BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh
peserta didik di madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat
mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Qur’an-Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang
baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek akidah menekankan
pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai al-Asma’ al-Husna. Aspek akhlak menekankan pada pembiasaan
untuk melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan
sehari-hari. Aspek Fikih menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan
muamalah yang benar dan baik. Aspek Sejarah Kebudayaan Islam menekankan pada
kemampuan mengambil Ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam),
meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,
budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan
dan peradaban Islam.
Penyusunan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah ini
dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan me-review Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SD/MI, serta
memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006 , tanggal 1 Agustus 2006, tentang Pelaksanaan Standar
Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan kompetensi lulusan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
B.
Tujuan
Makalah
Pendidikan Aqidah Akhlak merupakan salah satu pendidikan agama islam yang
diterapkan dalam intitusi pendidikan sebagai sarana mewujudkan tujuan
pendidikan.
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1).
Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik,
yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan
kesadaran diri; (2). Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar,
keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadan Tuhan YME;
serta (3). Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga
mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan
intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga
merupakan masa Social Imitation
(usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan
figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang
sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12
tahun sebagai masa Second Star of Individualisation
atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun
merupakan masa Social Adjustment
atau penyesuaian diri secara sosial.
Pendidikan Aqidah Akhlak selama ini telah diterapkan lewat Pendidikan Agama
Islam. Sesuai dengan peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtida’iyah, maka kurikulum pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtida’iyah harus
sesuai dengan Standar Kompetensi yang ditentukan dimana pendidikan Aqidah
Akhlak diharapkan mampu menciptakan individu yang tau akan akhlak dan budi
pekerti yang baik serta dapat menerapkan akhlakul karimah di lingkungannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Standar Isi di Madrasah Ibtida’iyah materi Aqidah Akhlak adalah salah
satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang di standarisasi.
Didalamnya dapat ditemukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Secara
kronologis, sebagai awal acuan Standar Isi materi Aqidah Akhlak itu sendiri ada
dasarnya terdapat dalam Permendiknas no 22
tahun 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
tersebut mengungkapkan bahwa satuan pendidikan Madrasah Ibtida’iyah salah
satunya berkewajiban dan berhak untuk mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar.
C.
Manfaat
Makalah
1.
Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui tentang telaah penjelasan materi Aqidah
Akhlak Madrasah Ibtida’iyah.
2.
Manfaat Praktis
a.
Manfaat Pembaca
Dengan adanya penjelasan mengenai telaah materi Aqidah
Akhlak MI, akan memudahkan pembaca untuk memahami tentang telaah dan penjelasan
materi Aqidah Akhlak.
b.
Manfaat Untuk Penulis
Penulis dapat mengerti tentang pentingnya penelaahan untuk
memahami suatu materi ajar.
D.
Rumusan Masalah
a.
SK Kelas IV, Semester I & 2
1)
Bagaimana cara
melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat tayyibah dan al-Asma’ al-Husna?
2)
Bagaimana cara mengenal dan mengimani
kitab-kitab Allah?
3)
Bagaimana
cara membiasakan akhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari?
4)
Bagaimana
cara menghindari akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-sehari?
5)
Bagaimana cara menghafalkan nama Rasul-rasul Allah?
b.
SK Kelas V, Semester I & 2.
1)
Bagaimana
cara melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat
tayyibah
dan al-Asma’ al-Husna?
2)
Bagaimana
contoh sikap yang menggambarkan beriman kepada hari akhir?
3)
Bagaimana
cara membiasakan akhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari?
4)
Bagaimana
cara menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan sehari-hari?
c.
SK Kelas VI, Semester I & 2
1)
Bagaimana
cara melafalkan dan mengenal Allah melalui kalimat
tayyibah dan al-Asma’ al-Husna?
2)
Bagaimana cara mengenal takdir Allah?
3)
Bagaimana
cara membiasakan akhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari?
4)
Bagaimana
cara menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari?
E.
Sistematika
Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri atas empat bab. Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas serta
mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika penulisan makalah itu adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan makalah,
manfaat makalah dan sistematika penulisan makalah.
Bab II : Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan
konseptualisasi yang terdiri dari:
Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi:
1.
Memahami kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun) dan memahami al Asma’ al Husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam).
Kompetensi Dasar:
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun).
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam)
Standar Kompetensi:
2.
Beriman kepada kitab-kitab Allah
Kompetensi Dasar:
2.1
Mengenal kitab-kitab Allah
Standar Kompetensi:
3.
Membiasakan akhlak terpuji
Kompetnsi
Dasar:
3.1
Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan
sehari-hari
3.2
Membiasakan sikap tabah dan sabar menghadapi cobaan melalui kisah Masithah
Standar Kompetensi:
4.
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1
Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah
Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi:
5.
Mengenal
Allah melalui kalimat tayyibah (Assalamualaikum) dan al-Asma’ al-Husna
(as-Salam, al-Mukmin, dan al-Latif)
Kompetensi
Dasar:
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah
Assalamualaikum.
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (as-Salam, al-Mukmin, dan al-Latif).
Standar
Kompetensi:
6.
Beriman
kepada Rasul-rasul Allah.
