-->
KOMUNIKASI PENDIDIKAN
MAKALAH
GUNA MEMENUHI TUGAS
TEKNIK PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU
Drs. Maswan, NM
DI SUSUN OLEH
1.
VITA ANGGELIA (210183)
2.
YENI CHOIRUL UMMAH (210187)
3.
ZUDI PRANATA (210191)
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU) JEPARA
SEMESTER 3D
2011
Jln Taman Siswa No.9 Pekeng Tahunan Jepara, 59427
Telp./fax (0291) 593132
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar
seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan
sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang
dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang
timbalk balik.
Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya
proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik
atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi
itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar
, hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada
dalam proses komunikasi.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu
diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi,
baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator
harus memahami dari tujuan komunikasi.
B. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai
berikut :
a.
Pengertian
Komunikasi
b.
Tujuan
dan unsur-unsur komunikasi
c. Fungsi-fungsi komunikasi
d. Efektivitas proses komunikasi dalam
menajemen pendidikan.
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan
ini diarahkan untuk :
a. Untuk mengetahui arti komunikasi
b. Untuk mengetahui tujuan dan unsure-unsur
komunikasi
c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi
komunikasi
d. Untuk mengetahui efektivitas proses
komunikasi dalam manajemen pendidikan
D. Sistematika Penulisan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi
sistematika penulisannya meliputi bab I Pendahuluan yang berisikan tentang
latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan, bab II diibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan
unsure-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas
proses komunikasi dalam manajemen pendidikan, dan bab III merupakan bab
terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pemimpin
Dalam prose interaksi antara individu yang satu dengan yang lainya
terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna
mengemuakakan bahwa “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok
ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau
kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku
orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”[1]
Berdasarkan dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa dalam setiap
hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok akan terjadinya komunikasi
dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk informasi atau
berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam mengutarakan
perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
Selanjutnya menurut Aristoteles yang dikutif oleh Marsetio
Donosepoetro mengartikan “Rhetoric dengan komunikasi, yang artinya sebagai
segala usaha dan kemampuan seseorang untuk persuasi”.[2]
Dari uraian tersebut, bahwa komunikasi merupakan sebagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan tidak terlepas dari kemampuan yang dimilikinya
untuk berkomunikasi terhadap orang lain di dalam menyampaikan tujuan yang
diinginkan. Dengan demikian bahwa komunikasi dalam setiap bentuknya adalah
suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang yang
menjadi lawan bicara atau lawan untuk berkomunikasi.
B. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap
hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi
tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas
mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud
dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai
anggota organisasi.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.[3]
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus
ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan,ide
atau infromasi untuk diberikan.
2.
Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam
kata-kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3.
Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan,
atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada
siapa berita itu idtujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang
menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5.
Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerima berita.Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah
berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.[4]
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam
kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam
komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang
memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi
dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang
satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila
salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami
hambatan.
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi
komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas
bahwa fungsi komunikasi adalah :
1. Fungsi informasi
2. Fungsi komando akan perintah
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4. Fungsi integrasi[5]
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan
melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin
kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui
lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung
dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan,
di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di
mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya
dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk
pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh
bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang
diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang
meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga
bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus
dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk
melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung
jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu
merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan
satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada
dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana
seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu
sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan.
D. Efektivitas Proses Komunikasi dalam Manajemen
Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social
untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa
ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar
komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran
pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar.
Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk
berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima
respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses
komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
1.
Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus
selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang
terntetu.
2.
Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai
dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3.
Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima,
sesuai dengan maksud komunikasi.[6]
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi
sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari
pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud
secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan
pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi
secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan
kejelasannya.Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu
bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng
Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi
untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap.
Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang
menyenangkan.Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau
dibiaskan.”[7]
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan
pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke
bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau
lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu.Saluran-saluran itu
hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.Garis-garis komunikasi hendaknya
dibuat sependek dan selangsung mungkin.Hendaknya mungkin bagi semua anggota
untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah
komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar
pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.”[8]
Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara
kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan
informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk
disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi
hubungan-hubungan insani yang baik.”[9]Jika
komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia
akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap
organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa
kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi
yang sama.
Dalam kegitan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal
pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi.
Oleh sebab itu suatu manajemen pendidikan akan berhasil apabilla
terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana
gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator
dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala
sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan
dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau
instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya
lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan
komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan
terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi,
yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasit. Komunikasi aktif merupakan suatu
proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan
komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga
terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di
mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau
komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Komunikasi ialah proses
menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke
orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara
orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
Komunikasi merupakan suatu yang sangat
pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud
dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana
untuk mencapai tujuan.
3.
Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai
anggota organisasi.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus
ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau
informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada
penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai
beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah,
fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa
terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal
tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah
perlu.Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap
anggota.Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung
mungkin.Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber
komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara
formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan
insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan
perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai
dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah
antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi
atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada
kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi
terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
B. Saran-Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan
saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan
sebagai berikut:
1.Komunikator
hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan
saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat
efektif dan efisien.
2. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya
sebagai penerima pesan atau informasi.
3. Dalam
proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan
komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan
tercapainya tujuan yang telah diteapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Maman Ukas, Manajemen
Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999).
Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan
PendidikanBerpikir, (Surabaya : 1982).
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk
Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983).
[1]Oten
Stuisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung : Angkasa, 1983) h. 190.
[2]Marsetio
Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan PendidikanBerpikir,
(Surabaya : 1982) h. 35.
[3]Maman
Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo,
1999) h. 314-315
[4]Oteng
Sutisna, Op.cit., h. 192.
[5]Maman
Ukas, Op. cit., h. 315.
[6]Marsetio
Donosepoetro, Op. cit., h. 37.
[7]Oteng
Sutisna, Op. cit., h. 195.
[8]Maman
Ukas, Op. cit., h. 317.
[9]Oteng
Sutisna, Op. cit., h. 197.
0 komentar:
Post a Comment