BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Muhammad mulai menyebarkan agama barunya di Mekkah. Oleh karena itu
kita perlu memahami situasi di Mekkah pada saat pada saat Nabi memulai
dakwahnya. Sebagaimana yang telah disebutkan, Mekkah terletak di jalur
perdagangan internasional, dan dengan sendirinya menjadi pusat perdagangan yang
penting. Mekkah adalah salah satu pusat kota yang penting dengan aktifitas
perdagangan yang ramai.[1]
Sebelum datang agama islam, mereka telah mempunyai berbagai macam
agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun
datang membawa akhlak, hukum-hukum dan peraturan hidup.
Sejarah bangsa arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal
orang. Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalah yang dimulai dari
kira-kira seratus lima puluh tahun sebelum islam. Adapun yang sebelum itu tidak
dapat diketahui. Yang demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk padang
pasir itu terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang selalu
berperang-perangan.[2]
2.
RUMUSAN MASALAH
1.
Mendeskripsikan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat?
2.
Mengambil ibrah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat untuk masa kini dan
yang akan datang?
3.
Meneladani perjuangan Nabi
Muhammad dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mendeskripsikan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat
bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
Pada malam 17 Ramadhan 40 tahun dari kelahirannya,
bertepatan pada tanggal 6 Agustus 610 M. Pada saat itu Nabi Muhammad bertahanus
(bertapa) di Gua Hira datang malaikat Jibril membawa wahyu yang pertama yaitu
surat Al-Alaq. Dengan
diterimanya wahyu pertama ini secara resmi Nabi Muhammad SAW menjadi seorang
rasul Allah SWT. Untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat manusia
sebagai pembawa risalah yang rahman lil alamin. Pada periode ini Rasulullah SAW
sebagai masa awal dari sebuah peradaban islam. Peradaban islam dibangun dengan
menjadikan agama islam sebagai dasar pembentukannya.
Bangsa
Arab sebelum islam terkenal dengan istilah Arab Jahiliyah, bahwa bangsa Arab
masih dalam keadaan bodoh dan terbelakang dimana pada saat itu masyarakat
menganut agama majusi yang dan beragama Nasrani. Bersamaan dengan itu Allah
mengutus Nabi Muhammad untuk membimbing Akhlak yang baik dan bertauhid untuk
kembali kepada jalan yang benar. Hal pertama yang dilakukan Nabi Muhammad
adalaah memperbaiki akhlak karena adanya kerusakan akhlak yang terjadi karena
suka berjudi, minum-minuman keras dan berfoya-foya. Kedatangan Rasulullah
membuat suasana negeri arab yang gelap gulita menjadi terang benderang, hal itu
disebabkan karena sikap perbuatan luhur dari pribadi Nabi yang lemah lembut,
bijaksana dan merakyat. Rasulullah mendapat sebutan Uswatun Khasanah atau suri
tauladan yang baik. Secara perlahan Rasulullah membangun masyarakat dengan
menanamkan akhlak yang baik dan keimanan kepada Allah. Akhlak mulia akan
membawa manusia selamat dari kehancuran. Akhlak mulia beliau perlihatkan dari
segala kehidupan, mulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat sehingga
beliau menjadi rahmat bagi manusia dan lingkungannya sampai hari kiamat dengan
membawa kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan umat. Setelah turun ayat yang
menyatakan bahwa Muhammad secara terang-terangan segala yang diperintahkan.
Nabi menjalankan dakwahnya dengan secara terang-terangan keseluruh lapisan
masyarakat, baik golongan bangsawan maupun budak serta negeri-negeri lain,
selain itu beliau juga berdakwah kepada orang-orang dating ke Mekkah, maka
dengan jalan ini banyak para penduduk yang memeluk agama islam.
2.2 Mengambil ibrah dari misi Nabi
Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa
kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat untuk masa kini dan yang akan
datang.