Kompetensi
dasar:
6.1 Menghafal Rasul dan Nabi Allah.
Standar
Kompetensi:
7.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
dasar:
7.1 Membiasakan berakhlaq Siddiq, Amanah, Tabligh,
Fatanah dalam kehidupan sehari-hari.
Standar
kompetensi:
8.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
Dasar:
8.1 Membiasakan akhlak terpuji terhadap
teman dalam kehidupan sehari-hari
8.2 Mencintai dan meneladani akhlak mulia
lima Rasul Ulul azmi.
Standar
Kompetensi:
9.
Menghindari
akhlak tercela.
Kompetensi
Dasar:
9.1 Menghindari sifat munafiq dalam kehidupan
sehari-hari.
Kelas
V Semester I
Standar
Kompetensi:
1.
Memahami
kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar).
Kompetensi
dasar:
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah
(Alhamdulillah dan Allahu akbar)
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Wahhab, ar-Rozaq, al-Fattaah,
asy-Syakur, dan al-Mughni)
Standar
Kompetensi:
2.
Beriman
kepada hari akhir (kiamat)
Kompetensi
Dasar:
2.1 Mengenal adanya hari akhir (kiamat)
Standar
kompetensi:
3.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
dasar:
3.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan
tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di
tempat ibadah dan tempat umum.
Standar
kompetensi:
4.
Menghindari
akhlak tercela.
Kompetensi
Dasar:
4.1 Menghindari sifat pesimis, bergantumng,
serakah, dan putus asa dalam kehidupan sehari-hari.
Kelas
V Semester II
Standar
Kompetensi:
5.
Memahami
kalimat tayyibah (Tarji’) dan al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumiit, al-Baqii).
Kompetensi
Dasar:
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah
(Tarji’).
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumiit, al-Baqii).
Standar
Kompetensi:
6.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
Dasar:
6.1 Membiasakan sikap teguh pendirian dan
dermawan dalam kehidupan sehari-hari.
6.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam
kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
Standar
Kompetensi:
7.
Menghindari
akhlak tercela.
Kompetensi
Dasar:
7.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat
kikir dan serakah melalui kisah Qarun.
Kelas
VI Semester I
Standar
Kompetensi:
1.
Mengenal
kalimat tayyibah (Astagfirullahal’azim) dan al-Asma’al- Husna (al-Qawwi,
al-Hakim, al-Musawwir, dan al-Qadir).
Kompetensi
Dasar:
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah
(Astagfirullahal’azim).
1.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam al-Asma’al- Husna (al-Qawwi, al-Hakim, al-Musawwir, dan
al-Qadir).
Standar
Kompetensi:
2.
Beriman
kepada taqdir Allah.
Kompetensi
Dasar
2.2 Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah
(takdir)
Standar
Kompetensi:
3.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
Dasar
3.1 Membiasakan sikap tanggung jawab, adil,
dan bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.
Standar
Kompetensi:
4.
Menghindari
akhlak tercela.
Kompetensi
Dasar:
4.1 Membiasakan diri untuk menghindari sifat
marah, fasik, dan murtad.
Kelas VI Semester II
Standar
Kompetensi:
5.
Mengenal
kalimat tayyibah (taubat) dan al-asma’ al-husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, as-Sabuur,
al-Halim)
Kompetensi
Dasar
5.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah
(taubat)
5.2 Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah
yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ghafuur, al-Afuwwu, as-Sabuur, al-Halim)
Standar
kompetensi:
6.
Membiasakan
akhlak terpuji
Kompetensi
Dasar:
6.1 Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam
kehidupan sehari-hari
melalui
kisah Nabi Ayub a.s. dan kisah Nabi Adam a.s.
Standar
Kompetensi:
7.
Membiasakan
akhlak terpuji.
Kompetensi
Dasar:
7.1 Membiasakan berakhlak baik terhadap
binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kelas IV Semester I
Standar Kompetensi:
1. Memahami kalimat tayyibah (innalillahi wa innailaihi rajiun)
dan memahami al asma’ al husna (al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu dan al-Hakam).
Kompetensi Dasar:
1.1 Mengenal Allah melalui
kalimat tayyibah (Innalillahi wa Innailaihi rajiun).
إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: “ sesungguhnya
kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali”.
Ucapan istirja’ di sunahkan dibaca oleh
kita apabila:
a.
Ditimpa suatu bencana karena mendengar ada saudara,
tetangga atau orang lain yang meninggal.
b.
Ditimpa kecelakaan.
c.
Ditimpa sakit, kefakiran, kemarau panjang atau ketakutan.
d.
Ditimpa kehilangan sesuatu harta atau barang.
e.
Ketika menghadapi kesukaran.
f.
Ada orang yang menganiaya kepada kita baik melukai badan
atau menyakiti hati.
1.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’al-Husna
(al-Mukmin, al-Azim, al-Hadi, al-Adlu
dan al-Hakam).
a.
Al-Mukmin adalah Maha Pemberi Rasa Aman, maksudnya Allah lah pemberi rasa
aman kepada setiap makhluk-Nya.
b.
Al-Azim artinya Maha Agung, maksudnya bahwa keagungan Allah atas
makhluk-Nya tidak pernah terbatas.
c.
