BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut,
salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah
adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah pada mata
pelajaran Al-Qur’an-Hadis, menekankan pada kemampuan
baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual,
serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Islam mendasarkan ajarannya pada Al-Qur'an dan
hadits. Al-Qur'an menjadi sumber utama hukum islam, sedangkan hadits menjadi
sumber hukum kedua. Bagi umat islam, Al-Qur'an adalah kitab suci yang diyakini
sebagai hudan lil al-nas dan rahmatan lil 'alamin. Al-Qur'an juga
menjadi manhajul hayat (kurikulum kehidupan) bagi manusia dalam
menjalani kehidupan didunia. Adapun hadits merupakan penjelas atau bayan
terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang sifatnya global. Tanpa pemahaman hadits
secara komprehensif, umat islam tidak akan bisa memahami Al-Qur'an secara benar
A. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Al-Quran Hadis pada Madarasah Aliyah
b.
Apa tujuan diadakan mata pelajaran Quran Hadis di
Madrasah Aliyah
c.
Apa ruang lingkup mata pelajaran Quran Hadis di
Madrasah Aliyah
B. Tujuan
Dalam menyusun makalah ini tentunya ada tujuan yang dicapai untuk
sebuah keberhasilan. Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Dapat menjelaskan
tentang Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah
b.
Dapat menjelaskan Tujuan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah
c.
Dapat menjelaskan Ruang
Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan tidak
hanya bagi penyusun makalah saja namun juga bagi pembaca.
a.
Manfaat bagi pembaca: diharapkan para pembaca mendapatkan
pengetahuan tentang pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah
kelas X.
b.
Manfaat bagi
penulis: diharapkan agar lebih memahami materi dan dapat mengembangkan
kemampuan dalam pembahasannya.
1. Sistematik
Makalah
a.
Bagian Awal
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
1.5 Sistematik Makalah
b.
Bagian Inti
BAB II LANDASAN
TEORI
1.1
Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah
Aliyah kelas X.
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits pada Madrasah Aliyah
3.2
Tujuan Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah
3.3
Ruang Lingkup Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah
c.
Bagian Akhir
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Standar Kompetensi
1.
Memahami ayat-ayat Al-Quran manusia dan tugasnya
sebagai kholifah dibumi
Kompetensi Dasar
5.1 mengartikan Q.S
al-Mu’minun: 12-14, an-Nahl: 78, al-Baqarah: 30, an az-Zariyat: 56
·
surah al-mu’minun ayat 12-14
Lafal ayat
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (١٢)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ
نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (١٣)ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا
الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا
ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
(١٤)
Artinya:
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dari sari pati (berasal ) dari tanah. kemudian kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian,
air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. kemudian, Kami jadika dia makhluk yang
(berbentuk) lain.Maka maha
sucilah Allah, pencipta yang paling
baik. (Q.S. al Mu’minun/23:12-14 )[1]
·
Surah an-Nahl ayat 78
Lafal ayat
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٨)
Artinya:
Dan Allah
mengeluarkan kalian dari
perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia member kalian pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, agar kalian bersyukur,.
(Q.S. an- Nahl/16:78)[2]
·
Surah al-Baqarah ayat 30
Lafal
ayat
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٠)
Artinya:
“ ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat,”sesngguhnya aku hendak menjadikan khalifah dibumi.” mereka
berkata, “ mengapa engkau hendak menjadikan seorang (kholifah)
dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan menyucikan engkau?”
Tuhan berfirman, “sesungguhnya, Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.”(Q.S.al Baqarah/2:30)[3]
·
Surah az-Zariyat ayat 56
Lafal Ayat
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
Artinya:
Dan Aku
tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S.az-zariyat/51:56)
[4]
5.2 Menjelaskan kandungan
Q.S al-Mu’minun:
12-14, an-Nahl: 78, al-Baqarah: 30, az-Zariyat: 56
1.
