-->
DINASTI MUGHAL DI INDIA
MAKALAH
GUNA MEMENUHI TUGAS
SEJARAH PERADABAN ISLAM
DOSEN PENGAMPU
Drs. Sonhaji Sutikno
DI SUSUN OLEH:
Zudi Pranata
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’
(INISNU) JEPARA
SEMESTER 3D
2011
Jln Taman Siswa No.9 Pekeng Tahunan
Jepara, 59427
Telp./fax (0291) 593132
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan
peradaban Islam di India.Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi
kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris
tenggelam.Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan
berkembangnya peradaban Hindu.Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan
India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
Di kalangan masyarakat Arab, India dikenali
sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai
hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab.Pada saat Islam hadir, hubungan
perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun
perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya
berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi
Islam.Oleh sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas eksistensi
Kerajaan Mughal di India yang identik dengan Hindu.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permaslahan diatas makalah
ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian penting (highlights)
tentang asal-usul, tumbuh, berkembang serta mundurnya peradaban yang dibina
Kerajaan Mughal, juga mengulas faktor-faktor yang mendorong timbul hingga
tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengambil pelajaran,
bagaimana membalikkan (reverse) gelombang peradaban di anak benua India
tersebut. Mengenai hal ini Ibnu Khaldun berkata, "reversi tersebut tidak
akan dapat tergambarkan tanpa menggambarkan pelajaran-pelajaran dari sejarah
terlebih dahulu untuk menentukan faktor-faktor yang membawa sebuah peradaban
besar melemah dan menurun drastis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAL-USUL KERAJAAN MUGHAL
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari
kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk
sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan
bangsa Persia dan bangsa India.
Sejak Islam masuk ke India pada masa Umayyah,
yakni pada masa Khalifah al-Walid I (705-715) melalui ekspedisi yang dipimpin
oleh panglima Muhammad Ibn Qasim tahun 711/712, peradaban Islam mulai tumbuh
dan menyebar di anak benua India.
Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan
Sultan Mah¬mud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil
menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta meng¬islamkan sebagian masyarakat
India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti
kecil yang menguasai negeri India ini, seperti Dinasti Khalji (1296¬1316 M.),
Dinasti Tuglag (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan Dinasti Lodi
(1451-1526).
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal
bukanlah kerajaan Islam pertama di India.Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya
Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan
berjaya.Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai
masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti
Abbasiyah.[1]
Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk.Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan.Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Menurut Abu Su'ud, Timur Lenk pernah ke India pada tahun 1399, namun karena iklim yang tidak cocok ia akhirnya meninggalkan India.
Babur bukanlah orang India.Syed Mahmudunnasir menulis, "Dia bukan orang Mughal.Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki.Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia tengah, dan meskipun Timur (Timur Lenk-penulis) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu."
Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan Timur Lenk.Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang ibunya keturunan Jenghis Khan.Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Menurut Abu Su'ud, Timur Lenk pernah ke India pada tahun 1399, namun karena iklim yang tidak cocok ia akhirnya meninggalkan India.
Babur bukanlah orang India.Syed Mahmudunnasir menulis, "Dia bukan orang Mughal.Di dalam memoarnya dia menyebut dirinya orang Turki.Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya dikenal sebagai dinasti Mughal. Sebenarnya Mughal menjadi sebutan umum bagi para petualang yang suka perang dari Persia di Asia tengah, dan meskipun Timur (Timur Lenk-penulis) dan semua pengikutnya menyumpahi nama itu sebagai nama musuhnya yang paling sengit, nasib merekalah untuk dicap dengan nama itu, dan sekarang tampaknya terlambat untuk memperbaiki kesalahan itu."
Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang
tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan
menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia masa itu. Pada mulanya
ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi Ismail
I, akhir¬nya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M
ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.
Zahiruddin Babur mengambil alih kekuasaan dari
Dinasti Lodi pimpinan Ibrahim Lodi yang tengah berkuasa di India.India pada
saat itu tengah dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau.
Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore,
mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan
Ibrahim di Delhi.
Babur berhasil menaklukkan Punjab pada tahun
1525.Kemudian pada tahun 1526, dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh
kemenangan dari tangan Ibrahim Lodi.Ibrahim sendiri terbunuh pada pertempuran
itu. Babur bersama pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan pemerintahan
di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi, maka
berdirilah Kerajaan Mughal di India pada tahun 1526 M.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor berdirinya Kerajaan Mughal adalah:
1.Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia
1.Ambisi dan karakter Babur sebagai pewaris keperkasaan ras Mongolia
2.Sebagai jawaban atas krisis yang tengah
melanda India.