Al-Hadi yang artinya Maha Pemberi Petunjuk yang benar atau Maha Pemberi Hidayah
kepada orang-orang mukmin.
d.
Al-Adlu artinya Allah SWT mempunyai nama dan sifat Adil.
e.
Al-Hakim adalah Mahabijaksana. Bijaksana terhadap seluruh makhluk-Nya.
Standar Kompetensi:
2.
Beriman kepada kitab-kitab Allah.
Kompetensi Dasar:
2.1
Mengenal kitab-kitab Allah.
Dalam al-Qur’an disebutkan ada empat kitab yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada para Nabi, diantaranya adalah:
a.
Kitab Taurat diturunka kepada Nabi Musa a.s.
b.
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
c.
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
d.
Kitab al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Standar Kompetensi:
3. Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
3.1
Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan
sehari-hari.
a.
Sikap Hormat
Menghormati dan
menghargai orang lain termasuk ajaran kesopanan dan kesusilaan yang utama dalam Islam. Setiap
muslim hendaklah saling menghormati didalam pergaulan baik pergaulan di rumah
maupun dengan tetangga, dan bahkan sebangsa dan senegara.
b.
Sikap Patuh
Patuh adalah taat terhadap aturan, yaitu
selalu melaksanakan aturan-aturan yang ada. Allah SWT telah mengatur hidup
manusia supaya manusia senantiasa hidup dalam jalan yang benar. Taat dalam
Islam bermakna patuh. Maksutnya ialah mengerjakan suatu perbuatan atas kemauan
sendiri, bukan didasari dengan keterpaksaan.
Adapun ciri-ciri
ketaatan seseorang kepada Allah akan tampak pada kesalehannya, diantarannya
adalah sebagai berikut:
Mendirikan salat lima waktu sehari semalam dengan keikhlasan hati.
1)
Membayar zakat atau sebagian rezkenya dijalan Allah.
2)
Berpuasa di bulan Ramadhan.
3)
Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya.
4)
Berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.
5)
Menjaga sopan santun ketika berbicara.
6)
Jujur memegang amanah yang diberikan.
7)
Sabar ketika ditimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat anugerah rezeki.
8)
Selalu berkalimah tayyibah dan tidak berkata-kata kotor.
9)
Selalu berbuat dan beramal shaleh.
10)
Saling menasehati dalam kebaikan.
3.2
Membiasakan sikap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan (kisah Mashitah).
Beberapa hal yang
bisa diambil sebagai teladan bagi kita dari kisah mashitah antara lain:
1)
Menanamkan keyakinan yang kuat dalam hati sehingga tidak tergoyahkan oleh
gemerlapnya hidup di dunia.
2)
Tidak menukar akidah atau keyakinan karena takut dengan ancaman.
3)
Tetap bersabar menerima cobaan hidup.
4)
Benar dan jujur dalam setiap tindakan walaupun harus nyawa jadi taruhannya.
5)
Tidak takut mati, walaupun itu sudah didepan mata.
6)
Tetap yakin akan kasih sayang dan rhmat Allah yang telah dijanjikan bagi
orang-orang yang beriman.
7)
Jangan lupa berdoalah kepada allah SWT agar Allah tidak memberikan beban
berat diluar kesanggupan kita untuk menanggungnya.
Standar Kompetensi:
4. Menghindari akhlak
tercela.
Kompetensi Dasar:
4.1
Menghindari akhlak tercela melalui kisah Tsa’labah.
Dari kisah Tsa’labah,
tentunya kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga, dan tentunya kita
tidak mau meniru akhlak tercela Tsa’labah. Tsa’labah adalah orang yang sangat
merugi disisi Allah SWT. ia adalah orang yang tidak bersyukur dan kikir akan
rezeki yang Allah limpahkan kepadanya. Ia terlena dengan kekayaan yang Allah
berikan kepadannya hingga ia lupa untuk beramal baik seperti salat berjama’ah dan
membayar zakat. Ternyata, harta yang dimilikinya telah menjerumuskannya kepada
kesesatan. Perilaku Tsa’labah ini tentu sangat dimurkai Allah SWT.
Kelas IV Semester II
Standar Kompetensi :
5
Memahami kalimat tayyibah (Assalamualaikum) dan al asma’ al-Husna (as-Salaam, al-Mukmin, dan al-Latif)
Kompetensi Dasar:
5.1
Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Assalamualaikum)
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Artinya: “ Semoga
Allah melimpahkan kesejahteraan, rahmat dan berkah-Nya kepadamu ”
5.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna
(as-Salaam, al-Mukmin, dan al-Latif).
a.
As-Salam (As-Salam artinya Allah Maha Sejahtera).
b.
Al-Mukmin (Al-Mukmin adalah sifat Allah yang berarti Maha Pemberi Rasa Aman).
c.
Al-Latif (Al-Latif artinya Maha Luas).
Standar Kompetensi:
6.
Beriman kepada Rasul-rasul Allah.
Kompetensi Dasar:
6.1
Menghafal Rasul dan Nabi Allah.
Adapun jumlah Nabi dan Rasul yang wajib
diimani adalah 25 orang, yaitu:
1. Adam
a.s. 11. Yusuf a.s. 21. Ilyasa a.s.