Q.S al-Mu’min:12-14
Ayat 12, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan
dari sari pati tanah. Hanya saja diini terjadi perbedaan pendapat dari para
ulama tentang siapa yang dimaksud dengan al insan. Mayoritas ulama’ menyatakan
bahwa yang dimaksud al insane adalah nabi Adam a.s.pendapat ini mendasarkan
argumennya pada ayat selanjutnya yang menyatakan bahwa kami menjadikannya
(Adam) nutfah. Sudah mafhum (dipahami) bahwa anak keturunan Adam tercipta dari
nutfah. berbeda dengan mayoritas ulama’ tersebut, sebagian ulama’ menyatakan
bahwa sari pati tanah merupakan tanah yang menjadi bahan penciptaan Adam a.s.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan al insane tidaklah mungkin Adam a.s.
tetapi jenis manusia.[5]
2.
Surah an-Nahl:78
Dapat ditarik benang merah bahwa ayat ini berkait
erat dengan kekuasaan-Nya untuk menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang
telah meninggal pada hari kiamat nanti. logika sederhananya, jika Allah mampu
mengeluarkan manusia, yang sebelumnya tidak ada, dari perut ibunya, pastilah
Dia mampu mengeluarkan manusia yang sudah meninggal dari perut bumi. Selain
itu, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa pada saat kita dilahirkan dari perut
ibu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. bersamaan dengan itu, Allah
menganugerahkan pendengaran, penglihatan dan hati sebagai bekal bagi kita untuk
meraih pengetahuan. Dengan anugerah tersebut, seharusnya membuat kita menjadi
bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan
penganugerahan Allah kepada kita.[6]
3.
Surah al-Baqarah Ayat 30
Ayat ini memberikan perinatan kepada manusia akan
awal perencanaan atas penciptaannya oleh Allah yang pernah disampaikan-Nya
kepada malaikat. Dialog spiritual yang terjadi antara Allah dan malaikat oleh
ulama’ salaf diterima begitu saja tanpa bertanya bagaimana peristiwa itu
terjadi. Namun hal ini bukan berarti kita tidak boleh membahas apa yang
terkandung dalam dialog itu untuk kita bisa ambil pelajarannya.[7]
4.
Surah az-Zariyat Ayat 56
Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa jin dan
manusia diciptakan supaya menyebah da beribadah kepadaNya. Ibadah berarti
menghambakan diri, tunduk, dan patuh kepada Allah swt. Lebih dari itu, ibadah
mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu seluruh ketaatan dan kesetiaan
terhadap jukum Allah, baik ketaatan lahir maupun batin.[8]
5.3 Menerapkan perilaku
sebagai kolifah dibumi sepeti terkandung dalam Q.S
al-Mu’minun: 12-14, an-Nahl: 78,
al-Baqarah: 30, az-Zariyat: 56
Q.S al-Mu’minun: 12-14 yaitu dengan menghayati dan
memahami jati dirinya sendiri dalam menempatkan dirinya di tengah-tengah
ciptaan yang lain sebagai kholifah.[9]
An-Nahl: 78: yaitu Allah
dengan menganugerahkan pendengaran, penglihatan, dan hati sebagai bekal bagi
kita untuk meraih pengetahuan. Dengan anugerah tersebut, seharusnya membat kita
menjadi bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebt sesuai dengan tujuan
penganugerahan Allah kepada kita. [10]
Al-Baqarah: 30: yaitu kekhalifahan mengharuskan makhluk
yang diserahi tugas itu melaksanakan tugasnya sesuai dengan petuntuk Allah yang
memberinya tugas dan wewenang. Kebijaksanaanyang tidak sesuai dengan
kehendaknya adalah pelanggaran terhadap makna dan tugas khalifahan.[11]
Az-zariyat:
56: yaitu yang merupakan tugas utama
manusia adalah lebih luas dan komprehensif daripada pelaksanaan simbol-simbol. Jelaslah
bahwa kekhalifahan itu masuk dalam konsep ibadah. Dengan demikian, hakikat
ibadah tercermin dalam masalah pokok berikut.
