana
periode masa remaja ?
BAB II
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA REMAJA
A. Pengertian Masa Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa
latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko,
1984 dalam Rice, 1990).
Ada pula ahli psikologi berpendapat
bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yaitu saat anak-anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak. Tetapi
dilihat dari pertumbuhan fisiknya belum dikatakan sebagai orang dewasa.[2]
Masa remaja termasuk masa yang
sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan
pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan
dikalangan remaja, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa
sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku dikalangan
masyrakat.
B. Aspek-Aspek Perkembangan
Pembahasan psikologi remaja mencakup 3 aspek perkembangan yaitu :
1. Perkembangan fisik (Termasuk Perkembangan Psi-Koseksual)
Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik pada akhir masa remaja menunjukkan
terbentuknya remaja laki-laki sebagai bentuk khas laki-laki dan remaja
perempuan menjadi bentuk khas perempuan.
a.
Tanda-Tanda
Pemasakan Seksual
Ada dua tanda-tanda pemasakan seksual tersebut meliputi:
tanda-tanda pemasakan seksual primer dan sekunder. Tanda-tanda pemasakan seksual primer yaitu:
pemasakan pada organ tubuh yang langsung berhubungan dengan pertumbuhan dan
reproduksi. Sedangkan tanda-tanda pemasakan seksual sekunder yaitu: menunjukkan
tanda-tanda khas sebagai laki-laki dan perempuan.
b.
Perbedaan
Kriteria Pemasakan Seksual
Pada perempuan nampak lebih jelas dibandingkan dengan laki-laki.
Pada perempuan ditandai dengan menarche (haid pertama). Sedangkan pada
laki-laki ditandai dengan ejakulasi pertama (mimpi basah ). Hal ini biasanya
hanya diketahui oleh remaja bersangkutan dan jarang diceritakan kepada orang
lain.
c.
Perbedaan
Urutan Gejala Pemasakan Seksual
Pada laki-laki dimulai dengan pertumbuhan testes, kemudian
mengalami perubahan suara menjadi agak sangat berat dengan penambahan kekuatan.
Pada perempuan dimulai dengan payudara bagian putting susu diikuti dengan
jaringan pengikat, kemudian payudar dalam bentuk dewasa. Kelenjar payudara akan
mereaksi pada masa terjadinya kehamilan dan reproduksi air susu pada akhir
kehamilan.
d.
Perkembangan
Percintaan Remaja
Seiring dengan kematangan seksual, seorang remaja mengalami jatuh
cinta didalam masa kehidupannya pada usia belasan tahun. Pada masa ini mereka
tertarik pada lain jenis dan kedua jenis remaja saling mengenal perasaan cinta.
2. Perkembangan kognisi dan Bahasa
a. Konsep kecerdasan
Kemampuan berfikir tercakup dalam aspek kognitif yang sering
disebut kecerdasan atau intelegensi. Intelegensi adalah suatu kemampuan yang
merupakan kemampuan tunggal artinya semua tugas dan prestasi mental hanya
menuntut dua macam kualitas saja yaitu intelegensi umum dan keterampilan
individu dalam hal tertentu. [3]
b. Pengukuran kecerdasan
Kecerdasan dapat diukur salah satunya melalui tes kecerdasan yang disebut tes IQ.
3. Aspek Perkembangan
kepribadian dan sosial
Yang dimaksud dengan perkembangan
kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan
menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan
dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada
masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian
identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang
penting dalam hidup.
Perkembangan sosial pada masa remaja
lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua. Dibanding pada masa
kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti
kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Dengan demikian,pada
masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh
lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah
mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya
sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh
tekanan dari kelompok teman sebaya.
Kelompok teman sebaya diakui dapat
mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya. Bagi
remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara
berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya.
C. Ciri-Ciri Remaja
Ada beberapa ciri yang harus diketahui diantaranya:
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan pesat, lebih cepat
dibandingkan masa kanak-kanak dan dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang
cepat itu, remaja membutuhkan makan dan tidur lebih banyak.
2. Perkembangan Seksual
Pada anak laki-laki diantaranya: mengalami mimpi pertama (mimpi
basah), pada lehernya tumbuh seperti buah jakun yang membuat suaranya seperti
pecah, dan di sekitar bibir dan kemaluannya mulai tumbuh rambut.
Pada anak perempuan diantaranya: rahimnya sudah mulai bisa dibuahi
atau sudah menstruasi (datang bulan), di bagian mukanya mulai tumbuh jerwat,
penimbunan lemak membuat dadanya mulai tumbuh, pinggulnya mulai melebar, dan
pahanya mulai membesar.