2. Idris
a.s. 12. Ayub a.s. 22. Zakaria a.s.
3. Nuh a.s. 13. Zulkifli a.s. 23. Yahya a.s.
4. Hud a.s. 14. Syu’aib a.s. 24. Isa as.
5. Salih
a.s. 15. Yunus as. 25. Muhammad SAW.
6.
Ibrahim a.s. 16. Musa a.s.
7. Luth
a.s. 17. Harun a.s.
8.
Ismail a.s. 18. Daud a.s.
9. Ishaq
a.s. 19. Sulaiman a.s.
10.Ya’kub
a.s. 20. Ilyas a.s.
Standar Kompetensi:
7.
Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
7.1 Membiasakan
berakhlak Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fatanah dalam kehidupan sehari-hari.
a. Siddiq (Siddiq artinya jujur)
b. Amanah
(Amanah artinya dapat dipercaya dalam
berbagai hal)
c. Tabligh (Tabligh adalah
artinya menyampaikan)
d. Fatanah
(Fathanah artinya cerdas, pintar, dan cakap).
Salah satu ciri
kecintaan kepada Nabi dan Rasul adalah mengikuti dan mencontoh sifat-sifat dan
akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
1)
Amanah terhadap milik orang lain.
2)
Siddiq pada setiap perbuatan.
3)
Cerdas dalam bersikap dan bersahabat.
4)
Menyampaikan kata-kata dengan baik
Standar Kompetensi:
8.
Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
8.1
Membiasakan akhlak terpuji terhadap teman dalam kehidupan
sehari-hari
Islam mengajarkan agar
kita pandai dalam memilih teman. Adapun baik dijadikan teman adalah yang
memiliki sifat-sifat terpuji, diantaranya memiliki perilaku yang baik, baik ucapan
maupun perbuatannya; rela berkorban dan saling tolong menolong dalam
melaksanakan kebaikan; saling membantu tatkala susah; mau mengingatkan serta
menegur ketika orang lain berbuat salah dalam dosa dan tidak mementingkan
dirinya sendiri.
8.2
Mencintai dan meneladani akhlak mulia lima rasul ulul azmi
Ulul azmi artinya
rasul yang mempunyai ketabahan, keuletan, dan keteguhan hati yang luar biasa
dalam melaksanakan tugas kerasulannya.
Adapun yang
termasuk rasul ulul azmi ada lima orang, yaitu Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi a.s., dan Nabi
Muhammad SAW.
Ujian yang kita
hadapi tidaklah sebanding dengan yang dihadapi oleh para rasul ulul azmi.
Mereka menjalani ujian dan cobaan itu dengan penuh kesabaran, ketabahan, dan
keteguhan hati. para rasul ulul azmi memiliki perilaku terpuji tersebut karena
keimanannya yang kuat. Selain itu, mereka meyakini bahwa ujian yang diberikan
Allah SWT adalah bentuk kasih sayang-Nya.
Oleh karena itu
kita patut meniru kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati para rasul ulul azmi
dalam menghadapi cobaan.
Standar Kompetensi:
9.
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
9.1
Menghindari sifat munafik dalam kehidupan sehari-hari
Sifat munafik
adalah sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT. orang munafik diistilahkan dengan
orang yang bermuka dua, yaitu orang yang berpura-pura percaya dan setia kepada
agama Islam padahal hatinya menolak dan mengingkarinya.
Hadits Nabi Muhammad SAW:
عن ابي هريرة رضي الله عن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
اية المنا فق ثلاث : اذا حدث كذب و اذا وعد
اخلف واذا اؤتمن خان. (رواه
البخارى و مسلم)
Artinya: “Dari
Abi hurairah r.a. berkata, dari muhammad Saw bersabda: tanda-tanda orang
munafik ada tiga: apabila berkata suka bohong, apabila berjanji suka menyalahi,
dan apabila diberi amanat suka berkhianat”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun bahaya dari sifat munafik antara
lain:
a.
Tidak mau menerima kebenaran dan jauh dari hidayah Allah.
b.
Semakin bertambah penyakit hati pada dirinya.
c.
Bagi mereka diancam dengan azab Allah yang paling berat.
d.
Orang munafik selalu menjadi penghasut bagi orang lain.
Kelas V semester I
Standar Kompetensi:
1. Memahami kalimat tayyibah (Alhamdulillah
dan Allahu akbar)
Kompetensi Dasar:
1.1 Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Alhamdulillah dan Allahu akbar)
a.
Alhamdulillah
Sebagai
orang yang beriman kita harus bersyukur kepada Allah SWT. nikmat yang telah di
berikan Allah kepada kita banyak sekali, karena banyaknya nikmat yang telah
Allah berikan, wajar sekali kalau Allah SWT meminta kita untuk bersyukur
kepadanya dengan cara mengucap “Alhamdulillah”.
b.
Allahu
Akbar
Kata
“Allahu Akbar” adalah kata yang paling sering kita ucapkan ketika sedang
shalat. Ucapan ini sebagai tanda pengagungan kepada Allah SWT yang Maha Gagah, Maha
Perkasa, Maha Besar. Perhatikan saja artinya : “Allah Maha Besar”.
1.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna (al-Wahhab, ar-Razaq, al-Fattah, asy-Syakuur dan al-Mugni)
a.