Pertama, mengkokoh konsep penghambaan
kepada Allah di dalam diri. Kedua,
menghadapkan diri kepada Allah dengan seluruh gerak hati gerak anggota badan,
dan gerak kehidupan. Melalui kedua hal itu, semuanya merupakan perwujudan tugas
utama.[12]
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Tujuan Mata Pelajaran Quran Hadis pada Madrasah
Aliyah
Mata pelajaran Quran Hadis di Madrasah Aliyah
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
·
Menumbuhkan
pengembangan Quran Hadis melalui pemberian, pengembangan, pengetahuan,
penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaanya kepada Allah SWT
·
Mewujudkan
manusia untuk menjadi yang taat beragama dan beraklak mulia.
2.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Quran Hadis pada
Madrasah Aliyah
Ruang lingkup Quran Hadis di Madrasah meliputi
ketentuan pengaturan hukum islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, daan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia
dengan sesame manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Quran Hadis di
Madrasah Aliyah meliputi:
·
Memahami ayat-ayat Al-Quran
tentang manusia dan tugasnya sebgai kholifah dibumi
·
Menerapkan perilaku sebagai
kholifah di bumi
3. Telaah Materi Quran Hadis Kelas X
a.
Aspek Materi
Dari landasan teori tentang
SK-KD mata pelajaran Quran Hadis Madrasah Aliyah Kelas X semerter 1, yang telah kami bahas diatas,
kami dapat mengaksis diantaranya
mengenai aspek materi.
b.
Aspek Metode Pembelajaran
Mengusai metode dan bahan
pembelajaran adalah mutlak diperlukan, karena hal tersebut adalah hal
terpenting dalam pengajaran dan pembelajaran. Dengan cara yang paling efektif
metode pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
BAB
IV
PENUTUP
v
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan materi mata pelajaran
Qur’an Hadis sudah sesuai dengan SK dan KD. Yang terpenting dalam pembelajaran
Al Qur’an Hadis, peran seorang guru sangat penting untuk menunjang keberhasilan
siswa dalam menguasai materi yang ada. Serta dapat mengamalkan ketentuan hukum
Islam dengan benar dan baik untuk dijadikan pedoman hidup dan menjadi pribadi
yang mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.
v
Saran
Demikianlah
makalah yang telah penulis sampaikan, semoga bermanfaat bagi semuapembaca.
Penulis menyadari bahwa ini jauh dari sempurna. oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar penulis dapat menghasilkan karya yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Maraghi, Mustafa. Tafsir al-maragi. Semarang:
CV. Toha Putra Semarang
Ø QUTHB, Sayyid. 2004. Tafsir
fi Zhilalil-Quran dibawah naungan Al-quran jilid 11. Jakarta: Gema Insani
Ø Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Quran. Jakarta:
Lentera Hati.
[3] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah
TafsirAl-Maraghi jilid 1, Semarang: Toha Putra, hlm: 130
[4] Sayyid qutbh, 2004, Tafsir fi Zhilalil-Quran
dibawah naungan Al-quran jilid 11, jakarta: gema insani, hlm: 31-33
[8] Sayyid qutbh, 2004,
Tafsir fi Zhilalil-Quran dibawah naungan Al-quran jilid 11, jakarta: gema
insani, hlm: 49
9 Sayyid qutbh, 2004, Tafsir fi Zhilalil-Quran
dibawah naungan Al-quran jilid 8, jakarta: gema insani, hlm: 66
[12] Sayyid qutbh, 2004,
Tafsir fi Zhilalil-Quran dibawah naungan Al-quran jilid 11, jakarta: gema
insani, hlm: 49
1 komentar:
Terimakasih materi pembelajarannya
Post a Comment