3. Cara Berfikir Kausalitas
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat, remaja mulai berfikir
kritis sehingga dia akan melawan bila orang tua, guru, dan lingkungan masih
menganggapnya sebagai anak kecil. Bila guru dan orang tua tidak tahu cara berpikir
remaja, akibatnya timbulah kenakalan remaja.[4]
4. Emosi Yang Meluap-Meluap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan
keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali dan lain waktu bisa senang
sekali. Hal ini terlihat pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang
tersinggung perasaannya karena misalnya diplototi. Dan emosi remaja lebih kuat
dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realitas.
5. Mulai Tertarik Pada Lawan Jenis
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis yaitu laki-laki dan
perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja mereka mulai tertarik pada lawan
jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti,
kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja akan cenderung
tertutup dengan orang tuanya.
6. Menarik Perhatian Lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dalam lingkungannya,
berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegitan remaja di
kampung-kampung yang diberi peranan, pasti ia akan melaksanakan dengan baik.
Bila tidak diberi peranan maka ia akan melakukan perbuatan untuk menarik
perhatian masyarakat, bila perlu maka akan melakukan perkelahian dan kenakalan
lainnya. Remaja akan berusha mencari peranan di luar rumah bila orang tua tidak
memberi peranan kepadanya karena menganggapnya sebagai anak kecil.
7. Terikat Dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok
sebayanya dalam pengalaman pun mereka berusah untuk berbuat yang sama misalnya,
berpacaran, berkelahi, dan mencuri. Apa yang dilakukan pemimpin kelompoknya
ditirunya, walaupun yang dilakukan itu tidak baik. Dalam kelompok itu bisa
melampiaskan perasaan tertekan karena mungkin tidak dimengerti oleh orang tua
dan kakak-kakaknya.
Kelompok atau gang sebenarnya tidak berbahaya asalkan saja
kita bisa mengarahkannya. Karena dalam kelompok tersebut remaja hanya ingin
memperoleh kebutuhannya untuk dianggap, dimengerti, mancari pengalaman baru,
berprestasi, diterima statusnya, harga diri, rasa aman, yang semua itu belum
tentu diperoleh di rumah maupun di sekolah.[5]
D. Sebab-Sebab Masalah Remaja
Sebab-sebab masalah remaja dapat ditinjau dari lima lingkungannya
yang mempunyai ciri-ciri yang sama dimana mereka menjalani kehidupannya sehari-hari,
yang meliputi:
1. Lingkungan Keluarga
Diantaranya oleh
masalah ekonomi keluarga, pekerjaan orang tua, dan hubungan keluarga dengan
masyarakat sekitarnya. Perubahan remaja mengarah kepada hubunagan antar anak
dengan orang tua.
2. Lingkungan Sekolah
Diyakini
kesuksesan hidup diawali dari keberhasilan di sekolah. Karena sekolah identik
dengan persaingan dan kompetisi. Remaja tidak saja merasa tidak betah tinggal
di rumah, tetapi juga mereka tidak kerasan berada di sekolah.
3. Lingkungan Masyarakat
Karena berbagai
alasan kehidupan lingkungan di masyarakat seperti lingkungan RT, RW, semakin
acuh dan individualistik. Tiap orang asik sibuk dengan urusan masing-masing.
Tiap orang makin tidak memiliki waktu dan tidak merasa perlu untuk mengetahui
apa lagi mengurusi urusan orang lain. Sehingga para remaja tidak betah di
rumah, tidak kerasan di sekolah, dan sekarang mereka kesepian di linkungan
masyarakatnya.
4. Lingkungan Media
Mereka
menghabiskan waktunya untuk mengakses berbagai media: TV, koran, radio,
majalah, website, handphone dan lainnya. Dari berbagai media yang telah mereka
akses menjadikan mereka berkembang melebihi apa yang mereka harapkan, karena
perkembangan media yang makin pesat. Orang tidak bisa membatasi, apa lagi untuk
mengontrol remaja untuk hanya melihat, membaca dan mengakses informasi yang
baik-baik saja.
5. Lingkungan Kelompok Sebaya
Dengan kelompk
sebaya antar remaja saling berkomunikasi dan saling mencurahkan isi hati
(curhat). Mereka saling mengadu dan saling menceritakan perasaan dan isi hati
mereka. Kadang hubungan ini berkembang menjadi semakin bebas. Inilah yang
membawa remaja indonesia kearah prilaku kehidupan yang tidak sehat berkaitan
dengan seks pranikah, Narkoba, dan HIV/AIDS.[6]
E. Periode Masa Remaja
Masa
remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1.