Agama
islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah meyempurnakan ajaran agama yang
dibawa Rasulullah yang intinya mengesakan Allah. Pokok ajaran yang disampaikan
Rasulullah adalah keimana sebagai awal dari peyebaran agama islam. Ajaran agama
yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah ajaran tentang ketauhidan untuk menyembah
Tuhan selain Tuhan yaitu Allah dan meninggalkan kemusrikan. Mengajarkan akan
terjadinya hari kiamat dimana semua manusia akan mempertanggung jawabkan
awalnya didunia. Mengajarkan akhlak terpuji dan ibadah sholat agar dapat
meninggalkan peyembahan terhadap berhala. Mengajarkan persamaan derajat sesama
manusia bahwa semua manusia itu sama yang membedakan adalah ketaqwaan kepada
Allah.
Rasulullah
melakukan dakwah di Mekkah dengan penuh kegigihan tanpa mengenal lelah dan
putus asa meskipun banyak kendala maupun rintangan dan penyiksaan dari kaum
Qurais, sehingga dalam diri Rasulullah sangat melekat sifat-sifat terpuji: Siddiq
(benar), amanah (dapat dipercaya), tablik (menyampaikan risalah), dan fatonah
(cerdas). Dengan sifat-sifat Madinah
menjadi kota kumpulan muslimin yang kemudian disegani oleh kota-kota yang lain
disekitarnya.
Dalam
berdakwah, Nabi Muhammad juga menggunakan siasat-siasat tertentu. Pada awal,
beliau mengumpulkan pendukung setia. Cara beliau gunakan masih
sembunyi-sembunyi dan ditujukan kepada orang-orang dekatnya. Tahap selanjutnya
Nabi Muhammad mulai berdakwah secara terbuka. Itu beliau lakukan setelah mendapat
pendukung yang cukup. Pada tahap dakwah terbuka, hambatan makin besar. Oleh
karena itu, beliau memerintahkan sebagian pendukungnya berpindah tempat sambil
tetap melanjutkan misi dakwah.
Akhirnya
Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah setelah warga kota Mekkah mengancam
nyawa beliau. Di tempat yang baru, Nabi Muhammad tetap berdakwah sambil
menyusun kekuatan. Semua tahapan dakwah Nabi Muhammad selalu berdasarkan
petunjuk Allah dengan berpegang teguh pada petunjuk itu, dakwah Nabi Muhammad
mencapai keberhasilan untuk menyiarkan islam keseluruh pelosok dunia guna
membawa keselamatan hidup dunia dan akhirat, dan hal ini sangat bermanfaat bagi
seluruh umat manusia.[3]
2.3 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad dan para sahabat
dalam menghadapi masyarakat
Makkah
Berawal
dari analisa sosial yang cerdas, Nabi SAW akhirnya mampu berdakwah dan
menghadapi segala rintangan dan gangguan yang dilakukan oleh kaum elit Quraisy.
Perjuangan dakwah sebagai proses islamisasi masyarakat inilah yang patut kita
teladani. Hingga zaman ini berakhir, perjuangan dakwah tetap besar peranannya
dalam menegakkan agama islam.
Berikut
adalah gerakan dan strategi perjuangan dakwah yang harus diteladani untuk
kemajuan islam saat ini:
a.
Niat yang kuat
Sekiranya
Rasulullah SAW lebih mencintai karir bisnisnya dibanding dakwahnya, niscaya ia
akan menjadi saudagar sukses di jazirah Arab. Sebab perekonomian yang melimpah
telah ia miliki semenjak nikah dengan Khadijah, wanita kaya yang berkepribadian
kuat dan memiliki sifat-sifat mulia. Tapi bagi Rasulullah SAW perlimpahan harta
perniagaan tidak menjadikannya berbelok dari niat untuk sebuah harapan tentang
kebenaran yang hakiki.
Rasulullah
SAW yang selalu diliputi kegelisahan dan harapan akan kebenaran terus berfikir
agar kebejatan moral masyarakat Arab Mekkah saat itu bisa dirubah menjadi
masyarakat yang beradab dan beriman kepada Allah yang Esa. Bukti kongkrit
kepedulian itu terbuktikan dengan kebiasaan bertahannuts di gua kecil di bukit
Hira yang terletak di luar kota Mekkah. Akhirnya pertolongan Allah dating.