Al-Wahhab (Allah
mempunyai sifat Al-Wahhab yang berarti Maha Pemberi)
b.
Ar-Razzaaq (Ar-Razzaaq
berarti Maha Pemberi Rizki)
c.
Al-Mugni (Al-Mugni berarti yang Memberi Kekayaan)
d.
Al-Fattaah (Al-Fattaah berarti
Maha Pembuka)
e.
Asy-Syakuur (Asy-Syakuur artinya
Maha Mensyukuri).
Standar Kompetensi :
2.
Beriman kepada hari akhir (kiamat)
Kompetensi Dasar:
2.1
Mengenal adanya hari akhir (kiamat)
a.
Hari Akhir
Hari
Akhir adalah hari berakhirnya seluruh kehidupan makhluk di dunia ini. Beriman
kepada hari akhir berarti meyakini adanya kehidupan yang abadi setelah
hancurnya alam semesta ini. Hari akhir atau kiamat memiliki banyak nama, antara
lain:
1)
Yaumul
Qiyamah : hari kebangkitan.
2)
Assa’ah : Waktu.
3)
Yaumul
Akhir : Hari akhir.
4)
Yaumuddin : Hari akhir (agama).
5)
Yaumul
Fasli : Hari keputusan.
6)
Yaumul
Hisab : Hari perhitungan.
7)
Yaumul
Fathi : Hari pengadilan.
8)
Yaumuth
Fhalaq : Hari perpisahan.
9)
Yaumul
Fam’i : Hari pengumpulan.
10)
Yaumul
Hulud : Hari kekekalan.
11)
Yaumul
Huruj : Hari keluar.
12)
Yaumul
Ba’tsi : Hari kebangkitan.
13)
Yaumul
Hasrah : Hari penyesalan.
14)
Yaumuttanad : Hari pemanggilan.
15)
Yaumul
Azifah : Hari mendekat.
16)
Yaumuttaghobun
: Hari terbukanya aib.
17)
Al-Qari’ah : Bencana yang menggetarkan.
18)
Al-Ghasiyah : Bencana yang tak tertahankan.
19)
Ash-Shakhah : Bencana yang memilukan.
20)
Ath-Thammah : Bencana
yang melanda.
21)
Al-Haqqah : Kebenaran besar.
22)
Al-Waqiah : Peristiwa besar
Standar Kompetensi:
3.
Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
3.1
Membiasakan sifat optimis, qanaah, dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Optimis
Optimis adalah sikap yang menunjukkan suatu harapan yang
besar terhadap usaha yang di lakukan.
Dalam Contoh sikap optimis dapat
terlihat dalam sikap berikut. Seorang siswa yang telah mempersiapkandiri dengan
baik untuk menghadapi ulangan harian, akan merasa optimis bahwa dirinya dapat
mengerjakan soal-soal yang diberikan.
b.
Qanaah
Qanaah
adalah
sikap merasa cukup atau rela atas apa yang diperoleh. Orang yang Qanaah akan
menjauhkan diri dari sikap merasa tidak puas.
Contoh sikap qanaah dapat terlihat dalam sikap berikut.
Pak Dedi menghidupi keluarganya dengan berjualan bubur ayam. Profesi itu telah
pak Dedi jalani selama belasan tahun. Setiap hari pak Dedi bangun pukul tiga
pagi untuk memasak bubur dan mempersiapkan bumbunya. Setelah matang, pak Dedi
berkeliling menjualnya. Pak Dedi tidak pernah mengeluh. Pak Dedi merasa bangga
dengan profesinya.
c.
Tawakkal
Tawakkal adalah
sikap yang menunjukkan kepasrahan atau berserah diri kepada Allah SWT atas apa
yang akan menjadi ketentuan-Nya.
Contoh sikap ketawakkalan yang bisa kita praktekkan adalah ketika
menghadapi ulangan harian di sekolah. Setelah kita mempersiapkan diri dengan
segala bahan yang akan diujikan hadapilah ulangan tersebut dengan penuh
ketawakkalan. Maksutnya kita kerjakan ulangan dengan optimal kemudian
menyerahkannya kepada Allah.
d.
Adab Ketika Di Masjid
Berikut
ini adab-adab ketika hendak ke masjid:
1)
Hendaklah
ketika keluar dari rumah menuju masjid mendahulukan kakinya yang kanan sambil
membaca do’a berikut:
بسم
الله توكلت على الله لا حولاولاقوةالابالله
Artinya:
“Dengan
nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan bagiku kecuali
berkat pertolongan Allah”.
2)
Ketika
pergi ke masjid hendaknya berjalan dengan tenang.
3)
Hendaknya
ketika sampai di masjid mendahulukan kaki yang kanan.
4)
Ketika
masuk hendaknya melaksanakan salat tahiyyatul masjid.
5)
Ketika
keluar dari masjid, hendaknya mendahulukan kakinya yang kiri.
e.
Adab di tempat umum
Ketika berada di tempat umum seperti pasar, sekolah, jalan
raya, kita pun harus menjaga perilaku yang baik. Berikut ini adalah beberapa
adab yang dapat diteladani, ketika berada di tempat umum:
1)
Menyingkirkan
gangguan yang ada di jalan.