Raja-raja Mughal Selama masa pemerintahannya
Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang sempat
memerintah adalah Zahiruddin Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Akbar
(1556-1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb
(1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar
(1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah (1748-1754), Alamghir II
(1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-1837 M), dan Bahadur Syah
(1837-1858).
Zahiruddin Babur (1526-1530) adalah raja
pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mughal.Masa kepemimpinannnya digunakan untuk
membangun fondasi pemerintahan.Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi
ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari ka¬langan Hindu yang tidak menyukai
berdirinya Kerajaan Mughal.Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan
gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu
pertempuran.Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang
pemerintahan Babur dengan pim¬pinan Muhammad Lodi.Pada pertempuran di dekat
Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529.Setahun kemudian
yakni pada tahun 1530 Babur meninggal dunia.
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal
diteruskan oleh anaknya yang bemama Hu¬mayun. Humayun memerintah selama lebih
dari seperempat abad (1530-1556 M).Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai
masa konsolidasi kekuatan periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan
Mughal dari serangan musuh, Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan.Ia
berhasil mengalahkan pemberontakan Baha¬dur Syah, penguasa Gujarat yang
bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan
dalam peperangan yang dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan.Ia melarikan
diri ke Persia.
Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan.
Pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp.
Setelah lima belas tahun menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia,
Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555
M. Ia mengalahkan ke¬kuatan Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556
Humayun meninggal.Ia digantikan oleh putranya Akbar.
Akbar (1556-1605) pengganti Humayun adalah raja
Mughal paling kontroversial.Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa
kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di
India.
Ketika menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru
berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada
Bairam Khan, seorang penganut Syi'ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar
menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih
ber¬kuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam kekuasaan Akbar adalah
pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan
pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan
pasukan tersebut sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II
pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalah¬kan dan ditangkap, kemudian dieksekusi.
Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan
Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan
kepentingan aliran Syi'ah. Bairam Khan memberon¬tak, tetapi dapat dikalahkan
oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri
dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai
Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah
yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menan¬dai
berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota
Kabul se¬bagai gerbang ke arah Turkistan, dan kota Kan¬dahar sebagai gerbang ke
arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su'ud, dengan
keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional).
Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi
bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan
Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.
Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jihangir
(1605-1627) yang didukung oleh kekuatan militer yang besar.Semua kekuatan musuh
dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup
dengan aman dan damai.Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan
Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya
yaitu Akbar.
Syah Jihan (1628¬-1658) tampil meggantikan
Jihangir.Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbih pada pemerintahannya.Hal ini
sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal.Dalam masa
pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan.Tahun pertama masa pemerintahannya,
Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun
berhasil dipadamkan.Raja Jujhar Singh Bundela kemudian diusir.Pemberontakan
yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur
dari provinsi bagian Selatan.Pemberontakan ini cukup menyulitkan.Namun pada
tahun 1631 pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.
Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli
Bengala mulai berulah.Di samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama,
mereka menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen.Tahun 1632 Shah
Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa
mereka.Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit
keras.Setelah kematiannya terjadi perang saudara.Perang saudara tersebut pada
akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang
berat.Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat
perang saudara.Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian
kedaulatan umat Islam.Penulis menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II
Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam.Aurangzeb
berusaha mengembalikan supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan
politik keagamaan Akbar.
Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam
negeri.Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali ke¬munduran dan kehancuran
Kerajaan Mughal.
Bahadur Syah menggantikan kedudukan
Aurangzeb.Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur
Syah. Jehandar dimenangkan dalam persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan
sebagai raja Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang
paling lemah di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad
Fahrukhsiyar, keponakannya sen¬diri.Dalam pertempuran yang terjadi pada tahun
1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pe¬menang.Ia menduduki tahta kerajaan sampai
pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal ter¬bunuh oleh komplotan Sayyid Husein
Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian meng¬angkat Muhammad Syah
(1719-1748).Ia kemudian dipecat dan diusir oleh suku Asyfar di bawah pimpinan
Nadzir Syah. Tampilnya sejumlah penguasa lemah bersamaan dengan terjadinya
perebutan kekuasaan ini selain mem¬perlemah kerajaan juga membuat pemerintahan
pusat tidak terurus secara baik.akibatnya pemerintahan daerah berupaya untuk
melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan pusat.
Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806)
Kerajaan Mughal diserang oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan
Durrani.Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam
kekuasa¬an Afghan.Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan
sebagai sultan.
Akbar II (1806-1837 M) pengganti Syah Alam,
membe¬rikan konsesi kepada EIC untuk mengembang¬kan perdagangan di India
sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak
perusahaan Inggris harus menja¬min penghidupan raja dan keluarga istana.
Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di India.
Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II
menentang isi perjanjian yang telah disepa¬kati oleh ayahnya.Hal ini menimbulkan
konflik antara Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir
Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1858 M). Dengan demikian
ber¬akhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.[2]
B. KEMAJUAN YANG DICAPAI KERAJAAN MUGHAL
1. Bidang Ekonomi
a.Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi
usaha pertanian.
b.Adanya sistem pemerintahan lokal yang
digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap
perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan
muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan,
bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan
menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah
dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya..
c.Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan
pada beberapa propinsi utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai
dengan system zabt.Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah
dan harus dibayar secara tunai.Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai
rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir.Hasil pajak yang
terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat lokal yang mewakili
pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan pajak. Di tingkat
subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga
jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar,
dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.
d.Perdagangan dan pengolahan industri pertanian
mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The
British East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur- untuk
menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor
katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan
mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.
2. Bidang Seni dan Budaya.
a.Munculnya beberapa karya sastra tinggi
seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad
Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari
yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
b.Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang
arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya,
diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di
Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal,
terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam
Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam
Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat
empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami
Atala (1405).
c.Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.[3]
c.Taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.[3]
D. KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN MUGHAL
Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya
pada masa kepemimpinan Akbar (1556-1605).Generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir
(1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707) masih dapat
mempertahankan kemajuan tersebut.Namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam
negeri.
Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator
sebagaimana berikut ;
a)Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah,
terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
b)Eksternal; Terjadinya pemberontakan di
mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di
India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi
Inggris melalui EIC.
Dominasi Inggris diduga sebagai faktor
pendorong kehancuran Mughal.Pada waktu itu EIC mengalami kerugian.Untuk
menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan
pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar.Karena
rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit
mengadakan pemberontakan.
Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk
menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka me¬ngembalikan kekuasaan
kerajaan.Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan
Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan
mudah.Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para
pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-¬rumah ibadah banyak yang
dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858
M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan
India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan
dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
1.Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan
militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat
segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2.Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan
elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3.Pendekatan Aurangzeb yang terlampau
"kasar" dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan kecenderungan
asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh
sultan¬-sultan sesudahnya.
4.Semua pewaris tahta kerajaan pada paro
terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.[4]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Toynbee menyatakan setiap kebudayaan yang
dewasa memiliki empat tahap hidup: lahir, tumbuh, runtuh, dan silam. Kerajaan Mughal
telah melewati konsepsi itu.Namun Kerajaan Mughal tidak mungkin lepas dari
sejarah Islam sekaligus sejarah India, karena kerajaan ini merupakan warisan
dua peradaban besar tersebut. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.Islam telah mewariskan dan memberi pengayaan
terhadap khazanah kebudayaan India. Sepertinya tepat yang ditulis oleh Roger
Garaudy bahwa "Islam telah membawakan kepada manusia suatu dimensi
transenden (ketuhanan) dan dimensi masyarakat (umat)
2. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka
kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
3.Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah
memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi,
budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system
pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya.
4.Kerajaan Mughal telah berhasil membentuk
sebuah kosmopolitan Islam-India daripada membentuk sebuah kultur Muslim secara
eksklusif.
5.Kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari
lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem
keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu
diwaspadai.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini ditulis, semoga dapat
menghantarkan kepada pemahaman yang lebih baik tentang Kerajaan Mughal sebagai
warisan terpenting peradaban Islam. Penulis juga mengharapkan saran untuk
perbaikan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah
peradaban Islam Dirasah islamiyah II, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004),
Esposito, John
L.Ensiklopedi Oxford Dunia islam Modern, Jilid 4, (Bandung: Penerbit
Mizan, 2001).
0 komentar:
Post a Comment