Wahyu pertama turun dan menandai munculnya seorang Nabi penerima wahyu di tanah
Arab.
b.
Berakhlak terpuji
Reputasi
Muhammad SAW di mata masyarakat Mekkah dikenal sebagai orang yang jujur dan
terpuji, ia dikenal dengan sebutan Al-amin.
Di
zaman ini sangat diperlukan orang yang selalu konsisten terhadap apa yang ia
katakana dengan apa yang ia kerjakan. Akan sulit memengaruhi orang lain jika
seorang da’i pada kenyatannya adalah orang yang dibenci masyarakat gara-gara
akhlaknya yang tidak terpuji.
Perjuangan
Nabi Muhammad SAW berhasil gemilang karena teladan yang diberikan beliau sangat
baik. Beliau banyak berbakti dan penuh kasih saying, sangat rendah hati,
jantan, tutur katanya yang lemah lembut, hak setiap orang miskin ditunaikan.
Pandangannya terhadap orang lemah, terhadap piatu, orang yang sengsara dan
miskin adalah pandangan seorang bapak yang penuh kasih dan mesra.
c.
Tabah dan rela berkorban
Pribadi
nabi yang tabah dan rela berkorban membuat gerakan perjuangannya dalam dakwah
tetap bertahan. Padahal banyak peristiwa yang menguji dan membuktikan ketabahan
dan pengorbanannya, yakni:
·
Hakam bin Ash dan Uqbah bin
Muhith selalu meletakkan kotoran-kotoran ke punggung Nabi dan ke dalam makanan
Nabi ketika beliau sholat.
·
Istri Abu Lahab sering meletakkan
duri-duri di depan pintu rumah Nabi supaya beliau kesakitan terkena duri ketika
hendak ke luar untuk sholat.
·
Kaum Quraisy pernah mencekik
leher Nabi waktu beliau sholat, nyaris saja Nabi meninggal jika tidak ditolong Abu
Bakar saat itu.
·
Nabi pernah dipukul hingga parah
ketika beliau menyampaiakn ajaran islam di masjid
·
Nabi dicaci maki dan dilempari
batu oleh para pemuda Thaif ketika berdakwah didaerah tersebut.
Kurun
waktu yang telah dilalui dalam hidup Muhammah SAW adalah kurun waktu yang
paling dahsyat yang pernah ada dalam sejarah umat manusia. Baik Muhammad
ataupun mereka yang menjadi pengikutnya bukanlah orang yang menuntut harta
kekayaan, kedudukan atau kekuasaan, melainkan orang yang menuntut kebenaran
serta keyakinan akan kebenaran itu. Demi tujuan yang agung itulah mereka
mengalami peyiksaan.
Ketabahan
yang ditopang oleh pribadi Muhammad yang bersifat lemah lembut, akhlaknya yang
indah serta kejujurannya yang cukup dikenal., berkemauan keras dan berpendirian
teguh. Selain itu, dari segi keturunan ia menempati puncak yang tinggi. Harta
sudah cukup seperti apa yang dokehendakinya. Ia juga dari keturunan Hasyim yang
menjadi juru kunci ka’bah dan urusan air di Mekkah.
d.
Menyampaikan kebenaran
Ajaran
yang disampaikan Nabi beserta para sahabatnya tiada lain adalah kebenarab wahyu
yang datang dari Allah SWT. Kebenaran itu diawali dengan perubahan keyakinan
dari mempertahankan berhala menjadi penghambatan terhadap Allah Tuhan yang esa,
merambah menuju segala kebaikan dunia akhirat.
Ketika
Nabi menyeru Bani Abdul Muthalib sesudah mereka berkumpul, beliau menjelaskan
dengan sebuah pernyataan : “menurut saya belum pernah ada seorang pemuda yang
membawa sesuatu untuk kaumnya yang lebih utama dari apa yang saya bawa untuk
kalian. Saya bawakan untuk kalian segala kebaikan dunia akhirat”.