2)
Berjalanlah
dengan tenang, tidak cepat, maupun lambat.
3)
Menundukkan
pandangan mata dan menghindari bercampur-baur dan berdesak-desakan dengan lawan
jenis.
4)
Menjaga
kebersihan di tempat umum.
5)
Mengucapkan
dan menjawab salam kepada orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
6)
Member
petunjuk kepada orang yang tersesat (salah jalan)
7)
Memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk lewat.
Standar Kompetensi:
4.
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1
Menghindari sifat pesimis, bergantung, serakah, dan putus
asa dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Pesimis
Pesimis adalah suatu sikap ragu akan
kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu urusan. Orang yang berjiwa pesimis
akan memiliki sikap buruk lainnya, seperti:
1)
Keragu-raguan
yang tak kunjung hilang
2)
Tidak
memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu
3)
Hati
selalu risau dan tidak tenang
4)
Berburuk
sangka kepada sesama manusia
5)
Minder.
b.
Bergantung
Bergantung
adalah salah satu perilaku tercela yang tidak boleh diteladani. Bergantung
adalah tidak mempercayai kemampuan diri sendiri sehingga mengandalkan bantuan
orang lain.
c.
Serakah
Serakah
artinya merasa tidak puas dengn keadaannya, sehingga hendak memiliki lebih dari
yang dimiliki. Sikap serakah menyebabkan orang menjadi egois. Egois adalah
mementingkan diri sendiri.
d.
Putus asa
Putus
asa adalah hilangnya kemauan dan harapan. Putus asa menjadikan diri seseorang
lesu dan tidak bersemangat.
Kelas V Semester II
Standar Kompetensi:
5.
Memahami kalimat tayyibah (Tarji’) dan al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumit, al-Baqii)
Kompetensi Dasar:
5.1
Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Tarji’)
إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: “sesungguhnya kami
milik allah dan kepada-Nyalah kami kembali”
Kalimat tarji’ ini sering diucapkan disaat ketika
musibah; misalnya terjatuh, kecelakaan, meninggal dunia.
5.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung
dalam al-Asma’ al-Husna (al-Muhyi, al-Mumit, al-Baqii)
a.
Al-Muhyi (Al-Muhyi adalah salah
satu Al-Asma’ Al-Husna yang mempunyai arti Maha Menghidupkan)
b.
Al-Mumiit (Al-Mumiit berarti
Allah yang Maha Mematikan)
c.
Al-Baaqi (Allah SWT bersifat
Al-Baaqi yang berarti Maha Kekal).
Standar Kompetensi:
6.
Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
6.1
Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
a.
Teguh Pendirian
Teguh
Pendirian dalam islam disebut Istiqamah. Teguh pendirian secara bahasa
berarti tetap, lurus, dan tidak berbelok-belok.
b.Dermawan
Dermawan
adalah orang yang suka memberi bantuan kepada orang lain yang sedang
membutuhkannya.
6.2
Membiasakan akhlak yang baik dalam kehidupan bertetangga
dan bermasyarakat
Berikut ini adalah adab-adab yang baik
dilakukan dalam hidup bertetangga:
a.
Menghormati
tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka
b.
Tidak
membuat bangunan yang mengganggu tetangga kita
c.
Hendaknya
memelihara hak-haknya disaat mereka tidak di rumah
d.
Tidak
mengganggu mereka
e.
Memberikan
nasihat dan saran kepada tetangga
f.
Hendaknya
kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita
g.
Hendaknya
turut bersuka cita saat mereka berbahagia dan berduka cita saat mereka berduka
h.
Hendaknya
tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka
i.
Hendaknya
kita sabar atas perilaku mereka yang kurang baik.
Standar Kompetensi:
7.
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar :
7.1
Membiasakan diri untuk menghindari sifat kikir dan serakah
melalui kisah Qarun
a.
Kisah Qarun
Qarun adalah orang yang serakah dan kikir. Hartanya yang
begitu banyak tidak pernah disyukuri sebagai nikmat Allah. Dan Qarun mendapat
kan azab Allah dari sifat serakah dan kikirnya. Gempa bumi yang dahsyat
membenamkan diri dan seluruh hartanya.
b.
Menghindari sifat kikir dan serakah
Sebagai orang yang beriman kita
harus menghindari sifat serakah dan kikir. Kita harus membiasakan untuk
bersikap pemurah dan penyantun.[2]
Kelas VI Semester I
Standar Kompetensi:
1.
Mengenal kalimat tayyibah (astaghfirullahal’azim) dan al-Asma’ al-Husna (al-Qowwiy,
al-Hakim, al-Mushowwir, dan al-Qodir)
Kompetensi Dasar:
1.1.
Mengenal Allah melalui kalimat thoyyibah (astaghfirullahal’azim)
استغفروالله
العظيم
Astaghfirullahal’azim artinya memohon ampunan kepada allah yang Mahaagung dari segala macam
kesalahan dan kekhilafan yang telah kita lakukan.
1.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam al-Asma’ al-Husna
(al-Qowwiy, al-Hakim, al-Mushowwir, dan al-Qodir).
a.
Al-Qawwiy (Al-Qawwiy (Mahakuat)
artinya Allah mempunyai kekuatan)
b.
