Friday, September 7, 2012

Resum: Perbedaan Metode Antara Ilmu Kalam dengan Filsafat


Telah di maklumi bahwa peradabaan Yunani pada umum nya sangat menarik perhatian kaum muslimin . terutama sesudah adanya penterjemahan buku-buku Yunani ke dalam bahasa arab  sejak zaman Al-Mansur kurang lebih pertengahan sampai puncaknya pada masa Al-Makmun wafat 218H  di antara  Ilmu Yunani yg menarik kaum muslimin ialah retorika Yunani yang sangat mempengaruhi retorika arab.

Filsafat Yunani juga tidak kalah pengaruhnya, bukan saja di kalangan mutakallimin yang hanya mengambilnya sebagai alat memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam dalam menghadapi lawan-lawan nya, tetapi juga di kalangan mereka yang terkenal dengan nama Filosof-Filosof Islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dll.

Berbeda dengan mutakallimin, mereka mengambil seluruhnya filsafat Yunani & mempertemukannya dengan ajaran-ajaran agama Islam yang pada hakekat kelahirannya berlawanan.

Para Mutakallimin sebenarnya lebih dahulu muncul dari pada Filosof-Filosof Islam, karena filosof  yang pertama adalah Al-Kindi (wafat 260 H), sedang beberapa puluh tahun sebelumnya terdapat Wasil Bin Ata’ (69-784 M / 82-131 H), Amr Bin Ubaid (wafat 143H), Abil Al-Allaf  135-235H dan An- Nazzam (185-221 H), yang semuanya telah membicarakan persoalan ilmu kalam & sudah menetapkan dasar-dasarnya.

Sebelum itu lagi terdapat Hasan Basri  (642- 728 M), dan Ghilan Ad-Dimasyqi pada masa Umawi memang flsafat Yunani sudah lama masuk di kalangan kaum muslimin sebelum masa Al-Kindi tsb. Baik yg langsung dari Yunani maupun yang melalui orang-orang masehi Nesturiah & Ya’kubiyah. akan tetapi orang yang mempelajari filsafat Yunani sebagai keseluruhan yg berhak dinamakan Filosof Islam Al-Kindi.

Masuknya filsafat di kalangan kaum muslimin terutama filsafat ketuhanan. menimbulkan pertanyaan  bagi kita, apakah terdapat perbedaan metode antara Filsafat & Ilmu Kalam dlm mengemukakan persoalan & dalam tujuannya ?.

Memang perbedaan itu ada dan berkisar dalam dua hal yaitu:

1.      Mutakallimin lebih dahulu percaya     kepada pokok persoalan dan mempercayai kebenaran nya. kemudian mereka menetapkan dalil-dalil fikiran untuk pembuktiannya.

Sedangkan pembahasan & pemikiran filsafat lepas dari pengaruh-pengaruh & kepercayaan -keperc ayaan, dan dalam melakukan penyelidikannya mereka menyusun dalil-dalil fikiran sampai mencapai suatu hasil (Kongklusi) bagaimanapun juga adanya hasil ini mereka pegangi kuat-kuat. Memang lepas sama sekali dari kebiasan dan lingkungan hidup tdk mungkin. Karena itu kita melihat filosof-filosof Yunani terpengaruh oleh kepercayaan –kepercayaan agama yang ada pada masanya (contoh : beberapa jiwa angkasa adalah pengaruh kepercayaan beberapa tuhan Yunani. Hiraklitus dalam apinya terpengaruh agama timur yg menganggap suci terhadap api dan yang masuk ke barat sesudah adanya pertemuan barat dan timur) Filosof-Filosof Yahudi dan Masehi terpengaruh agamanya masing-masing. demikian halnya dengan filosof Islam. akan tetapi yang pokok bagi mereka ialah penyelidikan akal fikiran semata-mata sebaliknya para mutakallimin mengadakan dalil-dalil nya sesudah percaya akan pokok-pokok kepercayaan Islam.

Dengan perkataan lain Mutakallimin adalah laksana pembela perkara yang Ikhlas dan menganggapnya benar. sedangkan filosof adalah seorang hakim yang memeriksa sesuatu perkara ia tidak  akan memberi  sesuatu keputusan kecuali sesudah mendengar alasan-alasan pihak-pihak yang bersangkutan dan melihat bukti-buktinya. kemudian ia baru mengeluarkan keputusan nya tanpa memihak kepada salah satunya.

Ibn Khaldun mengatakan :
“ Pemikirn seorang Filosof tentang ketuhanan adalah pemikiran tentang wujud yang mutlak dan hal-hal yg berhubungan dg wujud itu , karena wujud itu sendiri “
Tetapi pemikiran Mutakallimin ttg wujud ini karena wujud ini bias menunjukkan kepada zat yang memberi  wujud  (Tuhan). Dg kata lain pembicaraan ilmu kalam bagi ahli-ahli nya ialah kepercayaan – kepercayaan agama sesudah di anggap nya benar dari syari’at dan mungkin di buktikan dg dalil-dalil akal fikiran .

2.      Dari segi pembinaanya  juga ada perbedaan antara ilmu kalam dan filsafat Islam. ilmu kalam timbul berangsur-angsur dan mula-mula hanya merupakan beberapa persoalan yang terpisah-pisah. Seorang mengeluarkan pendapat nya kemudian di susul dg yg lain pula, seperti persoalan dosa besar yg sudah di singgung di atas . dg berlalu nya masa maka timbullah mazhab – mazhab ilmu kalam.

lain halnya dengan filsafat islam yang tidak lagi timbul berangsur-angsur. tetapi sudah melalui fase pertumbuhan di yunani sendiri maupun di negeri-negeri  lainnya. ketika masuk kepada kaum muslimin, filsafat itu sudah lengkap  atau hampir lengkap dan mereka tinggal memberi  penjelasan – penjelasan dan mempertemukannya dengan kepercayaan Islam. karena itu  ilmu kalam lebih tepat dinamakan Ilmu Keislaman meskipun terpengaruh oleh filsafat Yunani. sedangkan filsafat Islam kalau di namakan Ilmu keislaman maka hanya dalam lahirnya saja.  

0 komentar:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Zudi Pranata. Powered by Blogger.
 
;