Cara
penyampaian kebenaran dalam perjuangan dakwah Muhammad SAW mempunyai persamaan
yang besar dengan metode ilmiah modern. Inilah yang patut kita teladani, yang
pada akhirnya membuahkan hasil yang gemilang menjadikan manusia berperadaban
maju bersama agama islam.
e.
Cerdas
Kecerdasan
Nabi tidak diragukan lagi. Bahkan sifat wajib yang melekat pada diri beliau
adalah fathanah, yang berarti cerdas. Kecerdasan beliau bukan hanya
IQnya saja (beliau sanggup menghafal seluruh ayat Al-Qur’an dengan kandungan
hukum yang terdapat didalamnya), tapi juga EI nya. Kecerdasan hati dan
emosinya. Beliau selalu berkata sesuai kadar kemampuan akal orang yang diajak
bicara, dan selalu mencari solusi dalam perjuangan dakwahnya menghadapi
masyarakat Makkah saat itu.
Kehidupan
Rasulullah sangat syarat dengan kecerdasan dalam mengendalikan emosi diri serta
memahami perasaan orang lain. Hal ini menjadikan berbagai keputusan yang beliau
ambil menjadi begitu menggugah hati banyak orang. Kecerdasan luar biasa ini
yang bisa kita jadikan rujukan.
Sekalipun
dalam lingkungan masyarakat yang semacam itu Muhammad SAW lahir dan dibesarkan,
tingkah laku beliau jauh berbeda dengan kebanyakan pemuda dan penduduk kota
Mekkah umumnya. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa dan kemudian diangkat
menjadi rasul, beliau terkenal sebagai orang jujur, berbudi luhur dan
berkepribadian tinggi. Tidak ada satupun perbuatan tercela yang dapat
dituduhkan kepadanya, karena selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan, maka
beliau dijuluki al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya. Tidaklah sia-sia
Abdul Muthalib memberi nama Muhammad bagi cucunya itu.[4]
BAB III
KESIMPULAN
a.
Kesimpulan
1.
Nabi SAW dan para sahabat berjuang di Mekkah karena masyarakatnya
tidak bisa membedakan agama dan kekuasaan.
2.
Misi perjuangan Nabi adalah tauhid yaitu mengajak manusia menyembah
Allah SWT.
3.
Perjuangan Nabi SAW dan para sahabat dibuktikan dengan tegar
mengalami penderitaan demi islam.
4.
Cara meneladani perjuangan Nabi SAW adalah dengan berani
menunjukkan perilaku pejuang yang islami, yaitu memiliki niat yang kuat,
berakhlak mulia, tabah dan rela berkorban, selalu mnyampaikan kebenaran, dan
islam.
b.
Saran
Dengan makalah ini,
kami buat yang mestinya tidak jauh dari kekurangan dan kesalahan, sehingga
saran maupun kritikan sangat kami harapkan. Dan perlu di tinjau atau di kaji
ulang untuk mencapai kesempurnaan, dalam dunia ini tidak ada suatu hal yang
sempurna begitu juga dengan makalah ini, karena kesempurnaan itu milik Allah
SWT. Akan tetapi harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pemakalah dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ashgar
Ali Engineer. Asal-usul dan Perkembangan Islam. 1999. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
A. Syalabi, sejarah dan kebudayaan islam 1. 2003. Jakarta:
Pustaka al Husna Baru.
W. Montgomery. Kejayaan Islam. 1990. Jogyakarta: Tiara
Wacana.
Bisri
Affandi dkk. Sejarah dan Kebudayaan Islam. 1993. Surabaya: CV Anika
bahagia offset.
[1] Ashgar Ali Engineer, Asal-usul dan Perkembangan Islam, (
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), hlm. 59
[2] A.
Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, (Jakarta:pustaka al husna baru,
2003) hlm. 27
[4]
Bisri Affandi dkk, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Surabaya: CV Anika
bahagia offset , 1993). Hlm. 49
0 komentar:
Post a Comment