Periode Masa Puber usia 12-14 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
·
Anak
tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
·
Anak
mulai bersikap kritis dan merindu puja.
b.
Masa Pubertas usia 14-16 tahun : masa remaja awal. Cirinya:
·
Mulai
cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
·
suka meyembunyikan isi hatinya
·
Memperhatikan
penampilan
·
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
·
Suka
berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
·
Perbedaan
sikap pemuda dengan sikap gadis [7]:
Sikap Pemuda
|
Sikap Gadis
|
1.
aktif memberi,melindungi,dan menolong.
|
1.
Suka dilindungi dan ditolong
|
2.
Ingin memberontak dan mengkritik
|
2.
dorongan itu dilunakkan oleh perasaan terikat pada aturan-aturan dan tradisi
|
3.
Ingin mencari kemerdekaan berfikir, bertindak dan memperoleh hak-hak turut
berbicara
|
3.
Ingin dicintai dan menyenangkan hati orang lain
|
4.
suka meniru perbuatan orang-orang yang dipujanya
|
4.
Tidak ingin meniru lebih suka bersikap pasif
|
C. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas
ke masa adolesen. Cirinya:
·
Pertumbuhan
fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya.
·
Proses
kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2.
Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini
adalah:
·
Perhatiannya
tertutup pada hal-hal realistis
·
Mulai menyadari akan realitas
·
Sikapnya mulai jelas tentang hidup
·
Mulai nampak bakat dan minatnya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
v Masa remaja merupakan masa peralihan
dari masa anak-anak ke masa dewasa.
v Pembahasan psikologi remaja mencakup 3 aspek perkembangan yaitu :
1. Perkembangan fisik (Termasuk Perkembangan Psi-Koseksual) :Tanda-Tanda
Pemasakan Seksual, Perbedaan Kriteria Pemasakan Seksual,Perbedaan Urutan Gejala
Pemasakan Seksual,Perkembangan Percintaan Remaja.
2. Perkembangan kognisi dan Bahasa :Konsep kecerdasan dan Pengukuran
kecerdasan.
3. Aspek Perkembangan
kepribadian dan sosial.
v Ciri-Ciri Remaja
Ada beberapa ciri yang harus diketahui diantaranya: pertumbuhan
fisik, perkembangan seksual,cara berfikir kausalitas, emosi yang meluap-meluap,
mulai tertarik pada lawan jenis,menarik perhatian lingkungan,terikat dengan
kelompok.
v Sebab-sebab masalah remaja : Lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
media, dan kelompok sebaya.
v Periode Masa Remaja.
Masa
remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun :masa pra pubertas,masa
pubertas usia 14-16 tahun, masa akhir pubertas.
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun : Merupakan masa akhir
remaja.
Dengan mengetahui tentang psikologi perkembangan masa remaja dan
ciri-ciri usia remaja diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri
memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan
dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja
akan tumbuh menjadi generasi muda sesuai harapan bangsa.
B.
Saran
1. Saran untuk pembaca
Semoga bisa menjadi acuan
dalam memahami materi tentang psikologi perkembangan masa
remaja dan dapat dijadikan
pertimbangan untuk membahas lebih jauh lagi berkenaan dengan materi-materi lain.
2. Saran untuk penulis
Semoga bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk
mengkaji dan membuat makalah yang semakin baik
Demikian makalah
yang dapat kami sampaikan, ini bukan proses akhir karena “ Tak ada gading yang
tak retak” Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca
yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2010.Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja. Jakarta: Bidang KB-KR
Dariyo Agoes. 2007. Psikologi perkembangan. bandung:
PT.Refik Aditama
Gunarsa, S.D. (1988). Psikologi
remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
L. Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Papalia,
D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D. (2001). Human development (8th
ed.). Boston: McGraw-Hill
Rice,
F.P. (1990). The adolescent development, relationship & culture (6th ed.).
Boston:Ally&Bacon
Hidayati Wiji
& Purnami Sri. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras
[1]
Agoes dariyo,Psikologi
perkembangan,(bandung: PT.Refik Aditama,2007). Hlm.8
[2] Zulkifli L., Psikologi
Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm: 63
[3] Dra. Wiji
Hidayati, M.Ag & Sri Purnami, S.Psi, Psikologi Perkembangan,
(Yogyakarta: Teras, 2008), hlm: 143
[4] Zulkifli,
Psikologi Perkembangan, hlm.65
[5] Ibid,
hlm.67
[6] BKKBN, Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, (Jakarta:Bidang KB-KR, 2010) hlm.20
[7] Zulkifli, Psikologi
perkembangan, hlm. 71
0 komentar:
Post a Comment