Al-Hakim (Al-Hakim artinya Allah
Mahabijaksana)
c.
Al-Mushawwir (Al-Mushawwir
artinya Allah Maha Membentuk)
d.
Al-Qadir (Al-Qadir artinya Allah
Maha Berkuasa).
Standar Kompetensi:
2.
Beriman kepada taqdir Allah
Kompetensi Dasar:
2.1.
Mengenal adanya Qada dan Qadar Allah (takdir)
a.
Qada dan Qadar
Qada
artinya ketetapan Allah yang berlaku atas seluruh makhluk-Nya. Qadar adalah
ukuran, sifat, atau kemampuan yang telah Allah tetapkan pada setiap ciptaanNya.
Kita wajib beriman kepada qada dan qadar, artinya kita
yakin sepenuhnya bahwa setiap yang terjadi dan menimpa diri kita pada dasarnya
merupakan kehendak Allah yang telah ditetapkan sebelumnya atas diri kita.
Standar Kompertensi:
3.
Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
3.1.
Membiasakan sifat tanggung jawab, adil, dan bijaksana dalam kehidupan
sehari-hari
a.
Tanggung Jawab
Ciri orang yang
mempunyai tanggung jawab ialah segala perbuatannya tidak menyimpang dari
kebaikan dan kebenaran. Tindak tanduknya selalu berhati-hati dan hemat cermat.
Tidak ceroboh dan tergesa-gesa.
b.
Adil
Adil berarti selalu menjalankan
kebenaran dalam segala tindakan. Tidak keluar dari garis kebenaran itu sedikit
juga.
c.
Bijaksana
Bijaksana adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya serta mampu menilai sesuatu sesuai
dengan harganya.
Standar Kompetensi:
4.
Menghindari akhlak tercela
Kompetensi Dasar:
4.1.
Membiasakan diri untuk mnghindari sifat marah, fasik, murtad
a.
Marah
Ajaran islam
membagi marah kepada dua bagian yaitu marah yang tercela dan sikap marah yang
terpuji. Marah yang tercela adalah sifat marah yang berlebih-lebihan dam bukan
pada tempatnya dan tidak sanggup mengendalikan dirinya sendiri. Sedangkan marah
yang terpuji adalah marah yang sederhana, yakni marah pada tempatnya sesuai
dengan situasi serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan agama serta kebiasaan
masyarakat itu sendiri, juga tidak mendatangkan bahaya bagi orang yang marah
dan orang yang dimarahi.
b.
Fasik
Fasik berasal dari
kata fasaqa yang berarti keluar dari jalan yang haq dan kebenaran. Artinya orang
yang fasik akan meninggalkan segala aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
berupa jalan kebenaran menuju jalan kesesatan dan perbuatan dosa.
c.
Murtad
Murtad
adalah keluarnya seorang muslim dari agama islam dan pindah memeluk agama yang
lain.
Kelas VI Semester II
Setandar Kompetensi:
5. Mengenal kalimat tayyibah (taubat) al-Asma’ al-Husna (al-Ghofur, al-Afuwwu,
as-Sabuur, dan al-Halim).
Kompetensi Dasar:
5.1
Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah (Taubat).
Taubat
adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah
dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan
apa yang lebih baik. Dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan
pintu-pintu rezeki dan keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
5.2
Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung
dalam al-Asma’ al-Husna (al-Ghofur, al-Afuwwu, as-Sabuur, dan al-Halim).
a.
Al-Ghafuur (al-ghafuur berarti
Allah Maha Pengampun).
b.
Al-Afuwwu (Al-afuwwu berarti
Allah Maha Pemberi maaf).
c.
As-Sabuur (As-Sabuur berarti
Allah Maha Penyabar).
d.
Al-Halim (Al-Halim berarti Allah
Maha Penyantun).
Standar Kompetensi:
6.
Membiasakan akhlak terpuji.
Kompetensi Dasar:
6.1
Membiasakan sifat sabar dan taubat dalam kehidupan
sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub a.s. dan kisah Nabi Adam a.s.
.
Dapat diambil hikmah dari kisah Nabi Ayyub a.s. yang
dimilikinya yakni sabar yang berarti suatu kekuatan, daya positif, yang
mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban.
Sifat
taubat melalui kisah Nabi Adam a.s. beliau serta Hawa yang tergoda oleh bujukan
setan sehingga ia mendapat hukuman ancaman pengusiran dari Allah SWT. Dan
diturunkanlah Adam dan Hawa ke bumi dengan menghadapi cara hidup baru yang jauh
berbeda dengan hidup di surga. Taubat merupakan titik awal bagi seseorang yang
ingin mengganti perilaku-perilaku lamanya yang tercela dengan perilaku-perilaku
yang sesuai dengan ajaran Islam.
Standar Kompetensi:
7.
Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi Dasar:
7.1
Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan
dalam hidup sehari-hari
Sifat
terpuji kita terhadap binatang:
a.
Memberi makan dan minum
b.
Menyembelih dengan pisau tajam
c.
Tidak menyiksa dengan cara
apapun
d.
Tidak mempermainkan binatang
e.
Tidak menyusahkannya dengan cara
apapun
f.
Jangan membebani terlalu berat
g.
Dilarang memberikan tanda pada
bagian tubuh binatang.
h.
Dilarang merusak dan memusnahkan
hewan bukan untuk dimanfaatkan.[3]
BAB III
PEMBAHASAN
Dari landasan
teori mata pelajaran Akidah Akhalak pada Madrasah Ibtidaiyah kelas IV, V, dan
VI yang telah kami jelaskan diatas, kami dapat menganalisis dan menghasilkan
beberapa analisis yang meliputi:
a. Pendekatan
Pembelajaran
Dalam
pembahasan di atas disebutkan bahwa struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
kegiatan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak pada kelas IV sampai VI kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran.
Pada standar
kompetensi mata pelajaran Akidah Akhlak
pada kelas IV sampai VI peserta didik ditekankan untuk:
1)
Mengenal dan memahami beberapa kalimat tayyibah.
2)
Mengenal dan memahami al-Asma’ al-Husna.
3)
Membiasakan akhlak terpuji.
4)
Menghindari akhlak tercela.
b. Perbandingan
SK-KD
Pada dasarnya perbandingan
Standar kompetensi dan Kompetensi dasar pada mata pelajaran Akidah Akhalak pada
Madrasah Ibtidaiyah kelas IV, V, dan VI dengan buku yang kami jadikan acuan
sudah sesuai, namun ada beberapa pengulangan yang bisa dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyusunan SK-KD yang akan datang.
c. Aspek Materi
Dalam Standar Kompetensi kelas IV dan V kami
temukan pengulangan berupa materi kalimat tayyibah (Tarji’), maka sebaiknya kalimat tayyibah pada
salah satu kelas diganti, misalnya pada kelas IV diberikan pembahasan kalimah tayyibah yang lain, seperti kalimat
tayyibah (subhanallah atau masyaallah).
Dalam buku yang kami jadikan acuan, di kelas VI semester I kami menemukan
ketidak sesuaian antara Kompetensi dasar dengan materi yang ada didalamnya, yaitu
didalam KD menjelaskan bahwa mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandunng dalam al-Asma’ al-Husna
(al-Wahhab, ar-Razzaq, al-Fattaah, asy-Syakuur, dan al-Mughni), sedangkan dalam
materi pelajaran al-Asma’ al-Husna disebutkan al-Wahhab, ar-Razzaq, al-Mughni,
al-Fattaah, dan asy-Syakuur.
Kemudian pada kelas VI terdapat kerancauan pembahasan materi yaitu pada KD
semester I: Mengenal kalimat tayyibah Astaghfirullahal’aziim dan KD
semester II: Mengenal kalimat tayyibah taubat (Astaghfirullahal’aziim).
Sebaiknya dalam pembahasan ini diperjelas, ataupun salah satunya diganti dengan
kalimat tayyibah hauqalah (Laahaula
walaquwwata illa billahil’aliyyil ‘aziim).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar
kepada peserta didik untuk mampu menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan
sehari-hari sebagai manifestasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Mata pelajaran
Aqidah Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah
berfungsi antara lain:
1.
Menumbuhkembangkan akidah melalui pengajaran, pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Mewujudkan manusia yang berakhlak mulia untuk mengembangkan nilai-nilai akidah Islam.
Ruang lingkup
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IV, V, dan VI di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
1. Aspek akidah (keimanan) meliputi: Mengenal Allah melalui kalimat tayyibah,
al-Asma’ al-Husna serta beriman kepada Kitab-kitab Allah, rasul-rasul-Nya, dan
Hari akhir serta Qada dan Qadar Allah.
2.
Aspek akhlak meliputi: Membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak
tercela.
3.
Aspek kisah teladan meliputi: Kisah Tsa’labah,
Masithoh, Rasul Ulul Azmi, Qarun, Nabi Adam a.s., Nabi Ayub a.s.
B.
Saran
1.
Bagi pemakalah
Hendaknya pemakalah dapat mengkaji ulang apa yang telah
disajikan, agar lebih menambah pemahaman dan kreatifitas dalam mengembangkan
materi Aqidah Akhlak kelas IV, V, dan VI Madrasah Ibtidaiyyah.
2.
Bagi pembaca
Hendaknya makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca mengenai materi Aqidah Akhlak
kelas IV, V, dan VI, kemudian dapat memahami serta mempraktekkan atas
teori-teori yang telah disajikan oleh pemakalah, dan dapat memberikan kritikan
sebagai bahan koreksi dan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
Koswara, Saepudin Asep, Pendidikan Agama Islam
Aqidah Akhlak Kelas 4, Bandung: Angkasa, 2008
Koswara, Saepudin Asep, Pendidikan Agama Islam
Aqidah Akhlak Kelas 5, Bandung: Angkasa, 2008
Koswara, Saepudin Asep. Pendidikan Agama Islam
Aqidah Akhlak Kelas 6, Bandung: Angkasa, 2008
[1] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas IV,
(Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-103.
[2] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas
V, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-89.
[3] Asep Saepudin Koswara, Pendidikan
Agama Islam Aqidah Akhlak Kelas VI, (Bandung: Angkasa, 2008), Hlm. 3-114.
1 komentar:
terima kasih atas postingannya akhi..
Post a Comment